Pesan dari 20 tahun yang lalu itu kini seolah mendapatkan pendengarnya. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini telah membongkar kunci pintu informasi yang selama ini dimonopoli oleh para Bung Besar penguasa media.
Steve Tesich, penulis drama berkebangsaan Amerika-Serbia, menyebutnya sebagai sebuah "dunia post-truth," ketika masyarakat tak harus lagi selalu mengamini 'narasi kebenaran' versi penguasa.
Sebuah gagasan yang kemudian diserang habis-habisan dan didegradasi maknanya oleh para penjaga monopoli kebenaran sebagai sebuah kebohongan dan irasionalitas.
Di era disrupsi media ini, Bung Besar---para penguasa pengendali pikiran---harus berjibaku mempertahankan monopoli mereka atas informasi dan kesadaran. The Guardians segera menghapus dokumen "Surat kepada Amerika" itu dengan alasan "telah disebar luaskan di media sosial tanpa konteks seutuhnya," meski situs pengarsipan internet---Web Archive---masih sempat menyimpannya.
Langkah the Guardians kemudian diikuti pengelola aplikasi Tiktok, video-video itu kini menghilang. "Konten yang mempromosikan surat ini jelas melanggar aturan kami," kutip Reuters (17/11/2023).
Perang atas hashtag pun dilancarkan, tagar #LettertoAmerica dilenyapkan dari jangkauan warganet; Bung Besar mulai gelisah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H