Mohon tunggu...
Imam Syafii
Imam Syafii Mohon Tunggu... Guru - Guru Madrasah

Guru Biologi MAN 1 Musi Rawas. Lahir di Tebat Jaya, Kabupaten OKU Timur Provinsi Sumatera Selatan. Tanggal 22 Pebruari 1978. Hiasi Hidup dengan Penuh Kesyukuran dan Kesabaran adalah motto dalam menjalani kehidupan. Terus belajar menuangkan ide dan pikiran dalam tulisan, dan seorang guru harus menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Muara Kelingi Selayang Pandang

29 Januari 2021   23:51 Diperbarui: 30 Januari 2021   06:05 2299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Muara Kelingi Selayang Pandang

(Impian Kota Kecil Kecamatan)

Oleh : Imam Syafii

Salam Sobat Lage, untuk menjawab tantangan#KamisMenulis yang diinisiasi oleh Komunitas Lagerunal, kali ini saya akan membuat tulisan gambaran singkat tentang daerah di mana saya tinggal. Semoga apa yang saya tuliskan ini bisa memberi informasi kepada Sobat Lagerunal semuanya.

Mari kita simak ya!

Sejarah Muara Kelingi

Sebut saja kecamatan kecil itu bernama Muara Kelingi. Muara Kelingi dahulunya dikenal dengan sebuah pasar besar yang menjadi persinggahan dan pelabuhan para pedagang Palembang, Ogan, Minang, Cina, dan pribumi Muara Kelingi dalam menjajakan dagangannya sebelum berangkat menuju Kota Lubuklinggau dari Kota Palembang ataupun sebaliknya dari Kota Lubuklinggau menuju Kota Palembang. Pasar Muara Kelingi cukup dikenal oleh para pedagang kala itu, sehingga terdapat beberapa pelabuhan sebagai tempat singgah kapal-kapal perahu para pedagang.

Sumber : tentangwebsite.blogspot.com
Sumber : tentangwebsite.blogspot.com

Dalam perjalanannya menuju Kota Palembang atau sebaliknya, para pedagang ini memanfaatkan jalur air Sungai Kelingi dan Sungai Musi dengan menggunakan perahu “ketek”. Kedua sungai ini menghimpit dari sebelah kiri dan kanan wilayah ini. Sungai Musi berada di sebelah kanan, sedangkan Sungai Kelingi berada di sebelah kiri jika perjalanan kita dari arah Kota Lubuklinggau-Palembang melalui jalur darat. Pertemuan aliran dua sungai besar ini bermuara di Pasar Muara Kelingi. Selanjutnya aliran sungai ini menuju Sungai Musi di Kota Palembang. Mungkin inilah yang menyebabkan daerah ini disebut dengan Muara Kelingi, pertemuan dua aliran sungai besar, Sungai Musi dan Sungai Kelingi bermuara di Muara Kelingi.

Menurut para pedagang kala itu, perjalanan melalui jalur darat membutuhkan waktu berhari-hari, berminggu-minggu hingga berbulan-bulan untuk sampai di Kota Palembang dari Kota Lubuklinggau atau sebaliknya. Oleh karena itu, jalur sungai dipandang lebih efisien dibandingkan jalur darat.

Selain dikenal sebagai pasar dengan pelabuhan kecil, Muara Kelingi adalah sebuah desa yang kemudian berubah menjadi kelurahan dan sebagai ibu kota kecamatan di tahun 1990an. Kepala desa terakhir yang tercatat sebelum menjadi wilayah kelurahan adalah Abasuni Ali, dan lurah pertama adalah Hasyim Agus. Muara Kelingi dahulunya berbatasan dengan desa Lubuk Tua di bagian Timur, dan berbatasan dengan desa Tanjung  di bagian Barat. Namun karena terjadi pemekaran desa, saat ini di bagian Timur berbatasan dengan desa Lubuk Muda.

Akses jalan darat yang terus diperbaiki dan diperbaharui baik oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Rawas dan Provinsi Sumatera Selatan menjadikan para pedagang mulai melirik prospek peluang ekonomi perdagangan di Kota Lubuklinggau sebagai Ibu Kota Kabupaten Musi Rawas kala itu. Terlebih sejak kejadian kebakaran hebat pada tahun 1989 di pasar Muara Kelingi yang menghanguskan ruko, kios-kios pedagang dan rumah-rumah penduduk, para pedagang mengalihkan usahanya berpindah ke Kota Lubuklinggau dan Kecamatan Tugumulyo.

Selain sebagai tempat perdagangan yang terkenal, Muara Kelingi juga dikenal sebagai tempat para pejuang hebat yang menyusun taktik gerilya melawan penjajah Belanda. Muara Kelingi menjadi basis berkumpulnya para pejuang dari Lubuklinggau dalam menyusun strategi untuk menyerang penjajah Belanda yang berada di Palembang yaitu Serongsong, Muhammad Syahid bin Abustam dan pasukan Divisi II Lubuklinggau. Sehingga di Muara Kelingi terdapat makam pahlawan, selain makam Tionghoa, para saudagar pedagang Cina yang meninggal di Muara Kelingi.

Sumber : forclime.files.wordpress.com
Sumber : forclime.files.wordpress.com

Keunikan lainnya di Kecamatan Muara Kelingi adalah terdapat Hutan Adat Bulian yang terletak di Desa Beliti Jaya. Jika kita berangkat dari pusat Kecamatan Muara Kelingi menuju Desa Beliti Jaya, maka dibutuhkan waktu kurang lebih 1-1,5 jam dengan menggunakan kendaraan roda dua sesuai dengan kondisi jalan. Saat ini hutan ini telah mendapatkan pengawasan dari Dinas Kehutanan Kabupaten Musi Rawas. Banyak ditemukan pohon Ulin, atau yang disebut dengan kayu besi atau kayu hitam oleh warga Muara Kelingi. Kayu ini sudah sangat langka dan sulit ditemukan di daerah lain. Tidak kurang dari 20 ribu batang kayu ulin ditemukan di Hutan Adat Bulian ini, dan saat ini kawasan Hutan Adat Bulian menjadi kawasan yang dilindungi oleh Pemerintah Kabupaten Musi Rawas.

Sumber : https://forclime.files.wordpress.com/2014/07/ulin3.jpg
Sumber : https://forclime.files.wordpress.com/2014/07/ulin3.jpg

Kota Kecil Kecamatan

Mengapa saya sebut sebagai kota kecil? oleh karena itu adalah sebuah doa dan harapan saya suatu saatnya nanti Kecamatan Muara Kelingi akan menjadi sebuah kota kecamatan yang representatif bagi masyarakatnya. Baik sebagai kota pendidikan, kota bisnis, dan kota budaya. Saya sendiri telah tinggal dan menetap di Muara Kelingi sejak tahun 2004 silam.

Sebuah doa dan harapan. Saat ini Kecamatan Muara Kelingi menjadi satu-satunya wilayah kecamatan di Kabupaten Musi Rawas yang telah memiliki lembaga pendidikan paling lengkap mulai dari jenjang SD, SMP/MTs, SMA/MA/SMK dengan status negeri. Catat ya, status negeri agar tidak salah dimengerti. Ini artinya lembaga-lembaga pendidikan itu berada di bawah binaan dan naungan langsung pemerintah pusat, provinsi dan pemerintah daerah kabupaten.

Sumber : kemdikbud.go.id
Sumber : kemdikbud.go.id

Untuk jenjang pendidikan dasar dari RA/TK, SD, sampai SMP, menjadi tanggung jawab Pemda Kabupaten. Sementara untuk jenjang  menengah atas seperti SMAN dan SMKN berada dibawah binaan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Khusus madrasah dari jenjang MIN, MTsN, MAN di bawah naungan Kementerian Agama RI dan hanya tinggal MIN yang belum dimiliki di Kecamatan Muara Kelingi.

Sumber : kemdikbud.go.id
Sumber : kemdikbud.go.id

Sumber : kemdikbud.go.id
Sumber : kemdikbud.go.id

Merujuk data yang ada di Kantor Camat Muara Kelingi, hingga saat ini terdapat 5 (lima) SMA Negeri, 1 (satu) SMK Negeri , 1 (satu) MA Negeri, dan 1 (satu) MTs Negeri. Untuk sekolah dasar, ada  4 (empat) SD Negeri, serta 1 TK Calon Negeri di lingkungan Kelurahan Muara Kelingi. Uniknya, khusus madrasah, MTs Negeri dan MA Negeri satu-satunya yang dimiliki Kabupaten Musi Rawas berada di Kecamatan Muara Kelingi dan tidak dimiliki oleh 14 kecamatan lainnya di wilayah Kabupaten Musi Rawas, sampai saat ini.

Sumber : kemdikbud.go.id
Sumber : kemdikbud.go.id


Untuk urusan bisnis, di Kecamatan Muara Kelingi terdapat dua minimarket yaitu Indomaret yang berdiri sejak 2018 lalu. Gedung pertama bersebelahan dengan Kantor Polsek Muara Kelingi, dan satunya lagi bersebelahan dengan Kantor Bank BRI Unit Cabang Muara Kelingi. Selain toko-toko pribadi mulai dari toko manisan, elektronik, spare part kendaraan roda dua, grosir pakaian, warung makan, mini cafe, toko buah, dan warung-warung kelontong lainnya berjajar di sepanjang Jalan Lintas Sekayu menuju ibu Kota Provinsi Palembang

Bank BRI Unit Muara Kelingi
Bank BRI Unit Muara Kelingi

Sementara gedung perbankan pemerintah sebagai penyokong usaha masyarakat menengah kecil dan mikro di Muara Kelingi terdapat 3 bank utama yaitu Bank BRI Unit Cabang Muara Kelingi, Bank Mandiri, dan Bank Sumsel Babel Syariah. Ketiga Bank ini menjadi sumber finansial bagi usaha masyarakat dan sebagai bank penyalur program-program kemasyarakatan dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat

Bank Mandiri Muara Kelingi
Bank Mandiri Muara Kelingi

Bank Sumsel Babel Syariah Muara Kelingi 
Bank Sumsel Babel Syariah Muara Kelingi 

Bicara budaya, Kecamatan Muara Kelingi telah menjadi salah satu icon kegiatan “Pacu Biduk”, yakni perlombaan adu cepat dayung biduk di Sungai Musi yang berada di Kecamatan Muara Kelingi. Satu biduk umumnya diisi oleh dua orang pendayung. Event ini diadakan setiap memperingati kegiatan HUT RI oleh Panitia dari kecamatan. Selain itu, dalam kurun waktu sejak tahun 2012, Kecamatan Muara Kelingi menjadi salah satu destinasi (persinggahan) dari Peserta Lomba International Triboatton mengarungi Sungai Musi yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Mengapa? Kerena Kecamatan Muara Kelingi berada di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Musi. 

Sumber : tribunnews.com
Sumber : tribunnews.com

Meskipun setiap tahunnya masyarakat harus berjibaku melawan banjir yang datang dari luapan Sungai Musi di Muara Kelingi. Nah, itu secuil gambaran tentang kota kecil Kecamatan Muara Kelingi dimana saya kini tinggal. Meski tidak semaju kecamatan lain di Kabupaten Musi Rawas, doa dan harapan suatu masanya nanti Muara Kelingi menjadi  pusat pendidikanbisnis, dan budaya untuk memajukan peradaban dan pembangunan manusia khususnya di Kabupaten Musi Rawas. 

Sumber : sindonews.com
Sumber : sindonews.com

Semoga Sobat Lage mendapatkan informasi yang cukup tentang kota kecil kecamatan kami. Salam Literasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun