Saya berolahraga jalan kaki sejauh kurang-lebih 6.700 langkah yang ditempuh selama kurang lebih satu jam. Ketika hari hujan saya melakukan olahraga sepeda statis di dalam rumah, atau jalan mondar-mandir di dalam rumah.
Akhirnya, kadar gula darah puasa saya selalu berada di dalam kisaran normal di bawah 126 mg/dL. Hari Jum'at yang lalu, saya sengaja periksakan kadar gula darah saya di sebuah apotik dekat pasar Kranji Baru, Bekasi. Kadar gula darah puasa saya adalah 105 mg/dL, dan bahkan kadar gula darah dua jam setelah makan adalah 96 mg/dL. Keren, 'kan?
Kadar gula darah yang terkendali dalam kisaran normal itu telah membuat kualitas hidup saya menjadi lebih baik. Saya tidak pernah lagi mengalami beberapa gejala klasik diabetes yang menurunkan kualitas hidup.
Kalau dulu saya sering merasa sangat haus walau baru saja minum air yang banyak, tapi sekarang rasa haus hanya datang ketika saya terlambat minum air.
Kalau dulu saya sering kebelet ingin buang air kecil, termasuk di malam hari, tapi sekarang saya bisa lega tanpa pernah terganggu lagi oleh rasa kebelet ingin kencing. Bahkan, saya sudah bisa tidur nyenyak pada malam hari sampai bangun di pagi hari.
Kalau dulu saya sering merasa lapar walau baru saja makan, tapi sekarang saya cukup dua kali makan sehari, bahkan saya bisa melakukan puasa makan selama dua hari dalam seminggu tanpa merasa kelaparan.
Kalau dulu saya sering merasa mengantuk walau hari masih pagi, tapi sekarang saya merasa tetap bugar sepanjang hari, termasuk setelah makan siang.
Kalau dulu saya sering merasa keram dan kesemutan pada kaki saya ketika sedang tidur malam, tapi sekarang saya bisa tidur nyenyak sampai bangun pagi hari tanpa pernah lagi diserang rasa keram dan kesemutan yang menjalar dari telapak kaki sampai ke betis.
Penglihatan saya memang sudah berkurang. Rasa kebas di jari kaki memang tidak hilang. Gatal-gatal masih ada. Tapi saya maklum karena saya pikir bahwa saya sudah mengalami mikroangiopati sebagai salah satu dari komplikasi diabetes. Sekarang yang saya perlu jaga adalah agar progresivitas kerusakannya tidak terjadi secara cepat.
Gaya Hidup Sehat meningkatkan harapan hidup.
Rasanya tidaklah berlebihan atau mengada-ada kalau dikatakan bahwa orang-orang yang sudah terdiagnosa sebagai orang dengan diabetes akan khawatir dengan harapan hidupnya. Itu juga yang terjadi pada diri saya sebagai penyandang diabetes tipe 2. Ada juga rasa khawatir saya bahwa saya tidak akan berumur panjang. Padahal, saya juga sangat ingin untuk masih dapat sempat melihat kebahagiaan anak-anak dan cucu-cucu saya.