Baru-baru ini, diluncurkan buku biografi yang mengisahkan kehidupan Ir Joko Widodo, akrab disapa Jokowi, presiden Republik Indonesia ke-7, berjudul Jokowi Menuju Cahaya, karya Alberthiene Endah, dan diterbitkan oleh Tiga Serangkai Solo. Entah ini sudah buku yang ke berapa yang mengisahkan tentang sosok Jokowi yang begitu fenomenal. Saya tertarik untuk ikut serta nimbrung berkomentar atau sekadar berpendapat tentang kemunculan buku ini yang cukup viral di media sosial saat peluncurannya di Jakarta kemarin (13 Desember 2018).
Menurut saya, buku ini terasa luar biasa, karena diterbitkan oleh penerbit kawakan, yang selama ini bergelut dengan buku-buku pelajaran sekolah, yaitu penerbit Tiga Serangkai (TS), yang beralamat di kota kelahiran Jokowi, yakni Surakarta atau Kota Solo.
Sudah diketahui, Tiga Serangkai telah berkiprah di dunia penerbitan dan percetakan buku, selama 60 tahun lebih. Hampir semua sekolah di daerah-daerah di Indonesia sudah terambah buku terbitan TS ini. Bahkan sekarang sudah merambah ke luar negeri. Reputasi TS sebagai lembaga penerbitan buku sudah tak diragukan lagi.
Selama ini, penerbit yang juga menghasilkan buku-buku bergenre umum ini menggunakan jasa penulis-penulis profesional yang handal dan kompeten, serta didukung oleh para editor yang mumpuni dari berbagai lingkup keilmuan. Sehingga dari sisi isi maupun dari tata bahasanya sangat enak dan layak untuk dibaca dan ditelaah.
Alberthiene Endah (AE), adalah salah satu penulis andalan Tiga Serangkai, yang kali ini juga menulis biografi sosok Jokowi. Bahkan ini yang kedua kalinya. Jika sebelumnya menulis Jokowi ketika dari Wali Kota Solo menjadi Gubernur DKI Jakarta, dan kali ini kembali menulis Jokowi saat sudah 4 tahun memimpin Indonesia. Tidak kurang dari 5 buku biografi yang telah ditulis oleh penulis berkelas internasional ini di Tiga Serangkai.
Sosok AE adalah penulis perempuan yang begitu detail dan mendalam untuk menggali semua informasi dari sosok atau tokoh yang dituliskannya. Bahkan, yang tidak tersampaikan di lisan pun oleh sang tokoh, mampu dibacanya dengan sangat baik. Dari ekspresi wajah, gesture, mimik, gerakan tangan, gerakan tubuh, cara berbicara, cara berjalan, cara bekerja, dan semua aktivitas keseharian sang figur bisa digali, dikembangkan, dinarasikan, dan dituturkan dengan sangat detail, spesifik, mendalam, dan sesuai kenyataannya.
AE selalu bisa mengampil poin-poin penting di setiap denyut dan nafas sang tokoh dalam berkiprah. Dengan bangunan kalimat-kalimat yang indah, terstruktur, mengalir, ringan, dan gaya bertutur namun lugas, Â sungguh membuat pikiran dan hati pembaca masuk ke dalam narasi ceritanya.
Tak heran jika AE telah mampu menghasilkan tak kurang dari 50-an buku biografi tokoh-tokoh nasional yang populer di Indonesia, mulai dari pejabat, artis, atlet, pengusaha, politisi, seniman, musisi, hingga tokoh-tokoh yang punya pengaruh di masyarakat. Oleh karena itu, menurut saya, seorang AE sangat tepat dan layak untuk menulis sosok Jokowi yang notabene seorang presiden saat ini yang kali ini juga berikhtiar untuk mencalonkan kembali memimpin negeri.
Penerbit Ikut Bereuforia Politik?
Memang sejak diluncurkannya buku Jokowi ini, ada beberapa pertanyaan kritis yang mengarah kepada penerbit Tiga Serangkai, yaitu mengapa menerbikan buku Jokowi di momentum jelang pemilihan presiden tahun 2019? Apakah TS sedang melakukan politik praktis dan pragmatis dengan ikut-ikutan mendukung salah satu calon atau kandidat presiden? Apakah TS sedang berusaha mendekat dengan elite politik dan elite pemerintahan demi kepentingan bisnis? Apakah TS telah menanggalkan idealisme tentang penulisan dan penerbitan buku-buku berkualitas dengan hanya berorientasi pada penyajian tokoh-tokoh politisi yang fenomenal? Dan pertanyaan yang lebih menukik lagi, apakah TS sedang ingin menceburkan diri ke dalam dunia politik dengan ikut beraliansi pada kubu calon tertentu?
Pertanyaan-pertanyaan itu wajar untuk dialamatkan ke TS terkait peluncuran buku Jokowi. Tetapi tidak serta-merta kita bisa berasumsi dan beropini liar seperti itu. Kita harus cerdas dan jeli dalam membaca pergerakan TS selama ini, terutama para penggagas, pendiri, dan pengelola perusahaan penerbitan ini.