Mohon tunggu...
Imansyah Rukka
Imansyah Rukka Mohon Tunggu... Jurnalis - Kemuliaan Hidup bukan hanya sekedar rutinitas namun bagaimana bisa mermanfaat bagi umat manusia dan alam semesta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ketua Persatuan Pewarta Warga Indonesia - PPWI Sulawesi Selatan -- Jurnalis Koran Sergap, (sergapreborn.id), Jendela Indo News (Jendelaindo.com).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berpuasa, Ingin Lebih MengenalMu Ya Allah

7 Juni 2016   17:09 Diperbarui: 7 Juni 2016   20:24 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibadah ramadan telah dimulai, bulan yang penuh baraokah dan rahmat ini menuntunku untuk selalu ingin menemukan jalan untuk lebih mengenalmu. Banyak hal yang aku harus paham sekaligus merasakan bahwa makna atau hakikat ibadah puasa adalah bukan hanya menahan haus dan lapar, lebih dari itu adalah menahan segala hawa nafsu yang bisa menjeratku dalam mengenalmu.

Makanan yang kumakan dan air yang kuminum adalah tak cukup hanya untuk mengejawantahkan bahwa itulah esensi dari puasa, ternyata tidak sampai disitu. Itu hanyalah ukuran jasmaniah semata dan belum masuk ke tataran rohaniah atau lebih dalam lagi batiniah. Seperti itulah yang kupahami dari salah seorang sufi yang pernah kudengar petuahnya.

Bahkan dalam setiap doa aku selalu  bermunajat kepada Tuhan; Ya Allah semoga dengan aku menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh, aku akan merasakan getaran batin yang amat dalam dariMu. Ada gerak budi yang luhur dalam diriku ketika kujalankan puasa ini dengan benar dan bisa menghalau berbagai godaan. Karena kuyakin puasa yang kujalankan itu memberikan rasa keimanan dari kesadaranku yang tertinggi untuk masuk ke dalam singgasanaMu.

Terlebih lagi ketika usai sholat lima waktu dan kulanjutkan dengan zikir yang tiada putus dengan terus menyebut namamu dalam rasaku yang juga adalah roh-ku, subahanallah kulakukan itu disaat pekatnya malam tiba hingga aku betul-betul merasakan bahwa ketika menyatu dalam zikir-ku terasa bahwa rasa itulah yang tertinggi di alam semesta ini. Lebih menakjubkan lagi ketika dilakukan dibulan yang penuh rahmat ini—tak lain adalah mengenal dirimu secara utuh melalui diriku yang tiada apa-apanya ini.

Aku sangat merindukanMu dalam zikirku, ingin selalu kurengkuh diriMu Ya Allah. Engkau maha tahu segalanya Ya Allah ---jadikanlah dan bawalah serta tuntunlah hambamu ini Ya Allah di jalanMu—Jalan yang engkau selalu ridhai—Rahmati, agar aku selalu berada dalam rahmatan lil alamin”.

Tulisan seusai zikir di malam Ramadhan 06 Juni 2016 –jam 22 : 36 wita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun