Mohon tunggu...
Iman Abdurrahman
Iman Abdurrahman Mohon Tunggu... Koordinator Advokasi Jaringan Radio Komunitas Indonesia -

seorang yang selalu tergila-gila dengan senyuman :D

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengalaman Pertama Jadi MC Kawinan

6 Oktober 2015   09:29 Diperbarui: 4 April 2017   16:43 8379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pas memeriksa tas, rupanya kertas yang saya tulis berisi rundown acara dan teks berbahasa Sunda ketinggalan di rumah. Waduh. Saya periksa alat elektronik, ada di dalam tas. Alhamdulilah. Ada hape dan kamera pocket yang sudah sengaja saya persiapkan. Karena saya akan menajdi MC maka kamera pocket saya serahkan adik paling kecil untuk membawanya. Dan tidak lupa meminta keponakan membawakan kertas jadwal yang saya tulis tadi pagi di rumah.

[caption caption="penyambutan calon pengantin laki-laki di gedung "]

[/caption]

Tiba-tiba di luar gedung udah rame bahwa pengantin dari pihak laki-laki sudah datang. Keponakan baru berangkat membawa kertas jadwal acara. Dalam situasi seperti itu saya tidak kehilangan akal, mengeluarkan kertas undangan untuk memastikan nama calon pengantin dan orang tuanya, kalau nanti saya sebutkan namanya benar dan sesuai. Selanjutnya saya pun buka notes hape untuk melihat jadwal acara. Aihh, rupanya di notes hape belum di bahasa Sundakan. Tapi acara harus tetap jalan. Mulailah saya nge-MC dengan bahasa Sunda tentunya.

“Bapak-bapa, Ibu-ibu para wargi sadayana anu sami linggih, hormateun simkuring. Sakumaha ka uninga ku sadayana, Alhamdulillah calon panganten pameget miwah rombongan parantos sumping ngaleut ngengkeuy ngabandaleut, ngembat-ngembat nyatang pinang. Haturan wilujeung sumping ka calon panganten pameget miwah rombongan di wewengkon ieu, tempat anyar pangharepan sarakan keur kahirupan kulawargi.”

Di depan gedung penyambut tamu udah siap-siap menjemput calon mempelai laki-laki yang menurut saya sebagai MC dadakan dan kurang persiapan, datangnya kepagian. Sebelum masuk ada pengalungan bunga ke calon mempelai laki-laki. Maka saya pun mempersilahkan dengan bahasa Sunda.

“Tawis panampian tatamu, tanda kameumeut, kadeudeuh, tawis asih ti kakasih, tanda tresna kanyaah, sumangga mangle di kalungkeun ka calon panganten pamegeut, ku wawakil ti pihak calon panganten istri, salajeungna dihaturanan linggih ka calon panganten pameget miwah rombongan,di tempat anu parantos disayogikeun.”

Setelah rombongan calon pengantin laki-laki duduk semua, saya coba tanya ke keluarga tentang petugas perkawinan dari KUA dan ustad untuk khutbah nikah, apakah sudah pada datang dan siap sedia. Jawabanya belum. Saya lihat jam, baru jam 8.20 di jadwal akad nikah jam 9. Waduh. Apa yang harus dilakukan sebagai MC dalam situasi seperti ini? Yap betul, basa-basi terhadap tamu yang sudah hadir untuk mengikuti proses akad nikah nanti.

Tidak lama kemudian sekitar 15 menit kurang dari jam 9 petugas KUA sudah hadir yang belum adalah ustad untuk khutbah nikah. Keluarga meminta saya mulai saja acaranya.

“Assalamualaikum wr.wb.” Bismillahirrohmanirrohim. Ashadua ala ilaha ilalloh wahdahulasyarikala, waashadu anna muhammadan abduhu worosulluh.amma ba’du.” Saya lirik-lirik sebentar ke sudut tempat keluarga kumpul. Paman saya anggukin kepala. Pertanda acara lanjut.

“Alhamdulillah puji sinareng syukur urang tiasa kempel ngariung di ieu tempat, kalayan aya dina kasehatan, bingah ka giri-giri bagja kumbayangan dina dinten Ahad, ping 4 oktober 2015, dua insan parantos jangji pasini pikeun nyucruk galur sunah rosul, baris ngahiji ngajatukrami. Ngadahupna neng Dedeh (adik perempuan saya) putri na bapa (saya sebut Alm. Bapak) kalih ibu ( saya sebut Almrh. Ibu) ka cep Aditya Putrana bapa…kalih ibu…”(saya sebut sesuai nama yang tertera di Undangan pernikahan yang saya pegang).

Dalam situasi agak tegang saya lirik ke pintu, rupanya keponakan yang bawa kertas jadwal acara dalam teks bahasa Sunda sudah datang. Saya minta dia bawa kertas tersebut ke saya. Sedikit lega rasanya pas pegang kertas tersebut. Saya pun melanjutkan bawa acara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun