1. Permintaan maaf mengharmoniskan kembali hubungan antar pribadi dan sosial yang sudah sempat retak.
2. Permintaan maaf membangun kembali kepercayaan yang sudah sempat hilang.
3. Permintaan maaf menyembuhkan rasa malu, bukan saja bagi mereka yang meminta maaf, tapi juga bagi mereka yang memberi maaf.
Dilansir dari liputan6.com, Quraish Shihab, seorang keturunan Nabi, tapi enggan dipanggil Habib, mengatakan beberapa cara agar kita bisa memaafkan orang lain:
1. Sadarlah bahwa kesalahan yang dilakukan oleh orang lain dapat kita lakukan bahkan lebih besar dari kesalahan itu. Dan jika kita ingin dimaafkan, sewajarnya kita pun memaafkan orang lain.
2. Ketahuilah benih-benih kebaikan pada diri manusia jauh lebih banyak dari benih keburukan. Jika kita mampu memaafkan, maka kita menumbuhsuburkan benih-benih tersebut
Dilansir dari kumparan.com, alkisah ketika ajal semakin mendekat dan tugas kenabiannya mendekati akhir, Nabi Muhammad yang dikenal sebagai seorang yang mengutamakan permaafan, dan yang tidak pernah segan untuk meminta maaf, mengumpulkan para sahabatnya dan berkata:
"Wahai kaum Muslimin, sesungguhnya aku ini nabi, pemberi nasihat dan atas izin Allah selalu mengajak kalian untuk mencari ridhaNya. Aku ini bagimu adalah saudara yang penyayang dan bapak yang pengasih. Tetapi barang siapa di antara kalian yang pernah aku sakiti dan teraniaya ketika aku menjalankan tugas ini, bangkitlah dan balaslah aku, sebelum kelak datang pembalasan di hari kiamat."
Itu adalah sebuah permintaan maaf dari seorang manusia agung yang pada tahun 2020 diikuti oleh lebih dari 1,9 milyar orang yang beragama Islam. Islam adalah agama dengan populasi kedua terbanyak dalam hal jumlah pengikutnya sebagaimana dilansir dari news.detik.com.
Kalau seorang manusia agung, Nabi Muhammad SAW, telah memberikan sebuah teladan keberanian dalam hal permintaan maaf, kenapa kita yang manusia-manusia biasa ini enggan untuk meminta maaf?
Jadi, ketika di hari Idul Fitri ini, dia yang bersalah datang kepadamu, ketika dia datang untuk meminta maaf padamu, apa yang kamu akan kamu berikan kepadanya? Ketupat Lebarankah? Opor ayamkah? Rendang daging sapikah? Ati ampela baladokah? Tentu saja. Tapi lebih dari semua itu, berikanlah maafmu padanya.