Wacana ini sering kita dengar, guru, guru dan guru dan juga tidak terlepas dari muridnya pula tentunya. Masih terngiang di telinga kita tentang 3 orang murid yang dikeluarkan karna mem-bully gurunya di dunia maya karna sng guru terlambat datang ke sekolah ada juga seorang murid yang mengalami memar dan cedera pada matanya di karenakan ada infeksi yang di akibatkan perkelahian "jalanan" antar murid di area sekolah karena bermain berebut bola. Mungkin banyak dari kita hanya berkata "ahh, namanya juga anak anak, biarin aja.." Suatu stigma yang mungkin udah membudidaya, mendarah daging, mengakar, mengurat,  atau apalah sebutannya selanjutnya terserah anda :P .
Namun disini yang ditekankan adalah, dimana peranan seorang guru..? hal ini patut kita tanyakan kedalam pendidikan di indonesia, apa iya guru hanya berstatus sebagai pengajar..? trus pembinaannya dimana..? sering kita melihat tawuran jalanan ala koboi dan preman, batu melayang, gir motor berayun, ikat pinggang dilepaskan mencari "mangsa". apa inikah budidaya pendidikan di indonesia, apa inikah sistem yang diterapkan dalam diri anak sekolahan, semua tercerai berai di saat paradigma kata "senggol dikit gua bacok" menggema.
Disinilah peranan guru dalam dunia pendidikan, "Guru di gugu dan di tiru", "buah jatuh tak jauh dari pohonnya" dan peribahasa lainnya yang menyamakan dengan apa yg pengajar lakukan. Pembinaan oleh seorang guru seharusnya telah dimulai sejak murid pertama kali memasuki bangku sekolah. Karna hal sederhana ini dapat mencegah aksi premanisme di antara murid, namun kadang guru juga lepas tangan di saat dalam lingkungan sekolah, banyak beranggapan, "ah di dalam sekolah ini, biarin aja, toh kita ada disini.." Namun saya justru menanggap disinilah letak kesalahan sistem pendidikan yang ada, ingat sesuatu yang tidak kita lihat belum tentu itu tidak ada, begitupun dalam dunia pendidikan kita.
Semoga sistem pendidikan kita, baik itu dalam pengajaran dan pembinaan bisa seimbang, sehingga dapat membuat murid murid mengerti apa itu arti seorang guru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H