Ayah dan bunda, seberapa jauh kita mengenal anak-anak kita? Berbincanglah dengan mereka, dengarkan mereka, bimbing mereka perlahan, sebagaimana kita membimbing mereka berjalan.
Tentu tidak mudah, perlu kesabaran, tapi bukankah kita juga ingin anak-anak kita menjadi manusia penyabar?Â
Jika mereka tidak mengenali kesabaran itu dari orang dewasa di sekitar mereka, lalu dari siapa mereka bisa belajar bagaimana kesabaran itu mungkin dalam situasi yang paling tidak mungkin?
Kita tidak perlu tambahan acara untuk komunikasi, dialog atau ngobrol ini; tidak perlu tambahan anggaran, tidak perlu ada spanduk dan foto-foto untuk laporan.
Para guru sudah terlalu banyak dibebani administrasi, ayah dan bunda juga sudah cukup punya banyak beban biaya. Kita hanya perlu berkomunikasi agar masing-masing pihak bisa saling mendengar, berbagi, memahami dan mencari solusi bersama.
Situasi, kondisi dan kapasitas setiap sekolah berbeda-beda, demikian juga dengan keadaan dan kemampuan setiap rumah tangga tidaklah sama.
Hanya saja, sekali lagi, kita perlu menyadari bahwa sekolah bukanlah daycare, bukan tempat penitipan anak. Sekolah adalah lembaga pendidikan, yang bersama bapak dan ibu guru di sana ayah dan bunda bekerjasama untuk mendidik anak-anak kita.
Pada akhirnya, sebagai orang tua, kita hanya bisa berusaha semampu kita agar anak-anak bisa mempunyai kemandirian kelak.
Berharap semoga doa-doa mereka menyertai kita, baik bagi bapak dan ibu kandung maupun bapak dan ibu guru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H