Mohon tunggu...
Lukman Hamarong
Lukman Hamarong Mohon Tunggu... Administrasi - Sangat sulit menjadikan aku seperti kamu, karena aku adalah aku, kamu ya kamu

Mengalir seperti air

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Prediksi Argentina vs Belgia; Jangan Biarkan Messi Sendirian

6 Juli 2014   03:41 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:19 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Empat kemenangan sampai sejauh ini, dan berhasil menembus babak perempatfinal adalah sebuah pencapaian yang luar biasa bagi timnas Argentina di Piala Dunia 2014. Soal hasil, tentu ini sangat memuaskan. Namun, bahaya laten bisa saja mencuat di permukaan. Apa itu? Messidependencia. Ya, ketergantungan Argentina terhadap Lionel Messi di lapangan bisa menjadi “musuh” bagi Argentina. Sungguh sangat luar biasa kontribusi Messi. Penampilannya sejauh ini sangat kontributif. Empat gol dan satu assists seolah menunjukkan bahwa Messi seorang diri membawa Argentina ke perempatfinal. Tentu tidak bermaksud mengkerdilkan kontribusi pemain lainnya. Namun, fakta berbicara, seluruh gol dan assist Messi menjadi penentu kemenangan Argentina. Bahkan sebagai penegasan vitalnya kontribusi Messi adalah gelar Man of The Match yang diraih di empat pertandingan tersebut. Sekaligus catatan itu adalah rekor baru di Piala Dunia.

Jika kita mau jujur sedikit, pemain lain sepertinya bermain untuk menyenangkan Messi. Seperti yang diucapkan winger Pablo Zabaleta berikut ini; "Kami tahu ia adalah pemain utama kami, kapten, pemain terbaik di dunia. Tim ini bermain untuk dirinya, mengingat ia adalah pemain yang penting untuk tim ini. Kami amat beruntung punya Messi. Anugrah tersebut sudah kami kira sebelumnya. Pemain terbaik di dunia selalu membuat perbedaan di setiap laga, terutama di Piala Dunia. Setiap kali kami mendapat bola kami akan mencoba mengoper kepadanya mengingat ia adalah pemain terbaik di tim ini dan ia akan mencetak gol.” (baca: Argentina Bermain untuk Messi).

Nah, pertanyaannya sekarang adalah solusi seperti apa yang harus dilakukan pelatih Alejandro Sabella bila seandainya Messi bermain tidak sesuai ekspektasi pencinta Tango. Sabella harus punya ramuan khusus guna menangkal kondisi tersebut, mengingat lawannya adalah Belgia, tim yang disebut kini memiliki generasi emas. Ingat, lawan-lawan yang dihadapi Argentina sebelumnya, kualitasnya sedikit di bawah Belgia. Ini yang menjadi kekhawatiran pahlawan Argentina di Piala Dunia 1986, Diego Maradona. Menurut Maradona, Argentina dalam bahaya jika terus bergantung kepada Messi. Kritik pedas dewa Napoli ini bisa dijadikan cambuk dan motivasi bagi pelatih Sabella agar menghadapi Belgia, peran dan kontribusi pemain lain harus dimaksimalkan jika situasi mengalami kebuntuan di lini depan.

Argentina masih punya Rodrigo Palacio sebagai alternatif yahud di lini depan. Jika seandainya Kun Aguero belum bisa tampil atau Gonzalo Higuain masih mandul, perannya di lini depan bisa dimaksimalkan pelatih. Dia tidak boleh duduk manis di bench. Maradona yang kini hadir di Brasil guna menyaksikan tim Tango berlaga kerap melontarkan kritik pedas. Namun, saya yakin kritik itu hanya sebuah pemantik semangat agar Argentina bisa tampil lebih baik lagi. Saya yakin, lontaran kritik yang mengalir dari mulut Maradona adalah sebuah kritikan yang konstruktif guna meyakinkan pelatih bahwa Argentina bukan cuma Messi. “Jika tidak ada Messi, Argentina pasti sudah tersingkir jauh-jauh hari. Apa yang ditampilkan Argentina bagi saya tidak ada sama sekali. Lihat saja di partai terakhir kontra Swiss, Messi dibiarkan main sendirian,” ujar Maradona.

Saya pribadi melihat dari sudut pandang yang lain. Argentina 2014 dengan Argentina 1986 punya kemiripan. Tahun 1986, Argentina juara dunia dengan kontribusi Maradona sebagai satu-satunya pahlawan yang mengantar Argentina juara. Para pemain lain tidak akan pernah cemburu ketika media internasional memberitakan bahwa Maradona seorang diri membawa Argentina juara. Belgia adalah salah satu negara yang dikalahkan Argentina di mana Maradona mencetak sepasang gol ke gawang Belgia. Nah, Argentina 2014 sepertinya akan mengulangi sejarah 1986 silam. Sampai saat ini, Argentina masih kokoh bersama mega bintangnya, Messi, yang kadang dijuluki Messidona. Malam ini, Argentina kembali akan bertemu Belgia. Kalau di tahun 1986, berjumpa di semifinal, maka tahun ini, Argentina jumpa Belgia di perempatfinal. Pertanyaannya, mampukah Messidona mengulangi apa yang dilakukan Maradona? Prediksi saya, Argentina menang mudah. (Lukman Hamarong)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun