Mohon tunggu...
Iman Suwongso
Iman Suwongso Mohon Tunggu... Penulis/Wartawan -

Ketika angin berhembus kutangkap jadi kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Tikus Merebut Potongan Daun Telinga

19 April 2016   23:47 Diperbarui: 20 April 2016   09:28 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mak Gendut, diikuti beberapa orang lainnya, bergegas balik ke onggokan potongan daun telinga itu.

Namun, ketika ia sampai di dekat onggokan potongan daun telinga itu, kegaduhan terjadi laur biasa. Seperti dentuman mercon yang sumbunya memal.

“Telinganya hilang! Telinganya hilang!” teriak Mak Gendut.

Orang-orang langsung mengepung. Linmas lari secepat jet A320, ke lokasi hilangnya potongan daun telinga. Tak lama setelah Linmas mengamankan situasi, seekor tikus melompat dari rerumputan. Di sela-sela rumput itu, potongan daun telinga itu berpindah tempat, posisinya tengkurap, tidak tengada seperti di bibir selokan tadi. Rupanya tikus berusaha merebut potongan daun telinga itu.

Sekarang Linmas yang menjaga potongan daun telinga.

Orang-orang memiliki perasaan yang berbeda-beda tentang potongan daun telinga itu.

“Mengapa telinga itu harus dipotong?”

“Kasihan pemilik telinga itu, ya...”

“Apa tidak bodoh! Siapa tahu yang memotong daun telinga itu pemiliknya sendiri.”

Orang-orang terdiam. Saling berpandangan.

Aku terdiam. Memandang mereka dari jendela yang tertutup gorden separuh badan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun