"Kejadian yang terus berulang mengindikasikan upaya preventif oleh pihak kepolisian tidak berjalan optimal."
Tawuran Kelonpok antarpemuda di Perumahan Pondok Asri I dan BTN Pepabri, Kelurahan Bakung Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, kembali terjadi, Â Minggu (07/06/2020) kemarin dinihari.
Meski tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Hanya, 1 orang terluka terkena busur dalam perang antarkelompok di wilayah tersebut sangat meresahkan warga setempat.
Kemudian kembali terjadi penyerangan di wilayah yang sama oleh kelompok pemuda yang tak dikenal di Perumahan Pondok Asri I Blok H2, Blok A4 dan Blok C1 RT 01 RW 06 Kelurahan Bakung Kecamatan,Biringkanaya, Kota Makassar, Senin (08/06/2020) Jam 03.15 Dinihari.
Akibat dari aksi tersebut mengakibatkan beberapa rumah warga mengalami pecah kaca dan satu kendaraan roda empat mengalami kaca pecah serta beberapa pot bunga depan ruma yang berhamburan.
Pihak Kepolisian dan pemerintah setempat dinilai melakukan pembiaran ataa kejadian tersebut karena kasus tawuran terus berulang dan melibatkan pihak yang sama.
"Kejadian tawuran yang terus berulang mengindikasikan upaya tindakan preventif oleh kepolisian tidak berjalan secara optimal," kata Ketua Persatuan Pewarta Warga Indonesia Sulawesi Selatan (DPD PPWI Sulsel) Imansyah Rukka. Menurutnya, Korps Bhayangkara seharusnya memiliki pemetaan rawan konflik kejahatan, termasuk perang tawuran antar kelompok yang terus terjadi.
Dengan begitu, antisipasi dan deteksi dini terhadap setiap potensi terjadinya konflik gangguan keamanan dan ketertiban bisa dieliminasi. "(Tawuran yang berulang kali) berarti fungsi pencegahan atau preventif pihak keamanan belum efektif," kata Imansyah.
Imansyah menjelaskan, persoalan sosial di Kota Makassar cukup kompleks apalagi masyarakat saat ini tengah menghadapi pandemi Covid-19. Sejalan hal itu, upaya pencegahan sebagai bentuk antisipasi harus diutamakan. Kepolisian harus menggandeng pemerintah dan unsur terkait agar konflik bisa dituntaskan dan tidak makin melebar. Peran serta tokoh masyarakat ditingkat bawah pun harus dilibatkan demi penyelesaian konflik yang ada di wilayah mereka.
Imansyah menambahkan, Kepolisian dan Pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan acap kali tidak sampai ke sumber akar persoalan sehingga konflik tawuran terus berulang. "Konflik tawuran belum diselesaikan ke akar permasalahan sehingga ada kesan pembiaran atas kasus ini," kata dia.
Kepolisian dan Pemerintah tidak punya alasan untuk tidak bertindak karena memiliki struktur lengkap berupa sumber daya manusia, mulai perkotaan hingga desa atau kelurahan. Penuntasan konflik berulang seharusnya dilakukan melalui pendekatan sosial. "Kalau pendekatan keamanan tidak akan menyelesaikan persoalan," ujar Imansyah.
Kapolsek Biringkanaya Kota Makassar Kompol Wayan Wayracana Aryawan SIK, saat dikonfirmasi melalui WA nya mengatakan,
Pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan pihak Permerintah Kecamatan terkait kejadian tawuran yang terjadi di Wilayah Biringkanaya.
"Kami sudah komunikasi dengan Pak Lurah dan rencana akan mengadakan pertemuan terkait hal tersebut", tutur Kapolsek.
Kembali Imansyah Rukka menambahkan, peran aktif masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah masing-masing sangat diharapkan. Tidak jarang tawuran terjadi karena dipicu persoalan sepele. Padahal setiap problem pasti ada jalan keluarnya. "Warga jangan mudah terprovokasi hasutan oknum yang ingin membuat keributan," katanya.
Situasi terakhir di lokasi bentrok berangsur kondusif. Kepolisian dan Babinsa setempat akan melakukan penyelidiikan apa yang menjadi pemicu terjadinya tawuran perang kelompok yang menyebabkan rumah warga menjadi sasaran pelemparan," Pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H