Mohon tunggu...
Iman Suwongso
Iman Suwongso Mohon Tunggu... Penulis/Wartawan -

Ketika angin berhembus kutangkap jadi kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sambil Mengutil Menggelorakan Hidup Nasionalisme

20 Mei 2016   23:51 Diperbarui: 21 Mei 2016   01:22 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mbah Tomo Mbah Tjipto, buah pikirmu menggelora sepanjang tahun
geloramu memantul-mantul di dinding waktu
dinding waktumu kalian toreh buah pikir yang pedas
buah pikirmu meracuni dari generasi ke generasi
racun kebangsaan, cinta tanah air, nasionalisme

20 Mei. Memaksa setiap nafas dalam bumi pertiwi
setidaknya mengenang seperti asap mengambang dari muka tanah di hujan pertama
dengan wajah yang dipasang serius seakan menjadi pewaris tunggal lukamu
karena terlalu lama diinjak dipaksa merangkak
dirampas energi yang menyehatkan tubuh dan pikir bangsamu
luka terjajah

Mbah, bendera rutin dikibarkan lagu-lagu dikumandangkan puisi-puisi dicipta
seolah kalian hadir di depan kami
seolah kami rawat jiwa-jiwa yang berusaha kalian lahirkan
seolah kami menjaga keluhuran pekerti yang kalian impikan
seolah kami bangsa yang telah merdeka
seolah kami generasi yang bangkit bangkit dan bangkit dari cengkeraman kelam kenistaan

Kalian tahu, aku pemuda agar tak malu tak disebut pemuda
menjadi pemimpin harus beda dengan yang tua
menjadi penggerak harus melampaui yang fana
menjadi pemuda yang harus ada
karenanya aku mengada ada:
yang tak aku miliki aku akui
yang tidak aku kerjakan aku manipulasi
aku merebut bukan hakku sejak dalam pikiran
hanya agar aku beda dari yang lama

Mbah, kalau semangat kalian terus membara hingga kini di depan mata
musuhmu akan semakin tak nyata
musuhmu adalah bangsamu yang kau harap memasang dada
dengan suka cita demi rupiah, demi dolar, demi kapital
dengan angka-angka menjual murah tanah tumpah darah
sambil mengepal tangan meggemakan hidup Indonesia
apakah kalian tak merasa sia-sia?

Mbah, sudah seabad kalian menabur cita-cita
tak susah kalian dapatkan si pendusta
sambil mengutil mengepal tangan
mengelorakan: Hidup Nasionalisme
Hidup Indonesia.

Djoglo Pandanlandung Malang
2016
iman.suwongso@yahoo.co.id

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun