Belajarlah Menghargai dari Setiap Tetes Keringat
Jujur saja, saya tak setuju dengan publik atau netizen, termasuk para suporter masing-masing negara yang dibela Morata dan Mbappe, dengan menjadikan kedua pemain ini sasaran umpatan dan cacian.Â
Meskipun ada andil penyebab kekalahan tim, tetapi bukan satu-satunya penyebab kegagalan, karena masih banyak faktor yang berpengaruh ketika pertandingan sepak bola di lapangan berlangsung. Bahkan yang bikin tak habis pikir, para suporter sampai membawa persoalan ini ke keluarganya.Â
Seperti diketahui sebelumnya, akibat tampil buruk di beberapa pertandingan Euro 2020, keluarga Morata mendapat ancaman bahkan disumpahi mati oleh para pendukung Spanyol. "Kok jadi ngeri begini dampaknya!"
Para suporter hanya melihat dari satu sisi saja, yaitu "kegagalan dan kekalahan". Mereka tak lagi bisa melihat dengan jernih semangat dan perjuangan para pemain di lapangan.Â
Semua pemain tak terkecuali, telah bekerja maksimal, memeras keringat, dan berpikir keras untuk bisa mengalahkan lawan. Rasa lelah, tekanan mental, terkadang rasa sakit yang mendera karena benturan dengan para pemain lawan, tak lagi mereka hiraukan. Mereka harus jatuh bangun untuk bisa menguasai bola dan meraih kemenangan di setiap laga.Â
Tekad dan harapan mereka sama, yaitu ingin membawa nama harum negaranya. Saya yakin, mereka tak ada yang ingin menjadi pecundang, atau menjadi musuh dalam selimut untuk negaranya sendiri.
Morata dan Mbappe sudah bekerja keras dengan dedikasi tinggi di setiap laga yang dilakoni. Kedua pemain ini sangat taat terhadap arahan pelatihnya. Mereka pun telah berlatih sepanjang waktu untuk mempersiapkan penampilan terbaiknya. Hanya saja ketika sudah berbicara hasil, maka sulit untuk bisa menjamin sebuah tim sepak bola selalu menang, dan pemain bintang selalu akan bikin gol dan rekor.Â
Karena untuk bisa menang, bukan saja dibutuhkan kemampuan dan kehebatan para pemainnya, tetapi juga strategi bermain, kerja sama tim, instruksi tim pelatih, serta faktor "keberuntungan". Oleh karena itu, kegagalan sebuah tim tak bisa hanya fokus pada person ke person pemain, tetapi harus dilihat secara keseluruhan, termasuk tim manajemen, bahkan organisasi sepak bola yang memayunginya.
Saya kira, para suporter Spanyol harus meniru apa yang dilakukan oleh pelatihnya, Luis Enrique, seusai kekalahan timnya. Menurutnya, Morata telah menunjukkan performa yang luar biasa, jadi layak untuk dipuji dan dihargai.Â
Morata tetap ingin mengambil tendangan penalti, padahal ada masalah otot yang dialami. Dan sekali lagi, jangan dibayangkan bahwa setiap pemain yang di lapangan mau dan berani untuk mengambil tendangan penalti. Banyak yang menghindari dan menolaknya, karena tak kuat mental.Â