Mohon tunggu...
Imam Wiguna
Imam Wiguna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Karyawan swasta, ayah dua anak, tinggal di Bogor.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Budidaya Belatung untuk Pakan Ikan

12 September 2018   16:59 Diperbarui: 12 September 2018   17:06 3372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belatung atau magot atau larva lalat tentara hitam mengandung protein tinggi sehingga cocok untuk pakan ikan. (Foto: Ir. Ediwarman, M.Si.)

Magot berpotensi sebagai pakan alternatif ikan budidaya.

Dedi Sulardi memproduksi rata-rata 10 ton magot per bulan. Magot adalah sebutan untuk larva lalat black soldier fly Hermetia ilucens. Dedi memproduksi magot dalam rangka mendukung program Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Barat mengembangkan pakan alternatif untuk ikan budidaya. Pria asal Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, itu menggabungkan hasil produksi magot bersama para produsen lain yang bergabung dalam kelompok tani. Total jenderal, Dedi bersama para produsen lain menghasilkan 40---50 ton magot per bulan.

Dedi dan rekan memproduksi magot memanfaatkan limbah bungkil kelapa sawit yang difermentasi sebagai media pertumbuhan magot. Ia memfermentasi bungkil kelapa sawit dengan merendamnya dalam air tawar. Ia merendam 1 bagian bungkil kelapa sawit dalam 2 bagian air. 

Bungkil kelapa sawit yang telah dicampur air dimasukan ke dalam bak. Ia menempatkan bak di ruang terbuka, kemudian menaunginya dengan atap agar media tidak terkena air hujan. Untuk memudahkan lalat tentara menempelkan telur, ia menempatkan daun-daun kering di permukaan media. Dedi memanen magot setelah 3---4 minggu pemeliharaan.

Magot dibudidayakan pada media limbah bungkil kelapa sawit. (Foto: Ir. Ediwarman, M.Si.)
Magot dibudidayakan pada media limbah bungkil kelapa sawit. (Foto: Ir. Ediwarman, M.Si.)
Pelet

Dari 3 kg limbah bungkil kelapa sawit menghasilkan 1 kg magot. Dedi dan rekan lalu mengolah larva hewan anggota famili Stratiomydae itu menjadi pelet. Ternyata pelet berbahan magot itu mengandung protein hingga 21---25%. Dengan kandungan protein sebanyak itu pelet magot cocok menjadi pakan untuk pemebesaran ikan nila, mas, patin, dan lele. Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis, merilis pakan pelet magot produksi Dedi dengan merek Corseto. Dedi menjual pelet magot itu dengan harga Rp6.700---Rp7.000 per kg.

Dedi adalah salah satu binaan Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi dalam pengembangan potensi magot sebagai pakan alternatif ikan budidaya. BBAT Jambi meneliti potensi magot sejak 2006---2010. Dalam penelitian itu BBAT Jambi memanfaatkan limbah bungkil kelapa sawit sebagai media tumbuh larva lalat tentara hitam. 

Bungkil menjadi pilihan karena mengandung nutrisi yang lebih baik dibandingkan dengan limbah organik lain, seperti lumpur limbah produksi minyak kelapa sawit, ampas tahu, dan ampas kecap. Selain itu bungkil kelapa sawit tersedia lebih banyak ketimbang limbah organik lain.

Selain bungkil kelapa sawit, limbah organik lain seperti sampah sayuran di pasar-pasar tradisional juga dapat menjadi media berkembang biak belatung alias magot. Oleh sebab itu, budidaya magot juga dapat digunakan sebagai salah satu solusi untuk menjaga lingkungan dari ancaman sampah organik.

BBAT mengembangkan potensi magot sebagai pakan ikan alternatif karena teknologi yang diterapkan sangat sederhana dan mudah diterapkan oleh para peternak ikan secara mandiri. Produksi magot juga tidak perlu biaya investasi tinggi. Pengembangan magot juga berdampak positif bagi lingkungan karena memanfaatkan limbah menjadi sesuatu yang bernilai guna.

Pelet pakan ikan berbahan baku belatung alias magot. (Foto: Ir. Ediwarman, M.Si.)
Pelet pakan ikan berbahan baku belatung alias magot. (Foto: Ir. Ediwarman, M.Si.)
Dari berbagai penelitian membuktikan magot dapat menjadi sumber nutrisi yang baik bagi ikan. BBAT Jambi telah melakukan berbagai penelitian pemberian pakan magot untuk beberapa jenis ikan, seperti patin, nila merah, nila hitam, mas, toman, gabus, dan arowana. Ikan-ikan itu ternyata sangat menyukai pakan magot.

Magot dapat diberikan sebagai pakan hidup atau pakan yang telah diolah seperti pelet. Pakan magot juga dapat diberikan untuk pakan benih ikan saat pendederan atau pembesaran. Saat pendederan ukuran magot yang diberikan harus berukuran kecil, yakni berumur sekitar 2 pekan. Adapun untuk pembesaran dapat diberikan magot berumur 2---4 pekan atau sebelum magot menjadi pupa berwarna hitam.

Hasil penelitian Unit Pembenihan Rakyat (UPR) ikan mas di Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, menunjukan benih ikan mas yang diberi pakan magot kecil (umur 5---6 hari setelah menetas) pertumbuhannya 2 kali lebih cepat dibandingkan dengan benih ikan mas yang tidak diberi pakan magot kecil. Magot mini sangat baik digunakan sebagai pakan benih ikan konsumsi atau ikan hias karena mengandung 60,2% protein, 13,3% lemak, 7,7% abu, dan 18,8%  karbohidrat.

Rumah contoh tempat budidaya magot untuk pakan ikan di BBAT Jambi. (Foto: Ir. Ediwarman, M.Si.)
Rumah contoh tempat budidaya magot untuk pakan ikan di BBAT Jambi. (Foto: Ir. Ediwarman, M.Si.)
Hemat

Hasil penelitian Ir. Ediwarman, M.Si, perekayasa madya di BBAT, pada patin menunjukkan ikan yang diberi pakan kombinasi berupa campuran 25% magot hidup dan 75% pakan komersial mampu menghasilkan laju pertumbuhan terbaik. Kombinasi itu juga dapat menghemat biaya pakan hingga Rp352 per kg ikan.

Porsi magot juga dapat ditingkatkan hingga 35% tanpa mengurangi tingkat pertumbuhan ikan dan efisiensi pakan. Dalam penelitian lain menunjukkan pemberian 34,7% tepung magot dapat menggantikan  protein dari tepung ikan pada pakan pembesaran ikan patin siam. 

Hasil penelitian pada nila merah membuktikan pemberian pakan kombinasi 50% magot hidup dan 50% pakan komersial menghasilkan laju pertumbuhan terbaik. Biaya pakan juga lebih hemat hingga Rp1.819  per kg ikan. Substitusi magot dapat ditingkatkan hingga 54% tanpa menurunkan performa pertumbuhan dan efisiensi pakan.  Pemberian 50% tepung magot juga dapat menggantikan pasokan protein dari tepung ikan untuk pakan pembesaran ikan nila merah. 

Hasil positif juga terlihat dalam penelitian pemberian magot sebagai pakan ikan toman. Pemberian magot dapat menggantikan penggunaan ikan rucah hingga 50%. Pakan magot juga dapat menghemat biaya pakan sebesar Rp3.128 per kg ikan.  Adapun untuk benih ikan arwana, pemberian magot hingga 50% dapat menggantikan ikan rucah dan tetap menunjukkan performa pertumbuhan terbaik.

 Hasil penelitian penggunaan magot sebagai substitusi pakan komersial juga telah dilaporkan oleh beberapa peneliti. Magot dapat menggantikan 50% pakan komersial pada ikan lele.  Benih gurami yang diberi 100% pelet magot berdosis 3% dari biomassa per hari menghasilkan laju pertumbuhan dan efisiensi pakan terbaik. Berbagai penelitian itu menjadi bukti jika magot berpotensi pakan alternatif yang baik bagi ikan budidaya. (Imam Wiguna)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun