Mohon tunggu...
Imam Sudrajat
Imam Sudrajat Mohon Tunggu... Konsultan - easy going

Making good life sense...

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Hembusan Angin Segar dari Sektor Hulu Migas

25 Agustus 2018   23:05 Diperbarui: 26 Agustus 2018   01:09 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ditengah fluktuatifnya harga minyak dunia yang saat ini pada angka 75,65 USD dan sebelumnya sempat anjlok pada April 2018 di angka 63,83 USD, serta target lifting migas yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2018 adalah 800 ribu BOPD, namun sementara saat ini baru mencapai 771 ribu BOPD, dari selisih target dan produksi yang masih jauh ini membuat sebagian besar kalangan tidak yakin bahwa target tersebut akan dapat tercapai. Hal ini terjadi karena sebagian besar lapangan minyak yang ada saat ini merupakan lapangan tua. Seperti sebelumnya yang dilansir Tempo, Kepala Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas (SKK Migas) Amien Sunaryadi, mengatakan bahwa : "Sumur tua pasti produksi decline, supaya menjaga keseluruh decline dilakukan pengeboran baru, kalau pengeboran tidak sesuai target, produksi juga tidak bisa tercapai". 

Namun dengan segala upaya dan ikhtiar, kini hembusan angin segar datang dari sebuah lapangan minyak yang terbilang cukup tua yaitu di Jatibarang Field yang sudah dikembangkan sejak tahun 1970. Jatibarang Field sendiri berada pada 10 struktur yaitu Sturktur Jatibarang, Waled Utara, Gantar, Tugu Barat, Sindang, Karangbaru, Cemara, Kandanghaur, Randegan dan Xray.

Tepatnya setelah Hari Raya Idul Adha 1439 H pada tanggal 20 Agustus 2018, telah ditemukan cadangan migas baru pada kedalaman 2517 meter di sumur AMJ-001 yang terletak di Desa Bulak Lor, Kecamatan Jatibarang Kabupaten Indramayu, yang dapat menambah produksi sekitar 1700 BOPD, dengan ini diharapkan dapat membantu menambah capaian produksi di sektor hulu migas.

Saat ini hulu migas masih memegang peran penting untuk menopang dan menambah ketersediaan cadangan migas, yang dimana saat ini masih terjadi disparitas yang sangat jauh antara produksi dan konsumsi di dalam negeri. Dengan adanya penemuan ini diharapkan dapat memperkecil disparitas tersebut.

Dalam perjalanannya penemuan ini tidaklah singkat dan mudah, dan tidak sedikit pula ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang terjadi, mulai dari Eksplorasi yang meliputi studi geologi, studi geofisika, survei seismik, dan pengeboran eksplorasi yang merupakan tahap awal dari seluruh kegiatan usaha hulu migas. Kegiatan ini bertujuan untuk mencari cadangan migas baru. Kemudian jika hasil eksplorasi menemukan cadangan migas yang cukup ekonomis untuk dikembangkan, kegiatan itu akan berlanjut dengan aktivitas produksi.

Selanjutnya proses produksi yang merupakan aktivitas mengangkat kandungan migas ke permukaan bumi. Aliran migas akan masuk ke dalam sumur, lalu dinaikkan ke permukaan melalui tubing (pipa salur yang dipasang tegak lurus). Biasanya pada sumur yang baru berproduksi, proses pengangkatan ini dapat memanfaatkan tekanan alami alias tanpa alat bantu. Namun, apabila tekanan formasi tak mampu memompa migas ke permukaan, maka dibutuhkan metode pengangkatan buatan.

Migas yang telah diangkat akan dialirkan menuju separator (alat pemisah minyak, gas dan air) melalui pipa salur. Separator akan memisahkan air dan minyak (liquid), serta gas dan impurity. Kemudian air diinjeksikan kembali ke dalam sumur, sedangkan minyak dialirkan menuju tangki pengumpul. Sementara untuk impurity atau komponen gas yang bisa membahayakan manusia dan lingkungan hidup akan dibakar atau diinjeksikan ke sumur. Sedangkan gas dialirkan melalui pipa untuk kemudian dimanfaatkan atau dibakar tergantung pada jenis, volume, harga, dan jarak ke konsumen gas.

Sementara itu, tercatat sepanjang semester 1 2018 sebanyak 26 rencana pengembangan lapangan (plan of development/POD) diberbagai wilayah di Indonesia dan telah disepakati. Dan diharapkan dapat memberikan tambahan cadangan migas sekitar 580 juta setara barel minyak. Penambahan cadangan tersebut akan berdampak signifikan pada pencapaian rasio penggantian cadangan (reserve replacement ratio/RRR) hingga 148 persen dari target kinerja sebesar 100 persen. Hal ini penting dilakukan untuk mengejar target produksi. 

Demikian sekilas cerita mengenai perjalanan eksplorasi dan produksi migas, semoga kedepan dengan berbagai ikhtiar yang dilakukan dapat menemukan cadangan minyak yang dapat mencukupi kebutuhan, karena hingga saat ini Minyak dan Gas masih menjadi sumber energi utama, dan dibutuhkan bagi bangsa dan negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun