Suatu hari di bulan Juni 2023, kawanku mengajak hadir dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Lembaga Pers Mahasiswa IPI Garut. Pemateri utama dalam acara itu bernama Rian Fahardhi, atau yang kita kenal dengan julukan presiden gen-z. Acara selesai di jam-jam menuju sore. Kawanku, Zidane Olay mengagendakan peretemuan singkat dengan tim presiden gen-z di warung kopi 'Collega'. Aku pun menemaninya dengan antusias, apalagi setelah diimingi kopi gratis.
Singkatnya, pertemuan dan percakapan harus segera diakhiri. Rian dkk. harus segera bergegas ke Bandung untuk persiapan acara selanjutnya. Sebelum mereka pamit, presiden gen-z tertarik dengan satu buku yang kubahas di sana. Tanpa berpikir panjang, aku memberikan buku itu untuk dibawanya pulang. Sebagai imbalan, Rian memberiku buku yang ada di tasnya. Jadi semacam tukeran buku. Buku yang Rian berikan kepadaku berjudul "Success Habits" karya Napoleon Hill. Aku memang belum selesai membaca buku itu, mungkin baru 30%an. Kendati demikian, aku tidak sabar untuk berbagi kepada para pembaca yang budiman. Oh tidak, para pembaca yang kece deh.
Barangkali cara berbagiku di sini bukan berbentuk ulasan atau resensi yang lengkap, hanya semacam mengalihkan kutipan-kutipan yang sudah kutandai. Hal-hal yang kutandai biasanya merupakan sesuatu yang menarik untuk ditulis ulang, atau dipikirkan lebih serius. Maka dari itu, meski akan sedikit yang kubagikan, semoga bisa berdampak dan menambah kebahagiaan kita. Demikianlah, selamat menikmati!
"... ada begitu banyak orang yang tidak pernah melakukan hal-hal yang ingin mereka lakukan karena mereka takut tidak bisa melaksanakannya." hal. 11
"Pernahkah Anda mendengar seorang petani menanam gandum dan terkejut menemukan bahwa yang tumbuh adalah jagung, bukan gandum?" hal. 17
"Anda harus berhenti dipengaruhi oleh gosip tetangga, dan lebih banyak berpikir sendiri." hal. 37
"Penggosip dan penyuka skandal bukanlah sumber yang bisa diandalkan untuk mendapatkan fakta tentang apa pun." hal. 37
"Dalam upaya apa pun, begitu kepala Anda menonjol lebih tinggi daripada kerumunan orang, Anda tidak akan diterima." hal. 38
"Sekarang ini ada banyak orang fanatik yang berkeliaran di dunia." hal. 51
"Jika Anda mau dipengaruhi oleh politisi, ingatlah bahwa dari semua profesi yang ada di dunia ini, profesi yang paling tidak mengandung kebenaran adalah politik." hal. 53
"Saya pernah mendengar bahwa di dalam kencan, perempuan lebih memperhatikan cara laki-laki mengatakan sesuatu daripada isi perkataannya." hal. 54
"Sains adalah seni menyusun dan megelompokkan fakta." hal. 56
"Emosi cinta tidak akan pernah berbahaya bagi seorang pemikir yang akurat." hal. 58
"Tetapi, jika kita bukan pemikir yang akurat, cinta bisa menjadi emosi yang paling berbahaya." hal. 60
"Jadilah pendengar yang baik, tetapi juga jadilah pemikir yang akurat di saat Anda mendengarkan." hal. 62
"Selanjutnya, harus ada kebiasaan untuk meneguhkan tujuan utama seseorang dalam bentuk doa, paling sedikit sekali sehari." hal. 68
"Saya perlu mengingatkan lagi bahwa hadiah itu adalah kendali yang kita miliki atas benak kita sendiri; kemampuan untuk menjadikannya negatif atau positif; kemampuan untuk berpikir besar-besaran atau kecil-kecilan; kemampuan untuk menetapkan pola kita sendiri tentang apa yang kita inginkan di dalam hidup dan membuat hidup mewujudkannya dengan jadwal kita sendiri, atau menerima situasi hidup dan membolehkan hidup menunggangi kita." hal. 71
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H