Mohon tunggu...
Imam Subkhan
Imam Subkhan Mohon Tunggu... Penulis - Author, public speaker, content creator

Aktif di dunia kehumasan atau public relations, pengelola lembaga pelatihan SDM pendidikan, dan aktif menulis di berbagai media, baik cetak maupun online. Sekarang rajin bikin konten-konten video, silakan kunjungi channel YouTube Imam Subkhan. Kreativitas dan inovasi dibutuhkan untuk menegakkan kebenaran yang membawa maslahat umat. Kritik dan saran silakan ke: imamsubkhan77@gmail.com atau whatsapp: 081548399001

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Manusia dengan Reputasi Dunia Akhirat, Sebuah Renungan dari Haul Habib Ali Solo

8 Januari 2018   11:07 Diperbarui: 8 Januari 2018   18:33 1777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini dan besok (8-9 Januari 2018) adalah puncak acara Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi di Solo, yang terpusat di Pasar Kliwon. Ribuan bahkan ratusan ribu jemaah hadir dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan tak sedikit dari luar negeri. Tujuan mereka datang, tak lain untuk berdoa, berzikir, mengingat kematian, berselawat, dan ingin mendapatkan keberkahan serta ketenangan hidup dengan berkumpul bersama orang-orang saleh, para ulama, dan para habib.

Mereka datang tanpa diundang, apalagi diprovokasi. Panitia pun tidak perlu repot-repot membuat media promosi untuk diviralkan di media sosial. Mereka datang dengan penuh keikhlasan, demi menjaga spiritualitas yang tetap menghujam di dada. Menurut data, jumlah jemaah haul dari tahun ke tahun selalu bertambah. Maka tak heran, jika Kota Solo yang sempit ini menjadi bertambah sempit saja. "Kemacetan" yang dimaklumi terjadi di mana-mana, karena pengalihan arus.

Hotel berbintang maupun melati hampir semuanya penuh, apalagi yang dekat dengan lokasi haul. Lahan-lahan parkir semua terisi dengan bus-bus besar dan mobil pribadi. Para tukang becak pun sumringah, dengan bolak-balik mengangkut jemaah dari penginapan ke lokasi acara. Pedagang baju dan penyedia kuliner pun tak luput dari kesibukan melayani para jemaah haul yang membeli. Bahkan, menurut Humas Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo, bahwa kegiatan haul memiliki efek yang paling besar secara perekonomian dibandingkan dengan event-event lain di Kota Solo.

Luar biasa bukan? Tetapi itu hanyalah efek secara duniawi. Padahal dari peringatan haul ini, secara substansinya adalah berbicara kesalehan dan kebaikan yang dimiliki oleh seseorang, yang tak lain adalah Sosok Habib Ali yang masyhur. Haul adalah kegiatan untuk memperingati hari wafatnya seorang ulama atau tokoh agama yang besar. Sebagaimana diketahui, Habib Ali wafat pada tanggal 20 Rabiul Tsani 1333 Hijriah atau 1913 Masehi, dan dimakamkan di dekat Masjid Riyadh, Hadhramaut, Yaman. Sedangkan makam yang ada di kompleks Masjid Riyadh, Gurawan, Pasar Kliwon, Solo adalah makam keturunan Habib Ali, yakni makam Habib Alwi bin Ali Al Habsyi, serta diapit dua makam lainnya, Habib Anis bin Alwi Al Habsyi dan Habib Ahmad bin Alwi Al Habsyi. Tiga makam inilah yang dijadikan tempat para peziarah untuk memanjatkan doa, termasuk sebagai titik pusat kegiatan haul tiap tahunnya. Beliau adalah sosok guru dan ulama besar yang memiliki karisma, karamah, dan akhlak yang tinggi. Karya besarnya adalah mengarang Kitab Maulid Simtud Durar yang berisi uraian sejarah dan hikmah kelahiran, perjuangan, dan akhlak mulia Rasulullah, Muhammad saw. Kalimat-kalimat yang indah dan syarat makna tertuang dalam kitab ini. Kitab ini semakin populer di kalangan Nahdliyin, apalagi di momentum bulan Maulid Nabi. Semua orang membaca dan memahami isi kitab Simtud Durar, untuk bisa mencintai dan meneladani Rasul.

Itulah yang saya maknai sebagai reputasi sesungguhnya, yaitu sebuah pencapaian prestasi hidup oleh seseorang yang mampu membawa kemaslahatan besar bagi umat, tidak hanya urusan dunia, tetapi akhirat. Dengan mengenangnya, setiap orang mampu terilhami oleh kebaikan-kebaikannya. Sungguh, saya menyebutnya sebagai manusia langit, yang tak hanya dikagumi di bumi, tetapi diistimewakan oleh penghuni langit, meskipun secara fisik sudah tak bersama kita lagi. Allaahua’lam. #HaulHabibAliSolo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun