Pada tanggal 8 Juni 2022 Pukul 19.00-21.00 telah dijalankan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang dilakukan oleh Dosen-dosen Universitas Pamulang di PKBM Bhakti Asih Ciledug. Acara berlangsung di jam kelas siswa belajar. Pembahasan materi yang dijabarkan adalah memahami permasalahan sektor UMKM melalui pemasaran digital dan penyusunan.
Pelaksanaan online dihadiri oleh satu tutor PKBM Bhakti Asih, satu admin PKBM Bhakti Asih, tiga orang dosen Universitas Pamulang sebagai nara sumber dan 23 partisipan dari warga dan pihak luar dari PKBM Bhakti Asih.
Pelaksanaan PkM dilakukan oleh Iman Lubis, S.E., M.S.M., Drs. Syamruddin, M.M., dan Andi Sopandi S.Pd., M.Pd. Pelaksanaan PkM ini merupakan salah satu kewajiban tridarma perguruan tinggi yaitu pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan yang dilakukan untuk membantu masyarakat meningkatkan kecerdasan, keterampilan dan pengetahuan masyarakat seperti penataan dan perbaikan lingkungan pelatihan keterampilan kelompok masyarakat.
Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Bhakti Asih Ciledug memiliki banyak siswa dari Paket A, B, dan C. Siswa dan siswi yang mereka miliki merupakan siswa putus sekolah, pengamen, mantan pengguna narkoba, siswi yang nikah sebelum selesai sekolah.
Hal ini menjadi fokus PkM untuk meningkatkan skill dan kemampuan mereka. Siswa PKBM dikoordinasikan oleh Eliyani Umas, M.Pd.I (Tutor PKBM Bhakti Asih), dan Agung Febri (Admin PKBM Bhakti Asih).
Pada PkM ini membahas tentang permasalahan UMKM melalui digital marketing dan penyusunan laporan keuangan. Narasumber Pertama adalah Iman Lubis, S.E., M.S.M sedangkan narasumber kedua adalah Drs. Syamruddin, M.M.
Pandemi COVID-19 sangat memukul perekonomian global khususnya Indonesia. Indonesia yang perekonomiannya didukung oleh Koperasi dan UMKM sebesar 61,97 persen atau senilai 8,6 juta triliun dan didukung oleh 64,19 juta di tahun 2021 mendapat pukulan yang sama
sehingga harapan UMKM mendapatkan laba dan berjalan dengan baik menjadi jauh dari kenyataan. Fakta yang ada dapat dinyatakan bahwa UMKM memiliki kekurangan modal dan kekurangan SDM yang ahli.
Permasalahan UMKM yang dihadapi adalah pertama,perubahan pola konsumsi barang dan jasa dari offline dan online. Kedua, UMKM mengalami permasalahan akibat PSBB. Ketiga, Hambatan distribusi produk dan kesulitan bahan baku produksi dialami oleh UMKM. “
Ketiga hal di atas dapat harus diatasi dengan adanya digital marketing” ujar Syamruddin. Social Media, Youtube, Instagram, Gojek, Grab, dan lain lain dapat dijadikan media penjualan untuk setiap produk dan distribusi barang.
Upaya pemerintah dalam memajukan UMKM di Indonesia membuat UU Cipta kerja, program PEN, Kredit Usaha Rakyat (KUR), Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dan Perluasan Ekspor Produk Indonesia melalui ASEAN Online Sale Day (AOSD).
Salah satu pasal dari UU Cipta Kerja adalah memberikan kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan UMKM. Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) adalah subsidi bunga/margin, Belanja Imbal Jasa Penjaminan (IJP), penjaminan loss limit kredit UMKM, pajak penghasilan final UMKM yang ditanggung pemerintah,
pembiayaan investasi kepada koperasi melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Koperasi UMKM dan Program Bantuan Presiden (Banpres) Produktif Usaha Mikro. Program KUR ditujukan untuk meningkatkan akses pembiayaan dan memperkuat permodalan UMKM. Gernas BBI ditujukan untuk national branding produk
lokal unggulan untuk menciptakan industri baru dan tentunya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. AOSD merupakan hari belanja daring yang dilakukan secara serentak oleh platform niaga-elektronik di sepuluh negara ASEAN.
Menurut Iman Lubis, upaya pemerintah ini tidak akan tersampaikan jika UMKM tidak melakukan penyusunan laporan keuangan. Untuk evaluasi pemberian modal baik koperasi dan sektor perbankan perlu catatan laporan keuangan untuk mengetahui layak atau tidaknya UMKM tersebut diberikan pendanaan serta pendampingan.
Ada beberapa aplikasi yang dibuat khusus laporan keuangan untuk UMKM. Pertama adalah aplikasi mekari yang memiliki fitur Jurnal.id, aplikasi lamikro dengan fitur daftar jurnal dan laba rugi, aplikasi siapik, aplikasi bukuwarung dengan fitur penagihan dan fitur pengelolaan stok, dan aplikasi finansialku. Aplikasi-aplikasi tersebut akan membantu para UMKM untuk memperbaiki catatan keuangan mereka.
Perbaikan catatan keuangan ini membantu para UMKM untuk membuat laporan keuangan. Dengan lengkapnya laporan keuangan dapat memperjelas bagaimana alur keuangan, untuk penerimaan kas, penerimaan piutang, pembayaran, bahan baku, pekerja, dan overhead. Untuk pendanaan adalah pembayaran cicilan dan penerimaan dana dari hutang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI