Setiap menjelang Lebaran Idul Fitri ataupun hari raya besar agama lainnya, harga jual daging sapi di tingkat pedagang melambung tinggi. Berikut dari pelacakan Kompasianer di beberapa pasar tradisional (wet market) yang ada di Kota Makassar baru-baru ini, para pedagang daging sapi menjualnya di kisaran Rp 85-120 ribu per kilogram. Juga sebagai perbandingan pantauan harga daging sapi yang ada di Pasar Modern Carrefour (modern market) berada dikisaran Rp. 119 - 185 ribu per kg. Disparitas harga yang sangat tinggi antara pasar tradisional dan pasar modern. Bagaimana sebenarnya tata niaga daging sapi dari rumah potong hewan (RPH) ke hingga ke pedagang sampai di jual ke pasaran hingga ke konsumen akhir ? Kompasianer mencoba menjajaki penyebab harga daging sapi tersebut sehingga bisa menjadi mahal.
Tingginya daya beli masyarakat akan daging sapi jelang Lebaran menjadi salah satu penyebab naiknya harga jual daging di pasaran. Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (DP2K) Kota Makassar, Rahman Bando mengatakan, "Tidak ada alasan para pedagang menaikkan harga daging sapi jelang lebaran karena di RPH itu ada sekitar 3.000 ekor sapi yang siap untuk disembelih, jadi tidak perlu khawatir," ujar Kadis Kelautan Perikanan, Pertanian dan Peternakan (DKP3) Kota Makassar Abdul Rahman Bando di Makassar, saat dihubungi melalui telepon selulernya. Selasa (28/06/2016)
Namun pernyataan itu seharusnya bisa disambut baik para stakeholder pengusaha daging sapi mulai dari peternak sapi,industri, pedagang pengumpul, pejagal, penjual daging sapi, pengecer hingga konsumen yang ada di Kota Makassar.
Sementara itu, seorang pedagang daging sapi yang berada di Pasar Pa’baeng-baeng H. Usman Daeng Nai (55) ditemui langsung oleh Kompasianer beberapa waktu lalu mengatakan bahwa harga daging sapi di pasar cenderung berbeda-beda tergantung kelas dan bagian-bagiannya. Ia mencontohkan, harga daging sapi has dalam (tenderloin) dan has luar (sirloin) dijualnya sekitar 120 ribu per Kg, kalau langganan bisa 110 ribu rupiah, banyak pengusaha catering adalah langganan saya,” ujar Haji Nai begitu pangilan akrabnya di kawasan pasar.
Haji Nai melanjutkan, untuk daging has dalam biasanya hanya 2 Kg dalam seekor sapi, sedangkan has luar 7 Kg setiap ekor sapi. Di sinilah keuntungan pedagang. Selain daging has, masih ada lagi harga daging yang lebih murah istilahnya secondary cut, atau daging tipis dan para pejagal sapi dan pedagang istilahkan patompo, saya jual di harga 90-100 ribu per Kg, kalau langganan saya biasa kasih 95 ribu per Kg, inilah daging yang paling banyak diminati oleh Ibu-ibu karena harga yang sedikit murah dan biasanya mereka masak buat rendang, semur dan dendeng,” imbuh Haji Nai yang sudah jualan daging selama 25 tahun.
Ditempat terpisah, Halim Dassir (42) pedagang daging sapi yang ditemui di Pasar Sentral Makassar. Ia hanyalah salah satu pedagang kecil mengambil daging ke pedagang besar untuk dijual kembali. “Ya saya mengecer biar ada untung sedikit, saya bisa menjual di atas harga yang ada di pasaran, misalnya harga di pasaran 120 ribu untuk daging has dalam, karena saya sudah punya langganan di RPH, biasa saya dikasih harga 100 ribu lebih murah 20 ribu rupiah, jadi selisih itulah keuntungan saya."
Kurnia yang bekerja menghabiskan waktunya selama 4 tahun lebih soal urusan sapi mengungkapkan, harga jual daging sapi beserta tulang dan konronya di Rumah Potong Hewan (RPH) dilepas Rp 75 ribu per kilogram. Jika saat ini harga pasar di Kota Makassar dan sekitarnya 95-120 ribu, maka ada kenaikan Rp 30 ribuan dari RPH. “Rata-rata pedagang tidak bisa membeli sedikit. Mereka harus beli minimal satu ekor sapi lalu dipotong. Karena kami dulu di (RPH) hanya menyediakan alat dan tempat pemotongan. Sementera pengusaha memotong sapi di RPH,” jelasnya.
Nah, situasi seperti itulah yang membuat para pedagang kecil tidak dapat membeli sapi langsung dari RPH dan tentunya dikuasai oleh para pemodal yakni pengusaha. Seperti pengalaman setiap menyambut Lebaran, permintaan daging sapi di Kota Makassar mencapai 35 ton per hari atau sekitar 60 ekor sapi per harinya. "Dalam kondisi normal, biasanya kebutuhan daging sapi hanya rata-rata 15 ton, sementara saat ini dapat mencapai 35 ton daging sapi," kata Kurnia.