"Kami menyampaikan bahwa menurut kami itu adalah murni kesalahpahaman antara keluarga dan pihak rumah sakit. Seharusnya memang tidak terjadi, kami turun prihatin," kata dia.
M mengatakan, kasus itu sudah berakhir secara damai dan tidak lagi mempersoalkannya karena apa yang kami kuatirkan sudah terjawab yakni hasilnya ternyata negatif.
"Seharusnya memang tidak terjadi, kami turun prihatin. Oleh karena itu, kami berusaha dan sepakat tadi untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan dan saling memaafkan," ujarnya.
Keluarga Dilema
M, Salah satu anggota keluarga jenazah H mengatakan, adanya tindakan ingin melakukan pengambilan paksa jenazah oleh pihak keluarganya karena dilatarbelakangi rasa panik keluarga dan orang terdekat serta kerabat dan warga setempat.
Dengan begitu  kami atas nama pihak keluarga jenazah meminta maaf atas insiden tersebut.
"Insiden Senin kemarin yang benar-benar tidak kami kehendaki dan di luar dari kendali keluarga inti, memang berdasarkan rasa panik yang memang yang sudah tidak bisa dibendung. Di samping kesedihan warga. Kami meminta maaf sebesar-besarnya," ungkap  A di RS Wahidin Sudiro Husodo, Senin (12/10/2020) malam.
Saat berada di rumah sakit, tepatnya pukul 14.00 WITA setelah dioperasi dilakukan, kami pihak keluarga menunggu dan tim dokter keluar menemui kami dan mengatakan bahwa pasien dinyatakan sebagai positif Covid-19 dengan menyuruh menanda tangani selebaran ke pihak keluarga  tanpa alasan yang jelas padahal hasil pemeriksaan test swab belum resmi keluar.
H sebelumnya adalah korban kecelakaan lalu lintas dengan luka dibagian kepala yang sangat serius sehingga terjadi memar dan pihak rumah sakit memvonis bahwa pasien H positif covid-19.
Namun, H mengembuskan napas terakhir di RS Wahidin. Pihak keluarga dan orang terdekat tak mengetahui penyebab H meninggal dan bagaimana status H bisa dikaitkan Covid-19.
Anehnya H meninggal sebelum hasil pemeriksaan swab PCR keluar.