Mohon tunggu...
imanina eka
imanina eka Mohon Tunggu... -

A graduate student of economics in barawijaya university. I Love writing, reading, and watching movies.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sikap Kritis yang Semakin Terkikis

5 Februari 2014   11:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:08 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa….

Mahasiswa bukan pula masyarakat biasa yang sering tak berdaya dengan segala regulasi yang muncul. Namun, mahasiswa adalah sosok intelektual yang memiliki idealisme tinggi serta aktif dalam berbagai hal. Mahasiswa mampu memberikan perubahan, mengontrol berbagai isu yang berkembang di masyarakat, serta sebagai cadangan masa depan bangsa.

Jika kita bersedia menengok kebelakang, banyak sejarah perubahan yang telah ditorehkan oleh mahasiswa. Dimulai dari pergerakan nasional yang dipelopori oleh Boedi Utomo pada tahun 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi Kemerdekaan 1945, hingga Reformasi 1998. Cukup mengagumkan memang ketika kita kembali mengulas keberhasilan mahasiswa kala itu, dimana idealisme, kegigihan, serta semangat untuk memperjuangkan bangsa begitu membara. Hal tersebut terlihat jelas ketika peristiwa reformasi 1998 atau yang sering kita dengar dengan sebutan tragedi semanggi, dimana mahasiswa dengan gigih memperjuangkan aspirasi rakyat hingga terjadi pertumpahan darah didalamnya. Sungguh tragis memang, namun bermodal dengan semangat juang yang tinggi akhirnya mereka pun berhasil menumbangkan orde lamadari kursi pemerintahan, dan menorehkan sejarah reformasi.Ironisnya, fenomena tersebut nyaris berbanding terbalik dengan keadaan mahasiswa sekarang. Sikap kritis yang seharusnya dimiliki olehmahasiswa, kini seolah hilang dan menjadi hal yang langka dalam kehidupan mahasiswa.Memang tak semua mahasiswa memiliki sikap seperti itu, namun hal tersebut menjadi sikap mayoritas mahasiswa saat ini yang memilikipola pikir hanya sebatas cepat lulus dengan nilai IPK tinggi, serta cepat kerja, tanpa mereka peduli dengan keadaan sekitar.

Terdapat beberapa hal yang menyebabkan mahasiswa saat ini cenderung apatis dan tak kritis, yakni karena biaya pendidikanyang dapat dibilang tidak murah.Secara tak langsung hal tersebut menyebabkan para mahasiswa yang berasal dari ekonomi menengah kebawah memiliki orientasikuliahsebatas bagaimana cepat lulus dan memperoleh pekerjaan.Tak dapat disalahkan memang, harapan besar dari para orang tua terhadap anaknya cukup signifikan melihat biaya pendidikan yang begitu mahal. Meskipun  dalam tiap berbagai perguruan tinggi menawarkan beasiswa, tak semua mahasiswa secara terus menerus dalam setiap periode dapat  memperolehnya. Disisi lain, dari mereka kalangan ekonomi menengah keatas yang tanpa perlu berpikir panjang dalam urusan keuangan membuat mereka cenderung apatis dan tak peduli terhadap lingkungan sekitar.

Pentingnya Peran mahasiswa

Mahasiswa merupakan kaum intelektual yang tak bersikap acuh tak acuh terhadap keadaan bangsa dan hanya mementingkan dirinya sendiri. Sejatinya mahasiswa memiliki peran penting terhadap masyarakat, yakni sebagai, agent of change, agent of control, dan iron stock. Agent of change (agen perubahan), mahasiswa sebagai insan akademis yang memiliki intelektual tinggi harus mampu untuk membawa perubahan ke arah yang lebih baik.Kemudian agent of control (agen control), mahasiswa berperan untuk mengontrol berbagai kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Jika terdapat penyelewengan didalamnya, mahasiswa dapat mengingatkan pemerintah. Kemudian Iron Stock (cadangan masa depan), artinya mahasiswa merupakan aset, cadangan untuk masa depan bangsa, karena bagaimanapun juga siklus kehidupan itu terus berjalan, sehingga dibutuhkan seorang kader untuk dapat meneruskan pembangunan bangsa.

Berkaca pada penjelasandiatas, menunjukkan betapa pentingnya peran mahasiswadalam kehidupan masyarakat. Maka tak heran jika sifat aktif dan kritis sangat diperlukan tertanam dalam diri seorang mahasiswa. Sehingga tak sepantasnya bila mahasiswa hanya mementingkan diri sendiri tanpa memberikan kontribusi pada bangsa dan negaranya. Berbekal dari pengetahuan serta wacana luas yang dimiliki oleh mahasiswa, diharapkan mahasiswa dapat kritis, dan  menganalisis setiap peristiwa yang ada pada masyarakat, sehingga dapat menghasilkan solusi yang cemerlang.

Banyak cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan sikap kritis dalam diri seorang mahasiswa, beberapa diantaranya adalah dengan mengikuti berbagai kegiatan yang mengembangkan intelektual dan kekritisan mahasiswa. Melalui kegitan tersebut kita akan memperoleh banyak wacana baru diluar mata kuliah yang telah diajarkan, serta akan terlatih kepekaan kita terhadap fenomena sosial. Sehingga dalam bermasyarakat kita mampu mensinergikan antara ilmu yang telah diperoleh dalam bangku perkuliahan, dengan pengalaman yang diperoleh dari kegiatan tersebut. Selain itu, sikap kritis juga dapat diperoleh dengan banyak membaca dan mengikuti berbagai acara diskusi, Mahasiswa adalah generasi harapan bangsa, dimana tujuan dan cita-cita bangsa ada di tangan kita. Sehingga, mari kawan teriakkan aspirasimu untuk membangun negri ini ke arah yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun