Mohon tunggu...
Iman Agung Silalahi
Iman Agung Silalahi Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar hidup sehat holistik

Selalu merasakan sebuah kebahagiaan tersendiri saat mitra kerja atau sahabat berhasil menemukan inspirasi dan keyakinan diri untuk mencapai apa yang diimpikannya. Tertarik menjadi pembelajar hidup sehat holistik sejak Februari 2021 setelah resmi menyandang status penderita diabetes tipe 2.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Setetes Darah Anda, Nyawa bagi Sesama, Yuk Kita Donor Darah!

27 Mei 2021   10:43 Diperbarui: 27 Mei 2021   10:47 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo teman semua dan sesama diabetesi. Salam hidup sehat dan tetap semangat!

Kemarin saya pergi ke Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta. Dari jendela mobil saya melihat ratusan orang berkumpul di halaman gedung PMI. Tapi walaupun halaman gedung PMI dipenuhi banyak orang, tapi semua orang yang ada di situ mengenakan masker dan menjaga jarak, baik saat berdiri ataupun saat sedang duduk.

Memang yang datang untuk mendonorkan darahnya ke PMI Jakarta bukan hanya orang yang ber-KTP Jakarta. Orang dari luar kota Jakarta pun, termasuk saya, datang untuk mendonorkan darah ke PMI Jakarta. Kepungan virus Corona-19 ternyata  tidak membuat masyarakat kehilangan semangat untuk mendonorkan darah mereka. Mereka datang dengan senyum yang menghiasi wajah mereka. Mereka datang dengan sukarela. Luar biasa!

"Gak biasanya ini," kata saya dalam hati sok tahu. Tapi sebenarnya yang gak biasanya itu adalah kedatangan saya ke PMI pada siang hari. Biasanya saya datang pada pagi hari, baik pada hari kerja atau pun pada hari libur.

"Banyak banget, Pak. Biasalah begini kalau hari libur." kata tukang parkir, "Nanti malam aja, Pak. Setelah jam 9 malam lebih enak."

Saya tersenyum mendengar saran tukang parkir tersebut. "Nenek-nenek juga tahu kalau setelah jam 9 malam akan lebih enak karena sudah sepi," kata saya dalam hati.

Akhirnya saya pun memutuskan untuk mendonorkan darah saya. Tepat jam 13.30 saya sudah berdiri di antrian panjang untuk mengambil formulir pendaftaran. Sudah tanggung sampai di PMI, pikir saya dalam hati.

Tapi kenapa saya harus mendonorkan darah saya? Apa manfaatnya buat saya dengan menjadi pendonor darah?

Ada banyak manfaat yang akan dinikmati seorang pendonor darah. Dilansir dari halodoc.com, beberapa manfaat donor darah di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Aliran darah menjadi lebih lancar. Menurut Phillip DeChristopher, M.D., PhD., direktur bank darah Loyola University Health System, jika darah mengalami hambatan untuk mengalir, maka dengan donor darah dapat membantu aliran darah menjadi lebih baik.

2. Meningkatkan produksi sel darah merah. Sel darah merah memang berkurang ketika seseorang melakukan donor darah. Namun sumsum tulang belakang akan memproduksi sel darah merah yang baru untuk menggantikan yang hilang. Tubuh akan menstimulasi pembentukan darah baru yang segar.

3. Panjang umur. Menurut banyak peneliian, berbuat baik dapat membuat seseorang hidup lebih lama. Umur orang yang gemar menolong dan tak mementingkan diri sendiri dapat memiliki usia yang lebih panjang sekitar empat tahun. Menurut penelitian dari Mental Health Foundation, donor darah juga bisa menjaga kesehatan emosi seseorang. Membantu orang lain, seperti mendonorkan darah bisa mengurangi tingkat stress hingga membantu menghilangkan perasaan negatif.  

4. Menjaga kesehatan jantung. Dikutip dari American Journal of Epidemiology, sekitar 88% orang yang mendonorkan darahnya memiliki resiko yang kecil sekali terkena serangan jantung. Rajin dan rutin mendonorkan darah bisa juga meminimalkan risiko kanker dan stroke, dan menstabilkan kadar zat besi dalam darah.

Setelah mengisi formulir pendaftaran yang memuat pertanyaan-pertanyaan tentang kondisi terakhir dari kesehatan saya, akhirnya saya mendapat nomor antrian 515. Saya harus menunggu lagi karena dari pengeras suara saya mendengar panggilan untuk pemeriksaan HB (Hemoglobin) masih kepada nomor antrian 450-460.

Berat badan saya 76,3 kg. Kadar HB saya 15,4, masih di kisaran 14-17 sebagai kadar HB seorang laki-laki dewasa (17-65 tahun) yang diijinkan untuk donor darah. Dan tekanan darah saya 120/80. "Bagus," kata dokter yang memeriksa saya.

Saat sedang melakukan donor darah-dokpri
Saat sedang melakukan donor darah-dokpri
Ini menjadi kesempatan yang ke-67 kali untuk saya mendonorkan darah saya. Tapi sebagai seorang penderita diabetes melitus tipe 2, ini adalah donor untuk yang kedua kalinya.

Dilansir dari halodoc.com, pengidap diabetes boleh melakukan donor darah jika gula darah mereka aman terkendali, serta tubuh dalam kondisi yang fit.

Walaupun saya adalah seorang penderita diabetes, dan walaupun saya tidak lagi memakan obat penurun kadar glukosa darah, tapi saya merasa fit untuk mendonorkan darah saya.

Walaupun pada hari itu saya tidak memeriksakan kadar glukosa darah saya, tapi saya merasa yakin bahwa kadar glukosa darah saya adalah terkendali. Kadar glukosa darah puasa saya selalu di bawah 100 mg/dL sejak saya melakukan metode 'intermittent fasting' dengan jendela 5:2 (dua hari berpuasa dalam seminggu), memakan makanan yang rendah karbohidrat dan rendah indeks glikemiknya, dan melakukan olahraga secara teratur (45-60 menit setiap hari, kecuali hari Sabtu).

Saya pernah sekali mendapat surat dari PMI yang memberitahukan bahwa saya tidak boleh mendonorkan darah saya karena kondisi darah saya yang tidak bagus. Itu kejadian beberapa tahun yang lalu sebelum saya divonis sebagai seorang penderita diabetes. Saat itu saya diminta untuk datang ke PMI untuk berkonsultasi dengan dokter tentang kesehatan saya.

Kata dokter yang memberikan konsultasi kesehatan kepada saya saat itu, bahwa PMI selalu melakukan pemeriksaan terhadap darah yang diterima. Dokter tersebut mengatakan bahwa kadar kolesterol dan trigliseride dalam darah saya sangat tinggi, jauh di atas batas normal. Saya tidak ingat lagi seberapa tinggi kadarnya. Kepada saya, sang dokter tidak hanya memberikan obat gratis untuk kembali menormalkan darah saya, tapi juga memberikan tips untuk menjalankan gaya hidup sehat, agar saya bisa kembali mendonorkan darah saya.

Sekantong darahku-dokpri
Sekantong darahku-dokpri
Akhirnya waktu yang saya tunggu-tunggu tiba, tepat jam 5 sore saya dipersilakan untuk berbaring. Darah sebanyak 450 CC mengalir dari pembuluh darah saya masuk ke dalam kantong darah. Saya penuhi slogan PMI: "Setetes darah Anda, nyawa bagi sesama."

Yuk, kita donor darah. Penderita diabetes bisa, apalagi kamu yang sehat, pasti jauh lebih bisa.

Selamat menjalankan gaya hidup sehat dan tetap semangat!

Bekasi, 27 Mei 2021

Si-Iman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun