Kupandang kedua kakiku, yang dulu sering kesemutan itu. Kuselipkan kedua kakiku, ke dalam sepatu olahragaku.
Langkah kaki pertama melewati gerbang rumahku. Langkah kaki kedua menjauhkanku dari rumahku. Begitu seterusnya, langkah demi langkah aku semakin menjauh, tapi semakin menjauh, semakin kunikmati langkah-langkah itu.
Satu menit, dua menit, tiga menit, bahkan sudah bermenit-menit aku terus melangkahkan kaki dan masih saja belum ingin berhenti. Senang rasanya hati ini saat berjalan kaki, apalagi di suasana ngabuburit di bulan Ramadan ini.
Kadang puasa dijadikan alasan untuk tidak berolahraga. Kadang juga puasa disebut sebagai halangan untuk berolahraga. Padahal, walaupun kita berpuasa, kita perlu tetap berolahraga.
Apa sih manfaatnya berolahraga pada bulan puasa? Memang kenapa rupanya kalau kita tidak berolahraga pada bulan puasa? Bukankah tenaga kita sudah berkurang karena berpuasa? Bukankah juga kita harus hemat tenaga selama bulan puasa?
Memang betul bahwa asupan energi mungkin saja berkurang selama berpuasa sehingga kamu berpikir berat badanmu akan turun walau tidak berolahraga.
Tapi berolahraga di bulan Ramadan bukan semata-mata untuk turunkan berat badan, tapi juga untuk kesehatan dan meningkatkan daya tahan.
Dilansir dari situs koran.tempo.co, ada dua manfaat berolahraga saat berpuasa:
1. Mempertahankan kebugaran tubuh. Puasa berolahraga selama Ramadan bisa menimbulkan rasa malas di bulan-bulan berikutnya. Jadi kalau mau semakin ngejreng semangatnya setelah bulan Ramadan, tetaplah berolahraga walau olahraga yang ringan-ringan.
2. Menambang energi dari tubuh. Adrenalin yang dihasilkan saat berolahraga membantu tubuh memecahkan cadangan energi dalam bentuk glikogen yang ada di dalam sel hati dan sel otot, dan dalam bentuk lemak atau trigliserida yang ada di dalam sel hati dan sel lemak. Energi ini kemudian akan menjadi bekal beraktifitas selama berpuasa. Jadi tidak perlu ada kekhawatiran akan kekurangan energi kalau olahraga yang dilakukan adalah olahraga yang ringan-ringan.
Masih dari situs yang sama, disebutkan waktu-waktu terbaik untuk berolahraga pada bulan Ramadan:
- Dari 0-3 jam setelah sahur. Tubuh masih menyimpan banyak energi setelah sahur.
- 13 setelah sahur atau setengah jam sebelum berbuka puasa. Tubuh masih bisa diajak bergerak dan langsung disegarkan pada saat berbuka puasa.
- 17 jam setelah sahur atau segera setelah shalat tarawih. Tubuh juga masih menyimpan banyak energi setelah berbuka puasa.
Ada banyak jenis olahraga ringan yang dapat dilakukan, baik setelah sahur, jelang berbuka puasa atau setelah shalat tarawih. Tapi olahraga yang dimaksudkan tentunya adalah olahraga ringan yang dapat menggerakkan anggota-anggota tubuh seperti kaki atau tangan.
Dan, sebaiknya semua olahraga tersebut dilakukan dengan tidak menyebabkan dehidrasi yang berlebihan, apalagi pada saat berpuasa, setelah sahur atau jelang buka puasa. Namanya juga olahraga ringan, bukan? Kalau olahraga berat, nanti kita cepat kelaparan dan kehausan. Bisa batal deh puasanya.
Dua olahraga ringan yang murah meriah yang bisa dilakukan siapa saja, termasuk penderita diabetes seperti saya, adalah:
- Berjalan kaki, dan
- Bersepeda, baik yang dinamis ataupun yang statis.
Kedua olahraga tersebut bisa dijalankan baik di dalam rumah saat hari hujan, ataupun di luar rumah ketika hari cerah. Tentu saja berjalan kaki atau bersepeda di alam terbuka saat hari cerah dan tidak hujan akan lebih menyenangkan daripada melakukannya di dalam rumah.
Tapi kalaupun hari hujan, kita tetap dapat berolahraga di dalam rumah. Kalau kita mempunyai alat treadmill, kita akan dapat berjalan kaki di atas alat treadmill tersebut. Kalau kita mempunyai sepeda statis, kita pun akan dapat bersepeda di atas sepeda statis tersebut.
Kalaupun kita tidak mempunyai kedua alat tersebut, kita tetap dapat berolahraga jalan kaki. Caranya? Kita mondar-mandir atau bolak-balik saja seperti seterikaan di dalam rumah. Itu juga bagus dan menyehatkan. Paling-paling apa yang kita lakukan itu akan mengundang senyum dan tawa riang dari setiap orang yang melihatmu berolahraga demikian. Seru dan asyik juga, bukan?
Tapi saya lebih suka berjalan kaki daripada bersepeda. Bersepeda memang bisa lebih cepat, tapi untuk menikmati pemandangan secara lebih dekat dan lekat, maka menurut saya, berjalan kaki merupakan pilihan paling tepat.
Saya suka menyusuri jalan-jalan di komplek perumahan, memanjakan mata untuk melihat buah-buah yang bergelantungan pada pohon-pohon di halaman rumah sang pemiliknya. Kadang ada buah mangga yang jatuh ke jalanan, lalu saya pungut dan masukkan ke dalam kantong celana saya. Tidak ada yang protes. Bahkan, sang empunya pohon pun mempersilakannya. Buah yang jatuh ke luar halaman rumah adalah milik bersama. Begitu mungkin pengertian bersamanya.
Saya suka juga keluar-masuk gang dan lorong-lorong di pemukiman padat, membiarkan mata menikmati kehidupan apa adanya dari setiap anak bangsa yang ada di sana. Kesederhanaan tanpa pura-pura. Keakraban yang nyaris tanpa basa-basi.
Berjalan kaki, itu kegiatan olahraga yang menjadi sesuatu banget buat saya yang menderita diabetes ini.
Bagaimana dengan kamu? Apa olahragamu saat bulan puasa? Apapun olahraga kesukaanmu, yuk, berolahraga walau berpuasa.
Selamat menjalankan pola hidup sehat dan tetap semangat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H