Aku terlahir setelah berperang
Perang besar dan menang
Peperangan dengan berenangÂ
Menuju bibit sakral sang inang
Beribu saingan aku tumbangkan
Menginap di rahim ibu sembilan bulanÂ
Hingga aku dilahirkanÂ
Menatap megahnya dunia dan cantik rembulan
Aku merasa hebatÂ
Namun hatiku berdebat
Sebab kemenangan itu juga dialami oleh para keparatÂ
Tak pantas aku disebut hebat
Rembulan tersenyum kala malamÂ
Diiringi nuansa ruang langit yang temaram
Tak mungkin aku berdiam
Dalam sengitnya pertarungan alam
Bergegas aku mencabut duri
Sebelum gatal karena keladi
Menancapkan mimpiÂ
Dengan panah seorang dewi
Sungguh...
Aku takut merasa hebat saat lusuh
Karena pikiran keruhÂ
Namun angan terbasuh
Tawa keji musuh terdengar dengan angkuh
Bilamana titik tak terengkuh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H