Mohon tunggu...
Imam Subqi
Imam Subqi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pegiat masalah sosial, pendidikan dan keagamaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keterampilan Sosial dalam Pendidikan

26 November 2015   14:22 Diperbarui: 26 November 2015   14:22 4157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keterampilan sosial adalah keterampilan yang diperoleh individu melalui proses belajar yang digunakan dalam berhubungan dengan lingkungannya dengan cara baik dan tepat (Agung Eko Purwana, dkk, 2009: 19). Keterampilan sosial adalah jenis keterampilan yang meliputi keterampilan bekerjasama, gotong royong, tolong menolong, dan sebagainya. Keterampilan ini juga merupakan jenis keterampilan dalam melakukan kegiatan-kegiatan sebagai makhluk sosial untuk memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat. Kosasih Djahiri (Sapriya, 2009: 185) mengemukakan bahwa anak muda perlu turut serta dalam realita kehidupan bukan hanya sebagai penonton, melainkan langsung sebagai pelaku. Namun sebelum dan selama proses partisipasi tersebut, para remaja perlu dibina, dijembatani, dan dibimbing sehingga tidak akan terjadi suatu gap (kesenjangan) yang terlalu lebar antara generasi baru dan lama.


Lebih lanjut Kosasih Djahiri (2009: 186) mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kegiatan partisipasi sosial diantaranya: Kegiatan kemasyarakatan yang melibatkan siswa/remaja memiliki kegunaan timbal balik baik bagi siswa/remaja maupun masyarakat setempat; Kegiatan tersebut akan mendapat bantuan/dukungan pihak lain sepanjang kegiatan itu bersifat positif; kegiatan tersebut akan merangsang, membantu, dan mengembangkan intelektual, etika, dan moral siswa/remaja; Kegiatan partisipasi sosial akan membentuk siswa memiliki kematangan dan kemampuan untuk bekerja di masyarakat; serta agar kegiatan tersebut berhasil guna maka program pembelajaran hendaknya disusun sercara sistematis, teroganisir sehingga sesuai dengan tingkat pengetahuan, kemampuan dan perkembangan siswa.


Keterampilan sosial merupakan kemampuan untuk menciptakan hubungan sosial yang serasi dan memuaskan, penyesuaian terhadap lingkungan sosial dan memecahkan masalah sosial yang dihadapi serta mampu mengembangkan aspirasi dan menampilkan diri, dengan ciri saling menghargai, mandiri, mengetahui tujuan hidup, disiplin dan mampu membuat keputusan. Keterampilan sosial dapat berupa keterampilan komunikasi, manajemen marah, solusi konflik, situasi berteman dan menjadi bersama dengan teman kerja (co-worker) dan teman sekamar (Anwar, 2006:30).


Menurut Prabowo dan Faridah Nurmaliah (2013:202) keterampilan sosial meliputi; keterampilan berkomunikasi dan bekerjasama. Kecakapan berkomunikasi meliputi kecakapan berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Kecakapan berkomunikasi memiliki indikator antara lain: 1) kemampuan mendengar dengan empati; 2) kemampuan menyampaikan gagasan dengan empati; 3) kecakapan berkomunikasi dengan teknologi; 4) kemampuan meyakinkan orang lain; dan 5) keberanian mengemukakan pendapat. Kecakapan bekerjasama memiliki indikator antara lain: 1) ringan tangan dalam membantu orang lain; 2) menghargai pekerjaan orang lain; 3) mengambil tanggungjawab dari tugasnya. Kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama akan menjadikan seseorang mampu bekerja dalam kelompok dan akan menjadi teman kerja yang menyenangkan, karena akan mampu membangun semangat komunalitas yang harmonis.


Dari beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa keterampilan sosial memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup dan bekerjasama, keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain, keterampilan untuk saling berinteraksi antara satu dengan yang lain, saling bertukar pikiran dan pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota kelompok. Keterampilan sosial merupakan salah satu komponen dari pendidikan kecakapan hidup (life skill) yang harus dimiliki seseorang agar dapat menjalankan kehidupannya secara baik sebagai makhluk individu maupun sosial.

Caldarella dan Merrell (dalam Gimpel & Merrell, 1998) mengemukakan 5 (lima) dimensi yang terdapat dalam keterampilan sosial, yaitu: (1) Hubungan dengan teman sebaya (Peer relation), ditunjukkan melalui perilaku yang positif terhadap teman sebaya seperti memuji atau menasehati orang lain, menawarkan bantuan kepada orang lain, dan bermain bersama orang lain. (2) Manajemen diri (Self-management), merefleksikan remaja yang memiliki emosional yang baik, yang mampu untuk mengontrol emosinya, mengikuti peraturan dan batasan-batasan yang ada, dapat menerima kritikan dengan baik. (3) Kemampuan akademis (Academic), ditunjukkan melalui pemenuhan tugas secara mandiri, menyelesaikan tugas individual, menjalankan arahan guru dengan baik. (4) Kepatuhan (Compliance), menunjukkan remaja yang dapat mengikuti peraturan dan harapan, menggunakan waktu dengan baik, dan membagikan sesuatu. (5) Perilaku assertive (Assertion), didominasi oleh kemampuan kemampuan yang membuat seorang remaja dapat menampilkan perilaku yang tepat dalam situasi yang diharapkan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun