Mungkin sebagian pembaca menyebut judul di atas ada kaitannya dengan kontestasi Politik yang baru usai kita lakukan pada 9 Juli kemarin. Di mana hanya ada dua pasang kontestan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden, yakni pasangan nomor urut satu Prabowo-Hatta dan pasangan nomor urut dua Jokowi-JK. Bukan. Bukan itu yang saya maksud dari judul tulisan di atas. Ini tidak ada kaitannya dengan politik, alih-alih menggiringnya ke salah satu kubu, nomor satu atau dua. Memilih satu di antara dua hanya sebuah gambaran partai Final Piala Dunia 2014 di mana dua tim akan berjuang menjadi nomor satu di Brasil.
Saat ini, turnamen sepak bola terakbar di kolong langit tersebut sudah mendekati ujung. Dua tim telah memastikan lolos ke final dan akan bentrok di Stadion Maracana, venue final Piala Dunia 2014. Argentina dan Jerman akan mengisi dua tempat di final setelah mengalahkan lawannya masing-masing. Argentina menumbangkan Belanda 4-2 lewat tos-tosan adu penalti setelah bermain kacamata di waktu normal dan extra time. Sementara Jerman lebih dahsyat lagi, menumbangkan tuan rumah Brasil dengan skor telak 7-1.
Pertemuan Argentina dan Jerman di final merupakan ulangan final Piala Dunia 1986 dan 1990. Kedua tim saling mengalahkan pada dua gelaran Piala Dunia tersebut. Namun, pada final kali ini, kedua tim akan berjuang menjadi yang terbaik di ajang sekelas Piala Dunia. Argentina menang, berarti trofi ketiga bagi Albiceleste, dan itu berarti menyamai raihan Jerman. Kalau seandainya Jerman yang menang, maka trofi keempat bagi der Panzer, sekaligus menyamai torehan Italia. Menarik ditunggu siapa kedua tim ini yang akan menjadi nomor satu di Piala Dunia 2014.
Lionel Messi, kapten sekaligus bintang Argentina, sudah berada di jalur yang tepat menuju penahbisan sebagai pemain terbaik sepanjang masa. Sudah banyak gelar bergengsi, baik di level klub maupun individu sudah diraihnya. Tinggal menunggu trofi Piala Dunia untuk menjadi legenda sesungguhnya. Mengawali kiprahnya di Stadion Maracana dengan kemenangan 2-1 atas Bosnia pada 16 Juni lalu, Messi kini akan mengakhiri kiprahnya di Piala Dunia 2014 di tempat yang sama. Ini sebuah pertanda bahwa Messi kini tengah siap menyambut trofi Piala Dunia yang ketiga buat timnas negaranya, sekaligus menyamai bahkan melebihi prestasi Diego Maradona.
Namun, jujur saya mengakui bahwa dari sisi teknis, Jerman begitu perkasa. Membukukan 17 gol dan hanya kemasukan 4 gol, serta kondisi pemainnya yang bugar dan mendapat waktu recovery yang lebih banyak sudah membuat Jerman berada di atas angin. Di segala lini Jerman begitu kuat dan sangat dominan. Jadi sangat wajar ketika sebagian besar publik mengunggulkan Jerman. Dibanding Argentina, jelas Jerman jauh lebih unggul dari segi teknis. Namun, sepak bola bukan hanya persoalan teknis semata. Sepak bola juga membutuhkan “Dewi Fortuna” dan sosok pembeda dalam sebuah tim.
Meski baru membukukan delapan gol dan hanya kemasukan tiga gol sejauh ini, Argentina tidak seharusnya inferior di hadapan Jerman. Ada sebuah kebanggaan yang harus dijadikan motivasi bagi Argentina guna mewujudkan penantian 28 tahun akan trofi Piala Dunia. Apa itu? Argentina satu-satunya tim yang selalu membukukan kemenangan, meski di partai semifinal kemarin hanya menang lewat proses adu penalti kontra Belanda. Yang tidak kalah penting yang harus diwaspadai Jerman adalah faktor pembeda di kubu Argentina. Siapa lagi kalau bukan Messi. Jerman kalah soal ini. Jerman tidak punya sosok pembeda yang bisa merubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Jadi, jangan lewatkan partai klasik sarat aroma dendam ini. Sambil kita menikmati santap sahur, ada baiknya kita duduk manis di depan TV dengan keluarga sambil menikmati hidangan sahur. Lebih bagus lagi kalau masih ada sisa-sisa berbuka puasa untuk dijadikan makanan tambahan guna melengkapi kegairahan final Piala Dunia, yang momentnya empat tahun sekali. Kapan lagi kalau bukan sekarang. Kalau saya disuruh memilih antara Argentina atau Jerman, maka saya dengan tegas akan memilih Argentina. Bagaimana dengan Anda? Apakah pilihan kita sama? Ataukah Jerman yang menjadi pilihan favorit Anda? Silahkan memilih, asalkan tidak taruhan. Salam Olahraga (Lukman Hamarong)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H