Halo sahabat dan kerabat, khususnya sesama diabetesi yang bersemangat. Salam hebat dan juga salam sehat!
Pandemi Covid-19 masih terus mengancam nyawa. Korban yang meninggal dunia semakin terus bertambah-tambah. Tiada hari tanpa tangisan dukacita.
Sampai tanggal 14 Juli 2021, jumlah kasus positif Covid-19 di seluruh dunia adalah 188 juta, dan 4,06 juta orang di antaranya kehilangan nyawanya. Sementara di Indonesia jumlah orang yang telah terdeteksi positif terinfeksi adalah 2,67 juta, dan 69.210 orang di antaranya meninggal dunia.
Sampai sejauh ini, belum ada obat yang cespleng untuk mengobati pasien covid-19. Bahkan, pengobatan pasien covid-19 disebutkan semakin sulit pada pasien dengan komorbid atau penyakit penyerta seperti diabetes, hipertensi, dan sebagainya. Tapi virus Corona dapat dikalahkan oleh sistem imun yang kuat di dalam tubuh seseorang yang menjalankan gaya hidup sehat.
Walau minum air mineral adalah salah satu dari gaya hidup sehat. Tapi minum air mineral saja  tidak akan membunuh virus penyebab Covid-19. Kalau begitu, seberapa penting manfaat minum air mineral bagi pasien Covid-19, apalagi pasien dengan komorbid diabetes?
Yuk ikuti terus tulisan saya ini sampai ke titik penghabisan. Saya akan paparkan apa yang para ahli telah katakan dan tentu saja yang saya sendiri sudah praktekkan tentang kenapa minum air mineral sangat diperlukan oleh siapa saja yang ingin menjaga atau mendapatkan kembali kesehatan.
= = =
Tadinya kita berharap agar Indonesia bebas Covid-19 pada bulan Agustus 2021. Itu target yang dicanangkan Ketua Satgas (Satuan Tugas) Penangangan Covid-19 (saat itu), Doni Monardo pada bulan Maret 2021 yang lalu. Tentu ada alasan-alasan di balik optimisme untuk mencapai target tersebut.
Alasan optimisme yang pertama adalah karena pada bulan Maret lalu terjadi penurunan angka kasus baru. Pada bulan Maret itu, angka kasus baru adalah sekitar 5.000-6.000 orang per hari. Itu jauh berkurang dari lonjakan kasus yang terjadi pada bulan Januari. Pada bulan Januari, angka kasus baru melonjak sampai di atas 10.000 orang rata-rata per hari sebagai akibat banyaknya aktivitas masyarakat di hari-hari libur akhir tahun 2020.
Alasan optimisme yang kedua adalah karena angka kasus baru pada bulan Maret lalu adalah lebih kecil dari angka kesembuhan. Pada bulan Maret itu, angka kasus baru yang berada di sekitar 5.000-6.000 orang per hari itu lebih kecil dari angka kesembuhan yang berada di sekitar 6.000-8.000 orang per hari.
Tapi melihat kecenderungan yang ada pada saat ini, tampaknya kita harus berjuang lebih lama lagi. Angka pertambahan kasus positif tembus rekor 54.517 dalam sehari, sementara kasus sembuh cuma 17.762, gak sampai sepertiga dari kasus baru, berdasarkan laporan pada sore hari tanggal 14 Juli sebagaimana dilansir cnbcindonesia.com.
Penyakit komorbid pada pasien Covid-19 menjadi faktor penyulit dalam penyembuhan dan meningkatkan risiko meninggal. Sebagaimana dilansir dari health.detik.com, Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19, dr. Dewi Nur Aisyah dalam sebuah konferensi pers BNPB pada bulan Maret yang lalu, mewanti-wanti seseorang yang memiliki penyakit komorbid. Pasalnya, satu penyakit komorbid saja sudah meningkatkan risiko meninggal 6,5 kali lebih tinggi dibanding mereka yang sehat saat terpapar Corona. Risiko meninggal karena Corona akan terus meningkat saat memiliki dua atau lebih banyak lagi komorbid.
Dilansir dari kompas.com, berdasarkan data Satgas Covid-19 pada 25 Juni 2021, sebanyak 50,5% dari total 2.072.867 pasien positif Covid-19 di Indonesia menderita komorbid hipertensi. Setelah hipertensi, pasien corona dengan komorbid diabetes melitus menduduki urutan yang kedua dengan yaitu 36,7%, diikuti penyakit jantung 17,5%.
Komorbid lainnya pada pasien Covid-19 adalah: kondisi hamil (10,3%), penyakit paru obstruktif kronis (5,8%), penyakit ginjal  (4,9%), gangguan napas lain (2%), kanker (1,9%), gangguan imun (1,5%), asma (0,8%), penyakit hati (0,6%), dan TBC (0,6%).
Meski komorbid diabetes menempati urutan yang kedua terbanyak dari total pasien Covid-19 di Indonesia, tapi merujuk data kematian pasien Covid-19, penyakit diabetes melitus menjadi penyakit penyerta yang paling tinggi persentase kematiannya dibandingkan penyakit penyerta lainnya, yaitu 9,6%. Disusul hipertensi (9,3%) dan penyakit jantung (5,4%).
Persentase kematian pasien Covid-19 dengan penyakit penyerta lainnya adalah: penyakit ginjal (2,3%), penyakit paru obstruktif paru kronis (1,5%), gangguan napas lain (0,6%), gangguan imun (0,4%), serta TBC, hamil, penyakit hati dan asma (0,2%).
= = =
Sebagai komorbid yang menempati urutan tertingi kedua (36,7%) dan terlebih lagi sebagai komorbid yang menempati urutan tertinggi pertama (9,6%) dalam persentase kematian pada pasien Covid-19, maka seorang penderita diabetes harus disiplin dalam menjalankan gaya hidup sehat untuk mengendalikan kadar gula darahnya.Â
Penderita diabetes perlu memperhatikan pola makannya. Dia juga perlu teratur dalam berolahraga. Dia juga perlu mengendalikan stres. Dia juga perlu punya waktu istirahat yang cukup. Itu harus dia lakukan kalau dia mau memiliki kualitas hidup yang lebih baik sebagai seorang penderita diabetes.
Dilansir dari lifestyle.kompas.com, kadar gula darah yang tinggi membuat penderita diabetes sangat rentan terhadap infeksi virus penyebab Covid-19. Virus Corona, yang mudah berkembang di dalam tubuh penderita diabetes itu, menyebarkan peradangan dan kerusakan lebih lanjut di dalam paru. Akibatnya, terjadi hipoksia atau penurunan saturasi oksigen di dalam darah, yang biasanya justru lebih sering terlihat pada pasien Covid-19 dengan komorbid diabetes. Dan seperti yang banyak terjadi di India, kadar gula darah yang tinggi dapat meningkatkan ancaman infeksi jamur hitam (Mucormycosis).
Minum air, apakah itu air putih atau air mineral, harus dilakukan oleh siapa saja tanpa kecuali, baik orang tanpa atau dengan diabetes, baik orang yang belum atau sudah terinfeksi virus Corona.
Salah satu mitos yang pernah berseliweran di dunia maya dan sempat singgah di gawai saya pada masa pandemi Covid-19 ini adalah mitos yang mengatakan bahwa minum air dapat membunuh virus Corona. Bahkan, tahun lalu sempat beredar luas di media sosial bahwa salah satu metode untuk mematikan virus Corona adalah dengan minum air panas dan mandi air panas.
Gila kali yaak orang yang bilang bahwa minum air panas dan mandi air panas dapat mematikan virus Corona? Mulut dan lidah siapa yang kuat minum air panas? Kulit siapa yang tahan mandi air panas?
Dilansir dari ugm.ac.id, penelitian terdahulu terhadap virus yang menyebabkan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrom) atau infeksi serius pada saluran pernapasan menunjukkan bahwa suhu lebih dari 58 derajat Celcius dapat membunuh virus. Tapi air dengan suhu tersebut terlalu tinggi untuk dapat diminum atau digunakan untuk mandi. Siapa yang tahan?
Dr. Sumardi, Sp.PD., KP., FINASIM, dari FKKMK Universitas Gajah Mada menerangkan bahwa air panas, baik diminum atau digunakan untuk mandi tidak dapat membunuh virus penyebab Covid-19 karena virus tersebut berlindung di dalam sel-sel tubuh. Suhu tubuh itu sendiri yang secara otomatis akan naik untuk menjinakkan serangan virus.
Jadi kamu jangan sampai terkecoh dengan mitos atau teori abal-abal yang mengatakan bahwa minum dan mandi air panas dapat membunuh virus Corona. Kalau ada yang bilang begitu, ketawain aja mereka. Hahaahaaa….
Tapi ini serius kok. Kalau ada yang bilang mitos dan teori abal-abal seperti itu kepada kamu, jelaskan saja kepada mereka tentang apa yang dikatakan para ahli kesehatan, termasuk WHO (World Health Organization), bahwa tidak ada bukti ilmiah di balik mitos dan teori abal-abal tersebut. Â Karena sesungguhnya minum air panas tidak akan membunuh virus Corona yang sudah bersarang di dalam sel-sel tubuh manusia.
Kalau begitu, kalau minum air tidak membunuh virus Corona, apa gunanya minum air bagi seorang penderita diabetes di tengah pandemi Covid-19 yang masih mengganas ini?
Dilansir dari diabetes.co.uk, oleh karena air tidak mengandung karbohidrat dan kalori, maka air adalah minuman yang sempurna bagi penderita diabetes. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa minum air dapat membantu dalam mengontrol kadar gula darah.
Minum air membuat darah dari penderita diabetes lebih cair sehingga membuat tubuh lebih mudah untuk mengeluarkan kelebihan glukosa melalui air kencing.
Minum air yang cukup membuat pasien Covid-19 tidak mengalami dehidrasi sehingga demam tinggi bisa turun. Sering demam tidak turun karena pasien Covid-19 malas atau kurang minum air.
Minum air yang cukup membuat pasien Covid-19 lebih mudah mengeluarkan dahaknya sehingga jalan napas akan menjadi lebih lega.
Tapi seberapa banyak air yang harus diminum? Minumlah sebanyak mungkin sepanjang tidak dibatasi oleh dokter. Tapi rekomendasi umum yang sering disampaikan adalah agar dalam sehari minum air sedikitnya 1,6 liter atau 8 gelas untuk seorang wanita dan 2 liter air atau sekitar 10 gelas untuk seorang pria.
Itu saja dulu yang dapat saya sampaikan tentang minum air saat ini. Kalau kamu merasakan tulisan ini perlu dan penting juga untuk dibaca sahabat dan kerabatmu, silakan saja bagikan dengan sukacita.
Selamat menjalankan gaya hidup sehat dan tetap semangat!
Bekasi, 15 Juli 2021,
Si-Iman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H