Mohon tunggu...
Iman Khoerudin
Iman Khoerudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis apa yang mau ditulis

Islamic and Japan History Holic & Japan Culture Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Metode Historiografi Islam: Mulai dari Riwayat hingga Dirayat

19 Juni 2024   22:40 Diperbarui: 19 Juni 2024   23:13 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Metode dirayat dalam konteks ilmu hadits biasanya berhubungan dengan mengecek kredibilitas dari rawi-rawi sanad hadits. Ini sedikit berbeda dalam historiografi islam, karena metode dirayat yang dimaksud adalah mengenai interpretasi sejarah bukan saja dalam satu sisi, tapi berbagai perspektif ilmu lain. Dalam hal ini, sejarah bukan lagi hanya berupa peristiwa yang dinarasikan kembali oleh seorang sejarawan, tapi tafsiran dari peristiwa sejarah itu sendiri.

Hadirnya metode dirayat dalam kajian sejarah adalah sebuah terobosan ketika islam telah mulai bersentuhan dengan budaya eropa. Sejarah bukan lagi hanya persoalan narasi jawaban dari "apa yang terjadi di masa lalu?", tapi bagaimana sebab-akibat dari kejadian di masa lalu itu terhadap masa depan. Kajian sejarah pun mulai berkaitan satu sama lain karena saling terikat kausalitas dari Cause Prima di dalamnya. Perkembangan metode sejarah dirayat semakin berkembangan seiring perubahan zaman. Modern ini, metode ini kerap disamakan atau dimiripkan dengan metode penelitian sejarah deskriptif analitif.

Sejarawan-sejarawan yang menggunakan metode dirayat ini biasanya masyhur pada abad pertengahan islam (4-5 H) hingga abad ke-10 hijriah. Mereka hadir menerapkan metode dirayat dengan pendekatan kajian yang memiliki kekhasan tersendiri. Kita akan mengenal al-Mas'udi dengan kajian sejarah yang metode eksperimennya, Ibn Miskawayh dengan kontemplasi teoritis dan renungan intelektualnya, al-Biruni dengan pengamatan langsungnya, hingga sejarawan besar Ibnu Khaldun dengan pendekatan berbagai ilmu sosialnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun