Mohon tunggu...
SERIKAT PERS
SERIKAT PERS Mohon Tunggu... Jurnalis - Media Publik Serikat Pers Republik Indonesia (SPRI) Sulawesi Selatan

Media Umum SPRI Sulsel

Selanjutnya

Tutup

Makassar Pilihan

Ulasan - Masalah dan Solusi Banjir Kota Makassar

28 Desember 2022   10:04 Diperbarui: 28 Desember 2022   10:07 1350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

> Banjir di Kota Makassar hakikatnya bukan persoalan baru.

Pasalnya kawasan pemukiman  perkampungan sejak puluhan bahkan  ratusan tahun silam memang sudah berada di tepian sungai sungai besar maupun anak sungai  yang ada di Kota. Makassar.

Sebut saja Sungai Je'neberang--sungai yang memiliki panjang di 75-80 Km- yang membelah sebagian Kota Makassar, bu Kota Provinsi Sulsel dengan Kecamatan Tamalate

Juga ada Sungai Tallo adalah sungai yang membelah kota Makassar. Sungai ini bermuara di Selat Makassar Dan sungai ini melewati 3 kabupaten/kota, Kota Makassar, Kabupaten Gowa Dan Kabupaten Maros. Sungai ini memiliki panjang 10 km.

Sungai Moncongloe -  sebuah sungai yang terletak di wilayah Kabupaten Maros dan Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Sungai Moncongloe merupakan sub DAS Tallo yang memiliki luas 40,05 km dan terletak di Kawasan Strategis Mamminasata serta sebagai batas wilayah Kota Makassar dan Kabupaten Maros.

Juga ada Sungai Sabbeng yang melewati dua kecamatan yakni Kecamatan Manggala dan Kabupaten Tamalanrea.

Serta Sungai Biringje'ne yang mengalir dari Kabupaten Maros dan melintasi Kecamatan BIringkanaya dan Tamalanrea

Jika terjadi peningkatan curah hujan dengan intensitas yang tinggi di Kabupaten Maros dan Kabupaten Gowa maka sungai-sungai besar dan panjang --puluhan kilometer-- akan meluap sehingga kawasan yang masuk dalam DAS (daerah aliran sungai) juga akan terkena dampak banjir.

(dok. Okezone)
(dok. Okezone)

Seperti kejadian Minggu (22/12/2022) atau 04.00 Wita, hampir bersamaan, tiga sungai besar dan anak sungai itu, yakni sungai Tallo,  sungai jeneberang, sungai sabbeng dan sungai biring Je'ne meluap, ratusan Rumah di Makassar Terendam Banjir akibat luapan sungai-sungai tersebut.

Tingginya curah hujan dalam beberapa hari membuat sungai dan waduk yang ada dan melintasi kota Makassar meluap sehingga mengakibatkan ratusan rumah dan melakukan serta jalan-jalan terendam.

Sungai Tallo dan Sungai Sabbeng di Kota Makassar (membelah Kota Makassar serta Sungai Biring Je'ne di perbatasan Maros meluap.

Sungai Balang Turungan  yakni salah satu sungai yang membela kecamatan BIringkanaya dan Kecamatan Tamalanrea yang mengalir melalui Kelurahan Katimbang , Kelurahan Pacerakkang, Kelurahan Berua, Kelurahan Daya dan Kelurahan Kapasa.

Sungai-sungai itu meluap akibat kiriman dari wilayah Kabupaten Tetangga seperti Kabupaten Maros dan Kabupaten Gowa karena tingginya itensitas curah hujan yang sudah melewati ambang batas.

Meluapnya air Sungai Biringje'ne Kabupaten Maros dan Sungai Sabbeng serta sungai Tallo menyebabkan beberapa kawasan perumahan seperti BTN kodam 3 dan pemukiman penduduk disekitarnya dan jalan-jalan raya serta jalan penghubung dan melaporkan terendam air setinggi dari mata kaki hingga lutut orang dewasa.

Kawasan tersebut antara lain Kecamatan Tallo,  Kecamatan Manggala,  Kecamatan Tamalanrea, serta Kecamatan BIringkanaya.

Kondisi serupa juga terlihat pemukiman warga Jalan Perintis Kemerdekaan Komp.Purn.TNI AU dan Jalan Masuk Bandara International Sultan Hasanuddin.

Daerah lain, terlihat juga di  area kawasan industri makassar (Kima) serta kawasan Kelurahan Daya dan Jalan Pacerakkang serta  kawasan Kelurahan Berua, Jalan Poros Adama Haji Kelurahan Bakung yakni perumahan green residence.

(dok. Syahrir -PU) 
(dok. Syahrir -PU) 
Selain di Kota Makassar, beberapa kecamatan di Kota Makassar uga terdampak akibat meluapnya Sungai Sabbeng dan Sungai Biringje'ne, antara lain Kecamatan Manggala, Kecamatan Tamalanrea, Kecamatan Tallo, Kecamatan BIringkanaya dan Kecamatan Tamalate. 

Dikutip dari Sonora.id (11/3/2021),lalu - Wali Kota, Danny Pomanto mengatakan solusi mencegah banjir di kecamatan biringkanayya, Makassar dengan cara normalisasi sungai.

"Dari tahun ke tahun terjadi di kodam tiga, tahun ini dari laporan sudah 3 kali terjadi. Dari lima tahun juga sebelum saya menjabat, tidak ada perubahan," katanya.

Danny menyebutkan hujan lebat membuat sungai biring je'ne meluap. Luapan tersebut menyebabkan ratusan rumah warga di sekitarnya terendam banjir.

"Kalau diliat dari asal usul air ini, ada di sungai biring je'ne," tambahnya.

Solusi yang dinilai tepat dengan cara normalisasi sungai dan waduk tersebut. Namun upaya itu terkendala oleh kewenangan Balai Besar Pompengan.

Banjir Makassar yang terparah terjadi sejak Sabtu (24/12/2022) lalu akibat cuaca ekstrem. Data jurnalisbertasbih.com, sebanyak 3.046 rumah warga di sejumlah wilayah Makassar terendam dan 8.687 orang terdampak yang sempat menerjang beberapa kawasan di Kota Makassar akibat meluap Sungai Biringje'ne karena air masuk ke rumah warga dengan ketinggian hingga pinggang orang dewasa.

Banjir jadi masalah

Persoalannya kini, banjir di Kota terbesar d Indonesia Timur dengan luas 175,8 km -- bukan lagi siklus tahunan.

Berdasarkan penuturan para tokoh adat dan masyarakat yang selama berpuluh-pupuh tahun hidup di bantaran sungai-sungai besar itu, banjir besar dulunya berdasarkan siklus 10 tahun, lima tahunan kemudian kini menjadi satu tahun.

Sekarang, terjadi fenomena atau  "anomali", yakni bukan saja rutin setiap tahun namun bahkan bisa setahun tiga hingga empat kali banjir besar atau banjir yang terjadi Reebok's parah.

Banjir besar yang demikian parah yang dimaksud adalah air sungai yang meluap dan merendam sejumlah fasilitas umum, pemukiman, perumahan dan lahan pertanian dalam waktu berhari-hari.

Hal itu diungkapkan  salah seorang warga di perumahan BTN kodam 3 Kelurahan Katimbang. yakni Alexander Muktar.

Alexander Muktar  (81) yang aliran disalahin Opa yang rumahnya ikut tergenang air akibat luapan Sungai Biringje'ne menuturkan dulu banjir berdasarkan siklus tahunan sehingga sudah bisa kita menebak dan memprediksi kejadiannya.

Namun, dalam kurun 15 - 20  tahun terakhir terjadi fenomena atau anomali cuaca, yakni banjir bisa datang tiga sampai empat kali dalam setahun artinya kawasan itu kian rawan  dan  terbilang kritis tertimpa bencana.

(dok. Tribun)
(dok. Tribun)

Terbukti selain banjir pada sejak 9 Maret 2021 sampai 11 Maret 2021, bencana serupa terjadi pada Banjir Hingga 7 Desember 2021.

Pada awal Januari 2022 itu, sejumlah kawasan di beberapa Kecamatan kembali tergenang air. Saat itu, ada 172 warga yang mengungsi. 100 di antaranya di Kecamatan Manggala. Selebihnya di Kecamatan Biringkanaya, Makassar.

Terjadinya sedimentasi yang sangat tinggi pada sungai sungai besar dan anak sungai akibat kerusakan hutan di wilayah sekitarnya akibat pembangunan yang tidak mempehatikan kelayakan.

Perubahan lingkungan akibat pembagunan perumahan pembukaan lahan untuk perrumahan meski skala parsial, aktifitas  pertambangan liar daerah tetangga yakni Kabupaten Maros dan Gowa adalah faktor penyebab Kota Makassar kini kian rawan banjir.

Solusi banjir

Menghadapi ancaman banjir berulang-ulang setiap tahun, Pemkot Makassar sudah berupaya mencari solusi dengan beberapa rekomendasi.

Sebagian rekomendasi juga telah menjadi kebijakan Pemkot Makassar dan Propinsi Sulsel dalam upaya mengatasi banjir di Kota Makassar..

Rekomendasi pertama adalah pembangunan waduk yang rawan banjir yang merupakan kawasan lama --tiga kelurahan di hulu sungai--  yakni Kecamatan BIringkanaya, Kecamatan Manggala, Kecamatan Tamalanrea dan Kecamatan Tamalate.

Pada Kawasan kelurahan Katimbang dan sekitarnya--wilayah yang terbilang cukup parah terandam setiap musim penghujan dan terjadi banjir  -- Pemkot Makassar saat ini masih masih mencari solusi terbaik untuk atau pembuatan waduk dan relokasi (perlu tinjauan mendalam) , pasalnya  hampir 80 persen wilayah kawasan tersebut adalah cekungan atau rendah.

Selain relokasi, salah satu usulan warga dalam mengatasi banjir adalah melakukan normalisasi sungai.

Normalisasi sungai ini selain biayanya cukup mahal --termasuk untuk melakukan pengerukan dari sedimentasi-- juga adalah masalah skala nasional karena tentunya akan melibatkan pemerintah pusat.

Hal itu karena mungkin hulu kawasan wilayah Kota Makassar dan Kabupaten Maros berada tak  jauh dari kawasan Bandara International Sultan Hasanuddin yang mana aliran debit air sebagian besar Dari kawasan tersebut yang sudah termasuk wilayah Kabupaten Maros.

Dari sini, air kiriman  mengalir ke Sungai Biringje'ne kemudian ke wilayah Kelurahan Katimbang - Sungai Moncongloe ke  --masih wilayah - dan memasuki wilayah Kota Makassar melalui Sungai Sabbeng, dan akhirnya ke Sungai Tallo .

Sehingga penanganan banjir di Kota Makassar agaknya harus secara komprehensif melibatkan Provinsi Sulsel khususnya membuka pintu pembahasan ekologis dengan instansi terkait lantas sektoral.

Langkah lainnya, yakni kembali melakukan evaluasi, melakukan pengawasan izin dan "penegakan hukum" (law enforcement) bagi pengusaha
pengembang nakal" yakni tidak menjalankan program lingkungan dan  pembukaan lahan di luar konsesinya.

Tidak kalah pentingnya, yakni pemerintah harus tetap "konsisten" atau istiqomah pada kebijakan monatorium" jika ada meskipun "godaan" disini  terbilang cukup besar dan menggiurkan.

Lebih baik fokus mengoptimalkan fungsi sistem drainase,  normalisasi sungai dan Kanal, pembuatan waduk serta mem-fungsikan kembali Ruang terbuka hijau (RTH)  dan tak kalah pentingnya terus melakukan pemberdayaan kapasitas LPM, RT dan RW di setiap Kecamatan dan Kelurahan karena dari tahun ke tahun Kota Makassar kian rawan tertimpa banjir.

(*Imansyah Rukka
- Wartawan Jurnalisbertasbih.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Makassar Selengkapnya
Lihat Makassar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun