Mohon tunggu...
Imam Sudrajat
Imam Sudrajat Mohon Tunggu... Konsultan - easy going

Making good life sense...

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Traveling ke Pulau Dua Balantak Kembaran Pulau Padar Labuan Bajo

25 Oktober 2020   17:30 Diperbarui: 25 Oktober 2020   20:44 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 

Beginikah rasanya orang yang memiliki hobby berpelesiran, tapi sekarang harus menahan diri karena pandemi? Menahan dari rayuan ombak di lautan yang menari-nari seakan-akan menggoda diri untuk pergi, mengabaikan bujukan gunung yang mengajak untuk di daki. "Aarrrggghhh!,,, Jiwa petualang ku meronta -- ronta". Rasanya tak tahan untuk pergi dan rasanya ingin pandemi ini segera lari menjauh dan tak ada lagi. Beginikah rasa rindu kepada keindahan alam di negeri ini.

Dan akhirnya setelah beberapa tempat wisata di berbagai daerah ditutup, termasuk di Kabupaten Banggai -- Provinsi Sulawesi Tengah, yang pada bulan -- bulan lalu beberapa tempat wisata disini juga sempat ditutup, akhirnya kini dibuka kembali namun dengan syarat para pelancong harus mematuhi protokol kesehatan, seperti menggunakan masker dan membawa hand sanitizer serta usahakan menggunakan transportasi yang aman, sebisa mungkin menerapkan physical distancing atau jaga jarak dengan orang lain . 

Wuiihh, akhirnya diperbolehkan lagi bepergian, ibarat kata pepatah "pucuk dicinta ulam pun tiba" saya menanti-nantikan momen yang di damba-dambakan untuk sekedar refreshing. Kini akhirnya tempat wisata dibuka kembali. Dan pada kesempatan kali ini, saya memilih untuk melancong ke Pulau Dua yang berada di Kecamatan Balantak Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah.

Kabupaten Banggai adalah Kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi Tengah dengan Ibu Kotanya adalah Luwuk, Kabupaten ini tepatnya berada di lengan timur pulau sulawesi. Dan Pulau Dua adalah salah satu ikon wisata di Kabupaten ini, sampai ada anggapan "Belum ke Luwuk, kalo kita belum ke Pulau Dua". 

Sebegitu menarik kah pulau dua? Maka dari itu untuk traveling sekarang saya memutuskan untuk kesana. Pulau ini terletak di Desa Kampangar Kecamatan Balantak yang berjarak sekitar 120 km dari Luwuk. Aksesnya cukup mudah, jika anda berasal dari luar Pulau Sulawesi, anda bisa menggunakan pesawat komersil yang biasa transit di Makassar maupun di Palu kemudian nyambung lagi dengan menggunakan pesawat ke Luwuk. 

Di pulau ini terdapat wisata pemandangan alam yang indah berupa perbukitan dan pantai pasir putih dan juga surga bawah laut dengan berbagai macam jenis terumbu karang yang bisa dinikmati dengan cara snorkeling maupun diving.

bukit-pulau-dua-5f95811ad541df5918792342.jpeg
bukit-pulau-dua-5f95811ad541df5918792342.jpeg
Jika kita sudah berada di Luwuk, dan ingin mengeksplore pariwisata  Pulau Dua Balantak, kita bisa menggunakan beberapa pilihan transprotasi. Untuk transportasi umum tersedia dari Terminal Boyou di Luwuk yang rutenya langsung ke Pantai Kawasan Pulau Dua di Desa Kampangar Kecamatan Balantak. 

Sedangkan alternatif transportasi lain adalah dengan menggunakan mobil rental yang banyak tersedia di Luwuk dengan estimasi waktu tempuh dari Luwuk untuk sampai Ke Balantak sekitar tiga sampai empat jam. Kalau saya kemarin menggunakan transportasi rental mobil untuk mempercepat waktu dan agar lebih leluasa dalam perjalanan.

Hanya saja pada saat kemarin posisi saya sedang berada di Toili, sebuah kecamatan di Kabupaten Banggai, yang mana membutuhkan waktu kurang lebih lima sampai enam jam untuk sampai di Pulau Dua, jadi jika ingin mengejar cuaca di Pulau Dua yang adem, tidak terlalu terik, harus berangkat pagi-pagi. Baiklah kalau begitu, saya putuskan untuk berangkat dini hari disaat matahari masih dalam peraduannya, sekitar jam 2. 30 dini hari saya bergegas dari Toili ke Pulau Dua,

Dan akhirnya sekitar jam delapan (8) pagi, kami pun sampai di Pantai Kawasan Wisata Pulau Dua di Desa Kampangar. Sampai disini kami terlebih dahulu singgah di sebuah kedai di pinggir pantai milik Pak Made yang merupakan pengelola wisata di Pulau Dua dan juga koordinator pariwisata di Pulau Dua. 

Sambil menikmati kelapa muda dan pemandangan pantai serta laut yang menawan dan Pulau Dua terlihat dari kejauhan, Brrr... nikmat tuhan mana lagi yang kau dustakan? Menikmati kelapa muda, sambil memandang pemandangan alam nan indah.

kampangar-5f9580e98ede48139631fcc2.jpeg
kampangar-5f9580e98ede48139631fcc2.jpeg
Sebelum menyebrang kami sempat berbincang -- bincang dengan Pak Made, menurutnya ada beberapa jenis Perahu yang bisa digunakan untuk ke pulau dua dari yang berbahan kayu maupun fiber (speed), yang ditempuh dengan waktu kurang dari lima belas menit dengan biaya 350.000 rupiah untuk pulang -- pergi, per perahu biasanya memuat sekitar sepuluh orang sekaligus dari pantai Kawasan Pulau Dua di Desa Kampangar sampai ke Pulau Dua yang berjarak sekitar 2 mil laut. 

Di kedai ini juga ternyata bisa memesan catering atau membeli bekal untuk makan siang selama berada di tempat wisata Pulau Dua. Dengan berbagai pilihan menu, waktu itu kami memesan sayur lilin dan ikan bakar yang merupakan makanan khas daerah sini.. Waaahh...., jadi jangan takut kelaparan di pulau dan makin bikin ga sabar untuk eksplore Pulau Dua nih...  Cuuuuss!, Let's go! saya dan beberapa pengunjung lain pun bergegas ke Perahu yang akan membawa kita ke Pulau Dua.

Kembaran Pulau Padar Labuan Bajo

Di sepanjang perjalanan pemandangan laut yang biru dan perbukitan pulau dua yang sangat indah, sangat memanjakan mata kami. Jreengg,, akhirnya sampai juga, setibanya di Pulau Dua kami langsung dibuat takjub dengan pemandangan alam disini, pantainya bersih berpasir putih, kemudian di bukitnya ada rerumputan yang berwarna keemasan, dan punggung bukit berupa tanjakan yang terlihat seperti miniatur pulau padar yang ada di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

Hanya saja pulau dua berukuran lebih kecil dan mungkin mereka kakak beradik, kakaknya Pulau Padar yang lebih dahulu muncul dan terkenal dan ini adiknya yang berukutan lebih kecil, mungkin kalau kota sebutannya "sister city", kalau kedua pulau ini disebut "sister island", karena kemiripan bentang alam dan juga perbukitannya, hehehe... Oh iya disini juga terdapat spot memancing, soalnya  ada juga yang memilih pergi memancing dengan hasil ikannya adalah kerapu dan tuna.

kolase foto pribadi
kolase foto pribadi
Tidak ingin kehilangan momen di Pulau ini, kami pun langsung mendokumentasikan dengan berswa foto dan beberapa teman -- teman yang lain membuat instagram story dan sebagainya untuk berbagi kebahagiaan saat berada di Pulau ini.Bukankah berpelesiran adalah sebagian dari pada wujud rasa syukur kita kepada Tuhan Pencipta Alam?.

Kemudian untuk sampai ke puncak bukit, kita harus menaiki tangga dengan jumlah 353 anak tangga sampai di tiang bendera, dan untuk tangga turun sampai ke cottage ada 447, jadi jika ditotal ada kurang lebih 800 anak tangga jika sampai turun ke Cottage yang berada disisi timur pulau yang juga merupakan 'pick up point' tempat penjemputan perahunya nanti setelah selesai. 

Kami berjalan menaiki tangga -- tangga yang telah tersedia di pulau ini. Wiiiihh setelah sampai di puncak bukitnya kami berfoto di bawah Sang Saka Merah Putih, yang sengaja ditancapkan diatas puncak bukit pulau ini, dengan background pemandangan alam yang sangat indah, yang tak kalah menarik dengan tempat wisata lainnya. 

Setelah itu kami pun terus menapaki anak tangga demi anak tangga, dan akhirnya kami sampai di area Cottage, setelah kami eksplore lebih jauh tempat ini, ternyata dibelakang cottage terdapat "Lagoon" atau sekumpulan air asin yang terperangkap di pulau yang terhalang karang, batu dan pasir serta dikelilingi bakau.

dokpri
dokpri
Para pengunjung dibuat takjub dengan pemandangan yang terhampar yang memanjakan mata, pulau dengan pasir putihnya, gradasi air laut yang berwarna biru muda, biru tua dan hijau toska yang airnya seakan-akan memanggil-manggil untuk menikmati keindahannya. 

Kemudian rindangnya pepohonan yang bisa dijadikan tempat berteduh dan beristirahat saat terik matahari. Bagi anda yang kesana hanya  sekedar untuk menikmati suasana pulau sambil beristirahat, bisa dengan mengikat Hammock di antara pepohonan yang rindang ditambah dengan semilirnya angin sepoi-sepoi.

pulau-2-5f95813d8ede48371331ae83.jpeg
pulau-2-5f95813d8ede48371331ae83.jpeg
Sementara itu teman-temanku ada yang bikin barbeque acara masak memasak sosis dan bakso dengan menggunakan nisting yang sengaja dibawa sembari menikmati kopi ditemani alunan gitar dan menyanyikan lagu kesukaan.. Waaaah suasana ini jarang sekali ditemukan kalau kita sedang di kota. Sungguh suasana yang langka dan tak terlupakan.

Sementara itu  untuk alat snorkeling dan kamera underwater biasanya para pengunjung menyewa di tempat penyewaan alat snorkeling yang berada di Luwuk, karena di Desa Kampangar sendiri belum memiliki alat tersebut.  Setelah kami memasang semua alat snorkeling dari kacamata, snorkle, kaki katak (Fin), kami langsung masuk kedalam pelukan air laut. Saya mengeksplore alam bawah lautnya dengan berenang dan snorkeling.

pulau-dua-5f95580f8ede4872ed49e3d2.jpg
pulau-dua-5f95580f8ede4872ed49e3d2.jpg
Saya melihat kondisi alam bawah lautnya pun tak kalah "amazing", "Te ada lawan", kata orang Saluan yang artinya tidak ada lawan dalam bahasa banggai dan saluan, suku mayoritas disini. Disaat yang sama, saya mendapati banyak terumbu karang yang masih terjaga dan berbagai jenis spesies ikan seperti : nemo, dan ikan terumbu karang lainnya. Waaahh ini benar-benar seperti "Sepercik Surga di Sulawesi Tengah!!".

Hanya saja, pemandangannya yang sudah bagus tidak dibarengi dengan sarana dan prasarana yang bagus juga. Fasilitas di Pulau ini tidak terawat. Karena ketika kami kesana pada Oktober 2020, kami melihat fasilitas -- fasilitas seperti gazebo, toilet, cottage, ruang meeting dan cafe sudah tak terawat lagi dan rusak. 

Jika stakeholders di Kabupaten Banggai sadar wisata semestinya perlu dilakukan pembenahan dan peningkatan. Selain itu juga hal yang perlu ditambahkan dan dibenahi adalah terkait zona berenang dan snorkeling serta dibuatkan pembatas zona agar para pengunjung merasa aman dan nyaman saat berada di pulau ini. Bila perlu, lakukan benchmarking atau studi banding dengan Pulau Padar yang merupakan kembarannya Pulau Dua di Labuan Bajo. 

Kalau di Labuan Bajo ada spot "Manta Point" yakni tempat melihat ikan pari di laut yang menjadi nilai tambah sebuah kawasan wisata. Hal ini juga bisa diterapkan di Pulau Dua dengan menggali lagi kira-kira potensi dan kearifan lokal apa yang bisa dijadikan "value added" kawasan wisata. Namun demikian patut kita sadari bahwa lain ladang lain ilalang, lain lubuk lain ikannya. 

Jadi kira-kira apa yang perlu dikembangkan kedepannya disesuaikan dengan potensi dan kearifan lokal di daerah itu, supaya Pulau Dua makin terkenal. Selain itu tetap harus ada "diferensiasi" atau pembeda antar kawasan wisata namun tetap bisa dijual dan memberikan nilai tambah. 

Disaat yang sama dari segi infrastuktur, akses jalan dari Luwuk ke Desa Kampangar dibeberapa spot akses jalannya terlalu sempit hanya cukup dilewati satu mobil dan satu motor merupakan salah satu kendala, dan mungkin bisa dicarikan alternatif solusi dengan cara diperlebar. Dan padahal jika semua itu dibenahi mungkin bisa meningkatkan antusiasme para wisatawan yang hobby menikmati pemandangan alam yang masih bersih, suci bak seorang perawan.

Akhirnya setelah kurang lebih enam (6) jam kami menikmati pesona Pulau dua dari pukul 09.00 sampai 15.00, tak terasa waktu sudah menunjukkan mulai senja, kami pun bergegas kembali ke pantai desa Kampangar, sebagian ada yang masih ber-swa foto, ada yang mandi bilas, setelah berenang dan snorkeling, dengan suplai air yang terbatas dan sebagian menikmati sajian sore berupa kopi dan teh hangat sembari berbincang -- bincang dengan Pak Made, terkait fasilitas yang tidak terurus di Pulau Dua.

Menurutnya fasilitas cottage tersebut mulai tidak terurus sejak tahun 2019 yang lalu.  Mudah -- mudahan kedepannya fasilitas di pulau dua bisa terawat lagi dan kami bisa ke pulau ini lagi. Setelah semua selesai, kami pun bergegas kembali ke Luwuk untuk melepas rasa lelah yang terbayar tuntas dan bercampur perasaan bahagia setelah seharian pergi melancong ke surga wisata Pulau Dua Balantak Kabupaten Banggai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun