Mohon tunggu...
Imam Subkhan
Imam Subkhan Mohon Tunggu... Penulis - Author, public speaker, content creator

Aktif di dunia kehumasan atau public relations, pengelola lembaga pelatihan SDM pendidikan, dan aktif menulis di berbagai media, baik cetak maupun online. Sekarang rajin bikin konten-konten video, silakan kunjungi channel YouTube Imam Subkhan. Kreativitas dan inovasi dibutuhkan untuk menegakkan kebenaran yang membawa maslahat umat. Kritik dan saran silakan ke: imamsubkhan77@gmail.com atau whatsapp: 081548399001

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar Menerima Kekalahan, Karakter yang Perlu Diajarkan Sejak Dini

27 Mei 2019   13:11 Diperbarui: 27 Mei 2019   14:02 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya mengutip sebuah artikel yang relevan dengan permasalahan ini, yakni dari klikdokter.com, yang berjudul "7 Kiat Mengajarkan Anak Menerima Kekalahan".

Menurut para ahli, bahwa menanamkan sikap menerima kekalahan sangat baik bagi perkembangan anak. Di satu sisi, mereka akan bisa mengevaluasi apa yang menyebabkan dia gagal, di sisi lain, anak memahami pentingnya bersikap adil atau menghargai hasil yang sudah terjadi.

Masih menurut sumber ini, sebaiknya kita jangan membiarkan anak menjadi pribadi yang mau menang sendiri ketika sudah dewasa. Dan jangan biarkan anak menjadi sosok yang menghalalkan segala cara ketika berkompetisi.

Nah, berikut ini cara atau kiat mengajarkan anak untuk bisa menerima kekalahan:

1. Pentingkan proses, jangan hasil

Sebagai orang tua, kita jangan sampai mementingkan hasil. Jika anak kalah, lebih baik evaluasi dan diskusikan dengan anak apa yang telah terjadi.

"Anda bisa sampaikan kepada anak-anak bahwa tidak masalah kalau kalah. Sebut bahwa dia sudah berusaha dan ke depannya harus perbaiki diri," misalnya seperti itu.

2. Perbaikan dirinya jauh lebih penting

Ajari anak untuk memperbaiki diri usai kekalahan. Jangan lupa untuk apresiasi setiap kemajuan yang anak lakukan atau yang dialami. Dengan mengapresiasi setiap perbaikan yang dialami anak, anak menjadi tahu bahwa sebenarnya dia tidak seburuk yang dipikirkannya.

3. Terus semangati anak

Sebaiknya kita jangan sekali-kali membicarakan keburukan atau kekurangan anak ketika dia kalah. Semangatilah dia untuk memperbaiki diri dan kesempatan masih terbuka lebar, untuk bisa mendapatkan hasil yang lebih lagi ke depannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun