Kalau ada satu masjid yang mataku sering terpaku menatap kemegahannya, dan kalau ada satu masjid yang membuatku turut berbangga sebagai seorang anak bangsa, maka itu adalah Masjid Istiqlal yang terletak di Jakarta.
Dilansir dari situs liputan6.com, Masjid Istiqlal disebutkan bukan saja sebagai masjid terbesar dan termegah di Indonesia, tapi juga se-Asia Tenggara. Berdiri di atas lahan seluas 95.000 m2 dan dengan kapasitas 200.000 orang, Masjid Istiqlal menjadi masjid terbesar keempat di dunia. Ini yang juga membuat aku menjadi bangga dengan Indonesia kita. Wouw...! Keren...!
Masjid Istiqlal yang peresmiannya dilakukan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1978 sesungguhnya telah diprakarsai pembangunannya oleh Presiden Soekarno sejak tahun 1950an atau tepatnya pada bulan Juli tahun 1955 ketika Ir. Friedrich Silaban ditetapkan sebagai arsistek  untuk pembangunan Masjid Istiqlal.
Yang sangat menarik dari Masjid Istiqlal ini adalah, sebagaimana dilansir dari situs kompas.com, bahwa walaupun Friedrich Silaban adalah seorang Kristen Protestan, tetapi desain dan arsitektur Masjid Istiqlal sangat kaya dengan simbol-simbol Islami dan kemerdekaan bangsa Indonesia. Misalnya:
1. Kubah masjid yang berdiameter 45 meter itu melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia. Dan disebutkan juga bahwa ada ukiran ayat kursi yang melingkari kubah.
2.Tiang penopang masjid sebanyak 12 tiang, sesuai angka dari tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 12 Rabiul Awal.
3.Lantai masjid sebanyak 5 lantai -- yang terdiri dari satu lantai dasar dan empat lantai balkon -- melambangkan 5 Rukun Islam, jumlah salat wajib dalam sehari, dan juga 5 dasar negara dalam Pancasila.
4.Menara di bagian luar masjid setinggi 6.666 cm yang konon dimaksudkan untuk melambangkan keseluruhan jumlah ayat yang ada di dalam Al-Qur'an sebanyak 6.200an itu.
Sebagai umat Nasrani, tentu saja aku tidak pernah memasuki masjid. Tetapi sebagai anak bangsa yang hidup di tanah tumpah darah yang sama, aku boleh merasakan Masjid Istiqlal sebagai salah satu kebanggaan negara dan bangsa Indonesia.
Letak yang sangat berdekatan dari dua rumah ibadah itu seakan melambangkan semangat persaudaraan, persatuan dan toleransi hidup beragama semua anak bangsa sesuai Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia. Sesama umat beragama, baik yang beribadah di Masjid Istiqlal yang megah ataupun yang beribadah Gereja Katedral yang klasik, semuanya dapat hidup berdampingan dalam damai. Oh, alangkah indahnya Indonesia kita!
Indahnya keharmonisan Indonesia kita -- Indonesianya kamu dan Indonesianya aku -- bisa dilihat dari hal yang mungkin dianggap kecil dan sepele. Lahan parkir dari kedua tempat ibadah tersebut menjadi saksi bisunya. Setiap perayaan hari-hari besar keagamaan, baik perayaan Hari Natal dan Hari Paskah di Gereja Katolik ataupun perayaan Hari Idul Fitri dan Hari Idul Adha, lahan parkir di kedua tempat ibadah tersebut seakan saling berlomba-lomba berbuat kebaikan kepada siapapun umat beragama yang mau beribadah. Bahkan, bila bunyi bedug dari Masjid Istiqlal terdengar menggema merdu di langit biru di atas Gereja Katedral, suara lonceng dari Gereja Katedral pun bukan menjadi masalah untuk terdengar syahdu sampai ke lokasi Masjid Istiqlal. Oh, alangkah indahnya Indonesia kita!
Dilansir dari situs finance.detik.com, saat ini sedang dibangun terowongan silahturami bawah tanah yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral. Terowongan silahturami tersebut sudah mulai dibangun sejak bulan Desember 2020 yang lalu, dan diharapkan akan selesai pada bulan Juni 2021. Terowongan silahturami tersebut nantinya akan menjadi ikon kebhinekaan bangsa Indonesia. Oh, alangkah indahnya kebhinekaan yang dimiliki oleh Indonesia kita.
Semoga Indonesia yang damai adalah Indonesia untuk kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H