Sore ini menyisakan tanya.
Antara tangis atau bahagia
Yang dirasakan tercampur rata.
Bak garam dan gula dalam satu wadah.
Saat ku tau sang impian berada dipelupuk mata.
Aku tak kuasa berada didekatnya
ingin rasanya aku mati saja dalam dekapnya
namun ku urungkan niat bodohku
yang  akhirnya akan mempermalukan diriku
Saat mataku dan matanya saling berpandangan.
Aku hanya tersipu malu tanpa sepatah berkata.
Tersenyum pun sambil memalingkan muka.Â
AH.... yang benar saja ini dinamakan asmara?
Jantung dan hatiku berdetak tak searah
Pikiranku hanya terbesit tentang dia.
Saat ku dengar kalau dia tak bertuan.
Apakah ini yang dinamakan takdir tuhan?
Ntah... aku juga binggung dengan semua ini.
Ingin sekali berkata jujur kalau aku cinta .
Namun setan dalam hatiku berkata sudahlah.
Aku tidak pantas untuknya yang teramat mempersona.
Akhirnya aku sadar aku tak bisa mengutarakannya
Aku terbujuk rayuan setan untuk berhenti sejenak.
Yah... memang aku sadar tidak pantas untuknya.
Kali ini aku menyerah untuk mengharapkannya.
Namun dalam hatiku ada rasa untuk memilikinya?