Pasar Modern Lebih Mahal
Hasil pantauan Kompasianer di pasar modern seperti pasar modern Carrefour jika dibandingkan dengan harga daging sapi di pasar tradisional yang ada di Kota Makassar, ternyata harganya jauh lebih mahal. Contohnya, harga daging sapi jenis top side (paha belakang-round ) di Carrefour Mall Panakukang Makassar, dijual dengan harga Rp 152.900 per Kg, dan yang terpajang dijual adalah 0,346 Kg atas 346 gram daging top side. Harga yang terbilang mahal untuk masyarakat umum.
Sedangkan untuk daging semur atau shank-shin-sengkel, dibanderol dengan harga 129.900 per Kg. Untuk per 0,344 Kg atau 344 gram dibandrol dengan harga Rp 44.686. Untuk daging jenis silver side ros atau gandik dibandrol dengan harga Rp 184.500 per Kg dan untuk 0,412 Kg atau 412 gram jatuh di harga Rp 76.014. daging ini termasuk secondary cut type, yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat untuk membuat rendang, semur, dendeng dan daging sapi.
Klasifikasi Kelas Daging Sapi
Melihat silang sengkarut soal harga daging sapi yang terjadi saat ini. Kompasianer yang juga lulusan Sarjana Peternakan Unpad mencoba mengulas data dan fakta di lapangan dilengkapi dengan literarur yang ada serta berdiskusi dengan narasumber yang berpengalaman soal sapi, beliau adalah Ir. Jundawi salah seorang mantan Direktur Operasional PT Berdikari, dulu perusahaan ini bernama PT Berdikari United Livestock (Buli) di Kab. Sidenreng Rappang, Sulsel adalah salah satu Perusahaan milik BUMN yang bergerak dalam bidang trading, pembibitan dan penggemukan sapi yang terbilang terbesar di Indonesia.
Karkas daging sapi itu terdiri dari beberapa bagian- bagian yang telah diklasifikasikan menurut penggolongan yakni kelas I, II dan kelas III. Yang pertama, daging sapi kelas satu, diklasifikasikan daging primary cut. Di antara daging sapi. Inilah daging yang terbilang paling mahal, seperti sirloin dan ternderloin, harganya Rp 120.000-Rp 150.000 per kilogram.
Kemudian Daging sapi Kelas dua disebut Secondary cut Type A-B. Daging inilah yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat kita khsususnya incaran ibu-ibu rumah tangga, meski tekstur dagingnya tidak selunak kelas Primary cut, namun daya beli masyarakat terjangkau di kelas ini karena harga yang relatif murah di kisaran 85–100 ribu per Kg.
Yang bisa terpetik dari reportase ini adalah mahalnya harga daging jelang lebaran fakta dilapangan menunjukkan pergerakan tataniaga daging sapi  (supply chain) memang sangat panjang. Mulai tingkat hulu yakni peternak (sapi lokal-daging impor) hingga ke tingkat hilir yakni konsumen merasakan dampak kenaikan harga yang sangat tinggi. Perlunya pemerintah atau stake holder terus menerus memberikan edukasi kepada masyarakat soal kelas-kelas daging sapi dan harganya agar mereka tidak keliru dan tetap mendapatkan daging yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH).
Kementerian Perdagangan termasuk Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN bersatu padu bersinergi melakukan monitoring, evaluasi, dan penelitian panjangnya mata rantai daging sapi yang berakibat tingginya harga daging sapi. Meski begitu, masyarakat kita terbilang sangat konsumtif daging sapi baik dalam momen hari raya besar agama ataupun hajatan sekalgus pemenuhan gizi masrakat sebagai sumber protein hewani yang sangat dibutuhkan untuk mencerdaskan bangsa.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H