Berawal dari kebohongan kecil, kemudian lahirlah kebohongan yang lebih besar. satu kebohongan tutupi kebohongan yang lainnya. Pernah sekali waktu, aku melihatmu memeluk lelaki lain dengan hangatnya. Seolah kalian pasangan kekasih yang pernah terpisah, dan dipertemukan kembali oleh takdir. Ketika aku menanyakan siapa lelaki itu, dengan santainya kau menjawab "Dia cuma teman kok sayang.." Jujur, aku kecewa saat itu. Tapi entah kenapa, hati ternyata masih mau memaafkan. Tak lama setelahnya, rahasia besar yang selama ini kau tutup-tutupi pun terkuak, KEPERAWANANMU TELAH HILANG..! Akhh... sesak sekali dada ini begitu mengetahui aibmu itu. Aku mencoba menguatkan diri, mengehela nafas yang terasa sulit saat ini. Setelah itu aku mulai menanyakan, bagaimana hal itu bisa terjadi? Lalu kau menjawab, "Saat itu, aku dicekoki minuman keras, aku mabuk, dan dengan liarnya dia menyetubuhiku.." Hah?? Apa?? Aku tercengang setelah mendengar jawabanmu. Bukankah itu sama saja kau diperkosa?? Lalu kenapa kau tidak melaporkan dia ke polisi?? Kau menjawab "Sepertinya itu tidak perlu..!" Hah?? Apa?? Tidak perlu?? Kembali aku tercengang mendengar jawabanmu. Apakah itu berarti kau menikmati saat-saat disetubuhi?? Aku sudah tidak tahan lagi. Kurasa saat ini aku merasa jijik se jijik-jijiknya, hingga membuatku tidak bisa lagi menatapmu dengan kasih.
____"""____
http://imanpitoy.blogspot.com/ Ciledug, 10-11-2011, 22:00 WIB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H