Mohon tunggu...
Iman Prabawa
Iman Prabawa Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya sharing mengenai pengajaran Bahasa Indonesia untuk orang asing di blog saya, https://www.pakguruiman.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Indonesia dan Jam Karet

29 Mei 2014   23:41 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:58 1629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Atau kata lain yang sering banget terdengar adalah kata-kata seperti, "habis ashar" "habis magrib" dan habis-habis lainnya. Ini menurut saya juga rancu karena misalnya kita ambil contoh "habis magrib". Kata ini bisa diartikan sebagai habis shalat magrib dan juga bisa diartikan sebagai habis waktu magrib jadi waktu isya.

Nah ada teman saya yang berkata, "Ngga gitu man! Habis magrib itu ya habis shalat magrib!". Oke habis magrib itu setelah kita shalat magrib. Tapi jam berapa? Kenapa saya bilang begitu? Karena buat yang suka shalat berjama'ah di mesjid pasti tahu kalau seringkali ada perbedaan antara mesjid yang satu dengan mesjid yang lain dalam hal waktu shalat, perbedaannya ngga jauh, di bilangan menit, karena memang jam tiap orang juga ngga bisa sama persis. Ada yang kecepatan jamnya, ada yang jamnya lebih lambat.

Jadi kalau kita perhatikan dari adzan aja ada perbedaan waktu, kemudian ketika shalat pun, setelah adzan ada yang menunggunya lumayan lama baru shalat magrib berjama'ah, ada yang begitu selesai adzan magrib langsung shalat magrib berjama'ah. Nah hal ini tentunya akan membuat rancu dalam janjian kan? Jam berapa habis magrib itu?? Apakah jam 7 pas? Tepat setelah adzan magrib misalnya, ataukah jam 7:20 setelah kita shalat magrib??

Berapa lama juga shalat magribnya? Nah ini kan jadi rancu tho? Kenapa tidak sebut jam saja, misalnya janjian jam 7:20, kan itu jelas jadinya dan tidak jadi rancu tho? Kalau janjiannya aja pake menyebut "habis magrib" atau kata-kata seperti "maleman" nah gimana kita bisa on time?

Secara ngga sadar kata-kata itu sering terucap dari diri kita ketika kita janjian dengan orang lain. Apakah hal ini yang menyebabkan jam karet itu segitu membudayanya di Indonesia? Karena kalau kita mengucapkan kata-kata seperti "sorean" atau "habis magrib" kita tidak menset otak kita untuk jelas waktunya. Sehingga kita pun menjadi lebih santai. Coba kalau kita janjiannya menyebut jelas waktunya, nanti jam 7:20 ya kita janjian ketemu.

Mungkin begitu? Atau memang mentalnya saja ya yang sudah jam karet? Semoga tidak yaa.. :-)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun