Mohon tunggu...
Imam Suhairi
Imam Suhairi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir di Sumenep Madura dan Besar di Madura. Hanya sebagai guru biasa di salah satu SMA Negeri di Sumenep http://www.imam-suhairi.blogpsot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kartini Buruh, Kartini Politisi, Kartini Koruptor?

21 April 2012   10:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:19 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini mungkin sangat ekstrim dengan idealitas kartini. Kartini adalah nama yang disimbolkan sebagai sosok perempuan Indonesia yang berdaya di tengah keterpurukan, berteriak, di tengah himpitan kedigdayaan sosial politik kekuasaan yang tidak berpihak.  Setiap tanggal 21 April, Hari Kartini diperingati oleh bangsa ini. Bentuk memperingati bermacam-macam, mulai dari lomba-lomba yang melibatkan kaum ibu atau hanya seremonial.

Kartini dimodikasi oleh kekuatan politik penguasa (pada saat itu: orde baru) untuk selalu diingat sejarahnya, sebagai pejuang dan pahlawan perempuan yang memperjuangkan emansipasi perempuan. Kartini dalam pergerakannya telah menjadi simbol kekuatan politik perempuan untuk memberdayakan diri.

Pada konteks selanjutnya, Kartini tidak hanya disanjung tetapi juga sosok yang harus ditiru dan dipedomani dalam setiap gerak perempuan Indonesia.  Perempuan Indonesia telah tampil tidak sejajar dengan kaum pria, tetapi juga telah mampu menjadi pemimpin dalam masyarakat, baik dalam jabatan politik maupun pemerintahan. Namun, di belahan lain tidak sedikit perempuan Indonesia yang masih terkungkung kemiskinan, ketidakberdayaan politik, dan sejumlah ketertinggalan lainnya.

Kartini kita tidak hanya tampil sebagai kaum ningrat ( dengan kebaya keraton dengan segala kecukupan ekonominya), tetapi tidak jarang kartini-kartini yang bermandikan keringat dan darah demi sesuap nasi di negeri seberang sebagai TKW. Kartini kita menyingsingkan baju dengan peluh menjadi buruh tani, bangunan, dan pemecah batu hanya untuk makan hari itu. Namun, di dunia yang lain, juga kita saksikan kartini kita berubah wujud jadi politisi dan pejabat publik. Hal lain yang mencengangkan kartini telah menjadi seorang koruptor? Mengeruk anggaran negara untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.

Tentu kita tidak ingin lihat kartini melarat dengan segala ketertindasannya, tetapi juga kita tidak ingin menyaksikan kartini kita menghalalkan segala cara untuk mencapai kepentingan pribadi dan kelompoknya. Kartini yang kita dambakan adalah sosok yang sederhana, jujur, anggun, dan lembut serta berkepribadian Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun