Mohon tunggu...
Iman Agung Silalahi
Iman Agung Silalahi Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar hidup sehat holistik

Selalu merasakan sebuah kebahagiaan tersendiri saat mitra kerja atau sahabat berhasil menemukan inspirasi dan keyakinan diri untuk mencapai apa yang diimpikannya. Tertarik menjadi pembelajar hidup sehat holistik sejak Februari 2021 setelah resmi menyandang status penderita diabetes tipe 2.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Perempuan Kartini yang Sesungguhnya

21 April 2021   12:41 Diperbarui: 21 April 2021   12:53 1370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Kamu bisa, Nak." (Sumber: HP milik pribadi Iman Agung Silalahi)

Melihat hasil keringat. (Sumber: HP milik pribadi Iman Agung Silalahi)
Melihat hasil keringat. (Sumber: HP milik pribadi Iman Agung Silalahi)

Berangkat pagi-pagi. (Sumber: HP milik pribadi Iman Agung Silalahi)
Berangkat pagi-pagi. (Sumber: HP milik pribadi Iman Agung Silalahi)

"Kamu bisa, Nak." (Sumber: HP milik pribadi Iman Agung Silalahi)

Hotel Cordella Bandung. Sumber : http://omegahotelmanagement.com/grandcordela/bandung
Hotel Cordella Bandung. Sumber : http://omegahotelmanagement.com/grandcordela/bandung

Dia seorang perempuan Jawa yang belum mengenyam hasil perjuangan dari Raden Ajeng Kartini. Dia tidak bisa membaca dan juga tidak dapat menulis. Tapi dia merasa lebih beruntung dari Kartini karena hidup di saat Indonesia sudah merdeka.

Dia seorang janda dengan 4 orang anak. Tinggal di sebuah kontrakan sederhana bersama anak bungsunya.

Ketiga anaknya yang lain sudah tidak tinggal serumah dengannya, tapi kadang masih dibiayainya. Hati seorang ibu mana yang tidak tersentuh ketika anak kandungnya datang memohon bantuannya?

Sisa hidupnya sekarang hanyalah untuk si bungsu. Dia akan berjuang sekuat tenaga untuk si bungsu. Si Bungsu harus terus bersekolah, jangan sampai putus pendidikannya seperti yang dialami ketiga kakaknya. Itu saja satu-satunya mimpinya.

Tidak pernah dia bermimpi untuk bertamasya dan menginap di hotel yang mewah. Baginya, rumah dari tiga keluarga yang menerima jasanya sebagai pembantu rumah tangga adalah daerah tujuan wisatanya. Dan kontrakan yang harganya seharga Rp 500 ribu per bulan itu adalah hotel tempat peristirahatannya.

Saat sang surya masih asyik dalam peraduannya, dia sudah terbangun dari tidurnya. Sepeda butut menjadi kendaraannya agar dia bisa cepat bergerak dan berpindah dari rumah yang satu ke rumah yang berikutnya. Dia baru kembali ke rumahnya saat matahari sudah tenggelam di gelapnya malam, termasuk di bulan Ramadhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun