Sejak subuh tadi Daeng Naba (63) berangkat menuju lahan sawah yang ia sewa dari majikannya. Tak seperti biasanya Daeng Naba terlihat tergesa-gesa seperti itu.Bisa dimaklumi karena menurut kabar dari majikannya lahan sawah yang selama ini disewa oleh Daeng Naba untuk bercocok tanam harus dihentikan segera karena sebentar lagi lahan tersebut akan dialih fungsikan menjadi kawasan pemukiman internasional. Sedihnya lagi, lahan yang ia sewa seluas 0.5 hektar tersebut, Daeng Naba telah menanaminya padi sejak awal musim tanam dan dalam hitungan hari Daeng Naba akan segera menuai hasil panennya, namun cepat atau lambat lahan tersebut harus dibersihkan dari pertanaman padi dan selanjutnya lahan tersebut akan dibebaskan untuk pembangunan kawasan real estate. Melihat persoalan yang dialami Daeng Naba semakin menambah panjang deretan penyelesaian isu kepemilikan lahan bagi petani di negeri ini. Kisah potret kehidupan kehidupan petani gurem yang mendera Daeng Naba sangat jelas memberikan gambaran bahwa negara belum memberikan keberpihakannya yang serius kepada petani, khususnya reformasi agraria yang telah lama dijanjikan kepada petani. Yang jelas, petani gurem seperti Daeng Naba tetap menunggu kepastian yang nyata bagaimana kedaulatan petani atas lahan agar ia bisa kembali bertani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H