Mohon tunggu...
imankurniadi
imankurniadi Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan penulis

Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pergaulan Bebas Anak Remaja Sudah Menjadi Tradisi

4 Maret 2023   01:01 Diperbarui: 11 Maret 2023   23:13 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pergaulan bebas anak remaja sudah menjadi tradisi dan kebiasaan buruk, yang sampai hari ini belum bisa di tuntaskan oleh pendidikan. Banyak faktor yang menjadikan kenakalan anak remaja terus meningkat. 

Misalnya; kemajuan teknologi, masalah ekonomi, faktor keluarga, faktor lingkungan dan juga pasangan muda yang belum siap menjadi orang tua. Selain itu, masih banyak faktor-faktor lain yang menjadi penyebab pergaulan bebas anak remaja.

Penyebab pergaulan bebas

Persoalan ini begitu pelik dan sangat sulit untuk menemukan jalan keluarnya. Hampir di setiap sudut jalan saya menjumpai anak-anak SD, SMP dan SMA yang tidak memiliki sopan-santun dalam berkata-kata dan berperilaku.

Anak-anak SD sudah terbiasa mengatakan kata-kata kasar seperti; "anjing dan babi", seolah-olah kata-kata ini sudah baik di sebagian lingkungan masyarakat.

Anak-anak tersebut juga sudah merokok dan ada juga yang sudah minum-minuman keras. Saya sempat mengelus dada, mau jadi apa bangsa ini jika anak-anak yang masih di bawah umur sudah  melakukan perilaku yang di luar batas kewajaran.

Kejadian ini terjadi di sekitar lingkungan saya sendiri, dan mungkin saja juga terjadi di setiap daerah  atau kota yang lain.

Perilaku anak-anak sekarang memang sudah tidak sesuai lagi dengan tujuan dari pendidikan di Indonesia. Dalam undang-undang Pendidikan Nasional di jelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk akhlak yang mulia. 

Apabila melihat perkembangan pendidikan sekarang ini, sepertinya adalah salah? Meskipun hal ini sangat sulit untuk menginterpretasikannya dalam kalimat yang baik.

Perlu dipahami bahwa penyebab pergaulan bebas dan kenakalan anak-anak remaja dan anak di bawah umur disebabkan oleh gagalnya pendidikan, baik pendidikan di rumah maupun pendidikan di sekolah.

Pergaulan bebas dalam artikel ini diartikan sebagai perilaku anak yang tidak sesuai dengan nilai-nilai spiritual maupun nilai-nilai budi pekerti.

Misalnya anak remaja sudah merokok dan minum-minuman keras. Gaya pacaran anak remaja yang suka mesum di tempat umum, melakukan seks bebas, tawuran, ataupun terlibat geng motor dan membahayakan orang lain. Selain itu ada juga kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh anak-anak di bawah umur dan anak remaja.

Pentingnya pendidikan sejak dini

Pergaulan bebas anak remaja disebabkan oleh kegagalan pendidikan, sehingga pendidikan anak usia dini begitu sangat penting. Ini menjadi poin penting yang harus diperhatikan oleh orang tua, sekolah dan juga pemerintah. Terlalu banyak teoritis dan pergantian kurikulum tidak mengubah karakter dan perilaku anak. 

Misalnya, Kurikulum 2013 yang tujuannya adalah membentuk anak-anak generasi emas, tetapi mana faktanya? yang muncul adalah justru krisis moral pada anak-anak di bawah umur.

Jika demikian, apa langkah-langkah konkret yang akan dilakukan oleh orang tua, sekolah dan juga pemerintah? Kita sebagai masyarakat dan pendidik punya harapan besar untuk membawa reformasi akhlak.

Untuk para orang tua, jika kamu adalah perokok, peminum, atau yang lainnya jangan pernah ajarkan itu kepada anak-anakmu. Mereka masih terlalu dini untuk mengenal hal-hal yang demikian. 

Pentingnya pengawasan

Sebagai pendidik tentu saya akan mengkritik dan ikut mengawasi bagaimana perjalanan pendidikan di Indonesia. Dengan tujuan supaya pendidikan di di sekolah bisa berjalan dengan baik. 

Sekolah harus menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi anak-anak didik untuk belajar. Kasus-kasus kekerasan dan pelecehan seksual di sekolah harus di tindak secara tegas.

Pendidikan di Sekolah Dasar harus menjadi perhatian khusus oleh orang tua dan juga pemerintah, karena memiliki peranan yang penting dalam menanamkan budi pekerti dan akhlak yang mulia kepada anak.

Para pendidik yang tidak profesional harus perhatikan, guru-guru harus diberikan penyuluhan dan pendidikan khusus untuk menanggapi perkembangan teknologi yang sangat cepat dan berpengaruh kepada perilaku dan kebiasaan anak-anak.

Penggunaan gadget yang sudah tidak bisa di hindarkan lagi, bahkan anak-anak usia dini juga sudah menggunakan HP. Tentu ini bukan hal yang baik, tetapi kurang tua belum memahami dampak dan bahaya penggunaan Gadget yang berlebihan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun