Mohon tunggu...
Iman Haris M
Iman Haris M Mohon Tunggu... Freelancer - Loper Koran

Semua penulis akan mati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sekolah Bukanlah Daycare

20 November 2023   12:03 Diperbarui: 6 Agustus 2024   11:29 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada banyak faktor pendukung keberhasilan pembelajaran di sekolah yang tersedia di rumah, bukan di sekolah; dukungan, perhatian dan pengawasan, tentu selain pembiayaan.

Banyak anak yang bisa dianggap bermasalah di sekolah, ternyata lahir dari beragam masalah di rumah mereka.

Jika kita merasa kesulitan mengawasi dua, tiga, atau beberapa anak di rumah, lalu bagaimana mungkin kita berharap guru harus bisa mengawasi dan mengenali secara dekat puluhan anak didiknya?

Sekolah bukanlah daycare, yang mana kita sekedar menitipkan anak selagi kita sibuk bekerja atau atau tenggelam dalam pekerjaan rumah.

Bahkan jika seandainya kita hanya masyarakat kelas bawah yang tidak punya harapan muluk-muluk dengan masa depan anak kita, tentu ayah dan bunda tidak mau melewatkan begitu saja perkembangan anak untuk kemudian terkejut dan menyesal suatu saat nanti karena ternyata perkembangan mereka tidak sesuai dengan harapan.

Sudahkah kita menyampaikan harapan itu kepada pihak sekolah dan para guru? Apakah mereka mengetahui permasalahan kita dalam mendampingi anak-anak di rumah? Apakah kita juga mengetahui kesulitan para guru dalam membimbing putra-putri kita di sekolah?

Kita perlu berkomunikasi, orang tua dan guru perlu bekerjasama, karena anak-anak itu adalah putra dan putri kita bersama.

Komunikasi ini tidak perlu menjadi beban tambahan baik bagi orang tua maupun para guru. Tidak semua orang punya keluangan waktu di tengah tuntutan hidup yang semakin berat.

Jangan lupa juga untuk berkomunikasi secara terbuka dengan anak; berdialog, dua arah. Para orang tua, bapak dan ibu guru, kita bukanlah para pemilik kebijaksanaan kehidupan. Seperti anak-anak, kita juga hanyalah para pembelajar kehidupan.

Boleh jadi, ada hal-hal baru yang bisa kita pelajari dengan mendengarkan, ada hal-hal yang mungkin bisa kita perbaiki selagi kita punya kesempatan.

Suatu kali seorang ibu dipanggil ke sekolah untuk membicarakan permasalahan anaknya, dia merasa kaget mendengar penuturan Pak Guru, "tapi di rumah dia baik kok, pak," ujar sang ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun