Mohon tunggu...
IMANDA KRISMAYANTI SITOMPUL
IMANDA KRISMAYANTI SITOMPUL Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Sriwijaya

Imanda Krismayanti Sitompul tertarik dalam isu-isu politik dan masalah sosial baik dalam negeri maupun internasional.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik Energi di Asia Timur: Ketergantungan, Rivalitas, dan Tantangan Keberlanjutan

5 Desember 2024   16:47 Diperbarui: 5 Desember 2024   20:41 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konflik energi di Asia Timur tidak hanya menjadi persoalan regional, tetapi juga mencerminkan tantangan global yang kompleks. Di satu sisi, kawasan ini menunjukkan dinamika geopolitik yang dipicu oleh persaingan ekonomi dan keamanan antarnegara besar, sementara di sisi lain, ketergantungan pada bahan bakar fosil semakin memperumit upaya transisi energi. Dalam pandangan saya, solusi untuk mengatasi masalah ini tidak dapat hanya bergantung pada langkah individu masing-masing negara. Dibutuhkan kolaborasi yang lebih erat di antara negara-negara Asia Timur, baik melalui forum multilateral seperti ASEAN maupun inisiatif bersama untuk diversifikasi energi dan perlindungan jalur maritim strategis.

Namun, yang menjadi tantangan terbesar adalah bagaimana menciptakan keseimbangan antara kebutuhan energi yang terus meningkat dengan tuntutan untuk menjaga keberlanjutan lingkungan. Negara-negara di kawasan ini perlu berkomitmen lebih kuat terhadap investasi pada energi terbarukan dan infrastruktur pendukungnya. Selain itu, diplomasi energi harus diarahkan untuk mengurangi ketegangan di Laut Cina Selatan dan kawasan-kawasan lain yang rawan konflik, dengan memperkuat mekanisme resolusi sengketa berbasis hukum internasional.

Dalam jangka panjang, konflik energi di Asia Timur harus dilihat sebagai panggilan untuk mempercepat transformasi energi global. Komunitas internasional, termasuk lembaga-lembaga seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, dapat memainkan peran penting dalam memfasilitasi diskusi dan memastikan bahwa kebutuhan energi tidak menjadi pemicu ketidakstabilan lebih lanjut. Keberhasilan mengatasi isu ini tidak hanya akan memperkuat keamanan energi di Asia Timur, tetapi juga menjadi model bagi kawasan lain di dunia yang menghadapi tantangan serupa. Akhirnya, masa depan energi Asia Timur ada di tangan mereka yang mampu memadukan strategi geopolitik, teknologi inovatif, dan keberlanjutan untuk mencapai kestabilan yang inklusif.

REFERENSI: 

DENT, C. M. (2013). Understanding the Energy Diplomacies of East Asian States. Modern Asian Studies, 47(3), 935--967. doi:10.1017/S0026749X11000667   

Indeo, F. (2021). Middle East and East Asia energy relations: Geopolitical implications of a strategic cooperation. NATO Defense College Foundation. Retrieved from https://www.natofoundation.org/wp-content/uploads/2021/05/NDCF-Paper-Indeo ME-and-East-Asia-energy-relations-100521.pdf 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun