Mohon tunggu...
Imam Taufiqur Rohman
Imam Taufiqur Rohman Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Serangan Ulat Bulu Versus Serangan Fajar

11 Februari 2024   19:06 Diperbarui: 12 Februari 2024   13:13 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

        Saya pertentangkan istilah serangan ulat bulu dan serangan fajar karena terjadinya hampir bersamaan. Pertama serangan ulat bulu terjadi di sekolah saya dan mengakibatkan banyak siswa gatal-gatal dan tidak bisa mengikuti pelajaran bahkan minta izin pulang karena sangat gatal.

       Akhirnya kelas yang diserang ulat bulu itu dikosongkan dan mereka pindah ke ruang aula dan musolla. Serangan itu berlangsung beberapa hari, sampai pihak sekolah mendatangkan petugas Damkar untuk menyemprotkan cairan kimia dan menyemprot sarangnya. 

     Setelah itu ternyata ulat bulu belum mau pergi juga. Akhirnya pohon yang menjadi sarang ulat bulu itu ditebang dan daun-daunnya dibakar.  Setelah sarangnya dihanguskan mudah-mudahan serangan ulat bulu yang datang tiba-tiba itu tidak ada lagi.

       Kedua, serangan fajar yang datangnya tiba-tiba menjelang pemilu 2024 justru diharapkan oleh masyarakat. Para calon legislatif  pun masih menggunakan cara serangan fajar untuk menjaring suara pemilih. 

      Kadang masyarakat juga menginginkan politik uang seperti ini. Walaupun Undang-undang  sudah melarang adanya politik uang atau serangan fajar tapi kenyataannya masih ada. Masyarakat maupun calon legislatif justru membiarkan praktik serangan fajar ini terus berlangsung.

Salam bloger.

       

     

      

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun