"Kayak nggak disekolahin aja!" seru seorang tetangga tak kuat lagi menahan kekesalannya, jengkel karena si anak seolah tak mau mendengar nasihat dan malah terus membantahnya.
Setelah rasa kaget mereda, dalam hati saya bertanya, "memang di sekolah anak harusnya belajar apa saja?"
"Biologi, Fisika, Kimia? Oh, ya, Budi Pekerti ada juga mata pelajarannya," jawabku sendiri. Hanya saja, apa iya budi pekerti anak sepenuhnya tanggung jawab guru atau sekolah?
Lalu tanggung jawab orang tua di mana? Apa sekedar membiayai saja?
Ayah dan bunda, sebagai orang tua, bukankah tanggung jawab utama atas pendidikan anak-anak tetap berada di pundak kita?
Bapak dan ibu guru membantu pembelajaran anak-anak kita di sekolah, tapi itu tidak memindahkan tanggung jawab kita kepada mereka.
Meskipun demikian, bapak dan ibu guru juga perlu menyadari bahwa mereka adalah para pendidik, bukan sekedar pengajar.
Karakter, budi pekerti, sikap mental dan motivasi bukanlah sesuatu yang bisa begitu saja diajarkan lalu serta merta terbentuk. Hal-hal tersebut tumbuh dan berkembang melalui pengalaman dan pembudayaan.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi karakter seorang anak, lingkungan pergaulan dan pendidikan di sekolah di antaranya, tetapi bagaimana kita mendidik anak-anak semenjak mereka lahir merupakan fondasi utama.
Para guru tidak bisa mengubahnya begitu saja. Bagaimana bisa mereka bisa mengajak anak-anak fokus memperhatikan pembelajaran, jika kita membiarkan anak-anak bergadang main game sepanjang malam?