Halo semua sahabat dan kerabat, khususnya sesama diabetesi yang bersemangat. Salam hebat dan juga salam sehat.
Semangat Indonesia untuk dapat keluar dari pandemi Covid-19 masih terus menggebu-gebu. Jumlah pasien sembuh dalam satu hari menembus rekor 40.374, sementara jumlah kasus positif Covid-19 mengalami penurunan dari 56.757 kasus pada 15 Juli 2021 ke 28.228 kasus pada hari Senin kemarin, 26 Juli 2021, sebagaimana dilansir dari cnnindonesia.com.
Gencarnya upaya vaksinasi seakan memberikan sebuah harapan bahwa pandemi Covid-19 yang berkepanjangan akan segera diakhiri. Tapi kita mungkin lupa bahwa virus corona dapat bermutasi.
Dua varians, yakni Alpha dan Delta, muncul sekitar 18 bulan setelah kemunculan pertama dari virus corona di Wuhan pada akhir tahun 2019. Fakta ini mungkin membuat kita was-was akan datangnya varians-varians baru yang mungkin saja jauh lebih ganas.
Karena itu, wajarlah jika ada yang bertanya tentang bagaimana caranya untuk menangkal serangan virus corona yang tidak pandang bulu itu.
Kalau kamu ingin mengetahui jawabannya, ayo teruskan baca tulisan saya ini, pelan-pelan saja, tapi sampai habis, agar lebih terasa nikmatnya. Hahaahaaa....
Saya tertawa membayangkan kata 'nikmatnya'. Memangnya tulisan saya ini kue? Ada-ada saja khayalan saya ini. Mohon maaf yaak. Ayo kita kembali ke topik semula.
= = =
Tatanan kehidupan new normal tampaknya sudah menjadi kebiasaan kita saat ini. Bekerja dari rumah. Belajar dari rumah. Bahkan, beribadah pun dari rumah. Penggunaan media online sudah bukan menjadi hal yang asing lagi bagi kita. Kita sudah mulai terbiasa dengan perilaku baru, sebuah new normal, dengan satu tujuan, yakni untuk memperkecil penyebaran pandemi Covid-19.
Prokes 5M pun tampaknya sudah mulai semakin ketat dijalankan, khususnya sekarang ketika PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) level 4 diterapkan di Jawa dan Bali. Mencuci tangan sesering mungkin dengan air sabun.
 Memakai masker saat beraktivitas di luar rumah dan juga di dalam rumah ketika terdapat anggota keluarga yang terinfeksi Covid-19. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain. Menjauhi kerumunan dan keramaian terutama bila sedang sakit atau berusia di atas 60 tahun (lansia). Dan, mengurangi mobilitas. Semuanya itu dilakukan dengan satu tujuan, yakni untuk membantu pencegahan penularan virus corona.
Vaksinasi pun semakin gencar dilaksanakan. Vaksinasi menjadi upaya pemerintah untuk menghentikan serangan virus corona yang bertubi-tubi.
Tapi berapa lama keefektivitasan sebuah vaksinasi dalam meningkatkan kekebalan tubuh terhadap serangan virus corona, dan berapa lama antibodi bisa bertahan di dalam tubuh setelah vaksinasi? Itu masih merupakan teka-teki bagi banyak orang dan menjadi pertanyaan-pertanyaan yang belum bisa dijawab secara tegas oleh banyak ahli kesehatan.
Dilansir dari health.detik.com, Chunhuei Chi, direktur Pusat Kesehatan Global di Oregon State University, mengatakan bahwa terkait berapa lama antibodi bertahan usai vaksin adalah pertanyaan yang rumit dan belum banyak data tersedia untuk menjawabnya.
Lana Dbeibo, seorang ahli penyakit menular di Indiana University School of Medicine, mengatakan bahwa mungkin saja kita membutuhkan vaksin penguat seperti yang kita lakukan untuk suntikan flu. "Jika benar demikian, berapa lama jarak antara vaksinasi awal dan dosis penguat (booster), belum diketahui," katanya.
Karena itu, vaksinasi bukanlah sebuah tanda akan berakhirnya pandemi Covid-19. Masyarakat masih harus tetap melakukan banyak tindakan pencegahan yang sama seperti mereka yang belum divaksin. Masyarakat perlu menjalankan gaya hidup sehat.
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO - World Health Organization), gaya hidup sehat merupakan gaya hidup yang bertujuan untuk mengurangi risiko mengidap penyakit serius atau meninggal di usia dini.
Kalau begitu, gaya hidup sehat yang bagaimana yang perlu dijalankan di saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini?
HIDUP SEHAT
Sebuah rumah sakit swasta di Bandung memperkenalkan dan memasyarakatkan gaya hidup sehat melalui pasangan kata 'HIDUP SEHAT' yang perlu diikuti oleh siapa saja yang ingin memiliki hidup yang sehat.
Dilansir dari rsadventbandung.com, HIDUP SEHAT adalah 10 Hukum Kesehatan yang patut dipatuhi oleh siapa saja untuk mencapai kesehatan seutuhnya baik fisik, mental dan kerohanian.
Adapun 10 Hukum Sehat itu terdiri dari: 1). Hati yang bergembira; 2). Istirahat yang cukup; 3). Diet yang seimbang; 4). Udara yang bersih; 5). Pengendalian diri; 6). Sinar matahari yang cukup; 7). Energik berolahraga; 8). Hubungan sosial yang baik; 9). Air jernih yang cukup; 10). Tuhan yang terutama.
Sekarang, mari kita lihat satu per satu bagaimana 10 Hukum Kesehatan tersebut dapat menjaga semangat agar tetap menyala di saat pandemi.
- Hati yang gembira. Sebuah nasihat kuno yang berbunyi "Hati yang gembira adalah obat, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang" ternyata diyakini masih relevan dengan ilmu kedokteran modern pada saat ini. Ada banyak studi tentang bagaimana perilaku positif, termasuk bergembira, bersyukur dan menolong orang lain, dapat meningkatkan sistem imun di dalam tubuh.
- Istirahat yang cukup. Tubuh memerlukan istirahat tidur malam yang cukup dan berkualitas untuk menghasilkan sel-sel darah putih (sel T dan sel B) dan sebuah protein yang disebut sitokin, yang semuanya berperan dalam meningkatkan sistem imun di dalam tubuh.
- Diet yang seimbang. Artinya, makanan yang tepat sesuai kebutuhan tubuh, tidak kurang dan tidak lebih. Memakan makanan yang alami seperti buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian dan menghindari makanan olahan (processed foods) akan meningkatkan sistem imun di dalam tubuh.
- Udara yang bersih. Tidak ada keraguan bahwa orang yang pergi ke luar rumah dan menghirup udara bersih secara teratur akan memiliki sistem imun di dalam tubuh yang lebih kuat dibanding mereka yang hanya tinggal di dalam rumah.
- Pengendalian diri. Ini adalah sebuah sikap yang berarti menahan diri dari perbuatan yang berpotensi merugikan diri sendiri maupun orang lain. Secara tidak langsung sikap ini dapat meningkatkan sistem imun di dalam tubuh. Dan itu hanya bisa dicapai ketika pusat kontrol tubuh yang terdapat di dalam otak depan dapat dijaga dengan cara: a). Menghindari obat-obatan terlarang, minuman berakohol, minuman berkafein seperti teh dan kopi, nikotin (merokok), dan makanan yang mengandung banyak lemak hewani; b). Menghindari ketergantungan terhadap internet, TV dan gawai; c). Memenuhi pikiran dengan hal-hal positif dan bermakna; d). Memperbanyak konsumsi makanan yang berasal dari nabati; e). Berdoa.
- Sinar matahari yang cukup. Dilansir dari chbp.fk.ugm.ac, disebutkan bahwa berjemur di bawah sinar matahari tidak dapat membunuh virus corona (SARS-CoV-2). Â Tapi itu penting untuk meningkatkan produksi vitamin D3 yang salah satu fungsinya adalah untuk meningkatkan kekebalan tubuh dalam melawan mikroorganisme penyebab penyakit, salah satunya virus corona penyebab Covid-19.
- Energik berolahraga. Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyarankan untuk berolahraga setiap hari sekitar 30-45 menit dengan intensitas sedang. Banyak penelitian membuktikan bahwa olahraga aerobik, apalagi kalau dilakukan secara konsisten dan rutin, seperti: berjalan, berlari, bersepeda dan berenang, akan dapat meningkatkan sistem imun di dalam tubuh, sebagaimana dilansir dari cnnindonesia.com.
- Hubungan sosial yang baik. Dilansir dari journals.com, disebutkan bahwa pengalaman-pengalaman sosial yang merugikan (isolasi sosial, ancaman sosial, dsb) dapat menyebabkan respon peradangan dan menekan kekebalan antivirus, sedangkan pengalaman-pengalaman sosial yang positif dapat menurunkan respon peradangan dan memperkuat respon antivirus.
- Air yang jernih. Para ahli kesehatan selalu mengatakan bahwa sistem imun di dalam tubuh sangat tergantung pada nutrisi yang mengalir pada aliran darah. Oleh karena itu minum air yang cukup menjadi sangat penting pada masa pandemi Covid-19 ini.
- Tuhan yang terutama. Ada banyak studi yang mengaitkan meningkatnya sistem imun di dalam tubuh oleh keikutsertaan dalam aktivitas-aktivitas keagamaan, sebagaimana dilansir dari ncbi.nlm.nih. gov. Ini percaya gak percaya, tapi begitulah isi artikel yang saya baca.
Nah, itulah 10 gaya hidup sehat yang diperkenalkan dan dimasyarakatkan oleh sebuah rumah sakit swasta di Bandung. Gaya hidup sehat itu semakin sangat dirasakan kebutuhannya untuk menjaga semangat di saat pandemi seperti sekarang ini, khususnya oleh sesama diabetesi. Kenapa? Itu karena diabetes merupakan penyakit komorbid yang paling memperberat penyembuhan pasien Covid-19.
= = =
Sekarang saya cuma mau tanya, "Sudahkah kamu menerima vaksin Covid-19?" Kalau belum, segeralah mendapatkan vaksin untuk kekebalan tubuhmu.
Tapi apakah kamu sudah atau belum menerima vaksin, ayo kita jalankan gaya hidup sehat. Mulai hari ini, dan jangan menunda lagi. Agar  sistem imun di dalam tubuh masing-masing kita bisa meningkat. Agar tubuh kita bisa menangkal serangan virus.
Akhirnya saya harus mengakhiri tulisan saya ini. Kalau kamu pikir bahwa tulisan ini perlu dan penting bagi sahabat dan kerabatmu, silakan bagikan kepada mereka.
Selamat menjalankan gaya hidup sehat dan tetap semangat!
Bekasi, 27 Juli 2021
Si-Iman
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI