Tetapi Morata yang memiliki karakter kuat, mau mengambil penalti, meskipun risikonya gagal. Dan perlu diingat, Morata tetap bisa mengukir catatan positif pada laga ini, karena dia resmi menjadi pemain Spanyol dengan gol terbanyak di Piala Eropa, sebanyak 6 gol, menyalip catatan milik Fernando Torres dengan 5 gol.
Di akhir tulisan ini, mari kita sudahi untuk selalu menyalahkan orang per orang dari tim sepak bola yang telah kalah. Kesalahan dan kegagalan bisa terjadi oleh siapa saja dan di mana saja. Mari kita hargai setiap tetes keringat yang mengucur dari para pemain. Tak ada yang bisa menjamin tim favorit juara akan selalu meraih juara.Â
Ingat, selalu ada campur tangan "Tuhan" di dalamnya, yang disebut "dewi fortuna". Semua pemain, bahkan para penonton pun percaya itu. Jika tak percaya, cobalah lihat ekspresi semua orang seisi stadion ketika drama adu penalti berlangsung.
Wajah dan tangan-tangan mereka sering menengadah ke langit, mulut tak berhenti berucap dan berdoa, berharap keajaiban terjadi. Mereka ingin Tuhan memihak dan memenangkannya. Tetapi yang pasti, Tuhan punya otoritas sendiri untuk menentukan tim yang menang dan yang akan kalah.
Kekecewaan dan kepedihan sudah pasti dialami oleh tim yang kalah. Hujan air mata sudah menjadi pemandangan biasa di lapangan hijau. Karena trofi dan gelar juara selalu menjadi daya pikat dan impian setiap pemain. Terpenting, kekalahan yang sekarang dialami, harus menjadi pelajaran berharga untuk lebih mempersiapkan diri ke depannya. Laga-laga yang lebih menantang sudah pasti menanti. "Jadi, pulanglah dengan kepala tegak para pemain yang hebat!"
Catatan Euro 2020 oleh Imam Subkhan, pengidola CR7, tinggal di Karanganyar, Jawa Tengah.
Ditulis tanggal 7 Juli 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H