Mohon tunggu...
Imam Subkhan
Imam Subkhan Mohon Tunggu... Penulis - Author, public speaker, content creator

Aktif di dunia kehumasan atau public relations, pengelola lembaga pelatihan SDM pendidikan, dan aktif menulis di berbagai media, baik cetak maupun online. Sekarang rajin bikin konten-konten video, silakan kunjungi channel YouTube Imam Subkhan. Kreativitas dan inovasi dibutuhkan untuk menegakkan kebenaran yang membawa maslahat umat. Kritik dan saran silakan ke: imamsubkhan77@gmail.com atau whatsapp: 081548399001

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yuk, Berkreasi Salam "Tos" Untuk Menyemangati Anak Kita

25 Januari 2017   14:49 Diperbarui: 25 Januari 2017   15:03 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mantan Mendikbud Anies Baswedan memberikan salam

Baru tadi pagi, saya mengantar Nadhifa ke sekolah (25/1). Saya sebut nama sekolahnya, SD Negeri 3 Jaten, Karanganyar. Tak jauh dari rumah sih, biasanya malah naik sepeda sendiri. Tetapi berhubung waku sudah hampir jam 07.00, akhirnya saya antar. Nah, persis di depan gerbang sekolah, saya menyaksikan kejadian yang menurut saya luar biasa. 

Mungkin bagi pembaca, kejadian ini sudah biasa, atau bahkan sudah melakukannya setiap hari. Ya, saat itu saya melihat model berpamitan anak sekolah dengan orangtuanya yang cukup unik. Biasanya, yang lazim seperti yang saya lakukan, cukup bersalaman dan cium tangan, kadang ditambah cium pipi atau kening. Tetapi standarnya ya bersalaman.

Nah, yang saya lihat kali ini berbeda. Model bersalamannya dengan variasi salam "tos", dengan menggunakan kedua tangan, seperti layaknya bermain dengan teman sebayanya. Pertama-tama bersalaman seperti biasa, kemudian ditambah gerakan-gerakan lain, seperti menempelkan kedua punggung telapak tangan, beradu jempol tangan, dan diakhiri dengan kata-kata "tos", sembari kedua telapak tangan mereka saling beradu, dan menimbulkan bunyi "plok." 

Setelah itu, dari mulut bapak yang sudah tidak muda lagi (ya, berkisar 50-an tahun usianya), terucap kalimat "Belajar yang pintar ya hari ini, nanti bapak jemput!" Wow, luar biasa bukan? Semua dilakukan tanpa rasa sungkan dan malu. Padahal tak sedikit yang menyaksikan kejadian tersebut. Sayangnya, saya tidak sempat merekam momen itu.

Nah bagi saya, yang selama ini berkecimpung di dunia parenting, hal seperti itu sungguh luar biasa. Karena saya sendiri belum bisa menerapkannya, apalagi bicara konsistensi. Bahkan, kalau pas sedang banyak pekerjaan, saya hanya melepas kepergian anak saya begitu saja, tanpa memandangnya. 

Padahal bagi anak, arti sebuah sentuhan, pelukan, senyuman, dan kata-kata motivasi dari orangtua setiap saat, entah ayah atau ibu, sungguh sangat berarti bagi anak. Mereka akan datang ke sekolah, bertemu dengan guru-guru dan teman-temannya dengan perasaan senang dan penuh semangat. 

Sepulang dari sekolah, mereka akan bercerita banyak, tentang kejadian yang dialaminya. Dan kita sebagai orangtua, harus siap mendengar dan meresponnya dengan penuh perhatian. Maka, mari menjadi orangtua inspiratif bagi anak-anak kita. Masa depan anak kita kelak, tergantung dari sentuhan, pandangan, senyuman, dan ucapan kita saat ini. SEMOGA! 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun