Mohon tunggu...
Imam Solehudin
Imam Solehudin Mohon Tunggu... -

Nama saya Imam Solehudin saya berasal dari kota Purworejo Jawa Tengah. Lahir di Purworejo 15 November 1996. Sekarang menempuh study di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Prodi Ilmu Komunikasi. Seorang dengan hidup yang sederhana yeeee. Fans Superman Is Dead Juga cheers dan Endank Soekamti too88zzt. Tapi jangan lupa follow IG ya : imamimamso :D

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Musik Sebagai Senjata

2 Januari 2016   16:38 Diperbarui: 6 Januari 2017   17:31 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musik sebagai senjata harus dibarengi dengan pengetahuan, tanpa itu tentu menjadi problem. Orang bermusik dengan pengetahuannya memberi dia modal bagi dia untuk berprentensi atas musik yang dia lakukan. Musik yang seperti ini akan menjadi spirit-spirit yang kemudian menjadi energi untuk membuka pandangan pendengarnya akan suatu isi yang terkandung didalamnya. Tanpa itu musik hanyalah ada pada pilihan-pilihan ideologis yang berhenti pada titik komoditi dan tidak akan menjadi senjata apalagi bergerak menuju perubahan.

Jojo

Seorang personil band metal “Down For Life” berpendapat bahwa musik bisa merubah apapun, musik bisa merubah diri kita, dia menyebut itu sebagai revolusi diri. Musik bisa mempengaruhi seseorang untuk berfikir secara logis dan menjadi dirinya sendiri sesuai dengan kemampuan serta apa yang ada dalam pikiran seseorang. Itu yang disebut musik sebagai senjata yang sesungguhnya.

Musik adalah cara menyampaikan sesuatu pesan secara nyaman yang terkesan tanpa menggurui, terserah sang pendengar memiliki reaksi seperti apa dan bagaimana tanggapannya bisa difikirkan masing-masing individu sesuai kemampuan pola pikirnya. Jika tidak mampu untuk menyerap hal tersebut ya jangan dipaksakan. Intinya jadilah dirimu sendiri.

Musik sebagai senjata bagi diri sendiri untuk melewati banyak hal dan lirik-lirik dari Down For Life kebanyakan tentang self revolution dimana kita melewati berbagai masa dan periode. Dengan prinsip dan ide di dalam diri kita maka dari situlah kita bisa berbuat banyak hal.

I Gede Ari Astina

Lebih akrab disapa Jerinx adalah drummer band Superman Is Dead. Sedikit bercerita, SID terbentuk dari tahun 1995, band beraliran punk rock yang berasal dari Pulau Bali ini awalnya adalah band bawah tanah yang menggunakan musik hanya sekedar untuk have fun.  Melihat Indonesia dari kacamata Pulau Bali membuat SID menganggap bahwa Indonesia adalah negara yang baik-baik saja sehingga tidak ada kepedulian akan kehidupan terhadap isu sosial dan persetan dengan keadaan alam. Setelah berkesempatan mengikuti banyak tur di Indonesia, SID sadar bahwa Indonesia tidak dalam kondisi baik-baik saja. 

Jerinx mengungkapkan bahwa ada banyak sisi edukasi yang terkandung dalam musik bawah tanah di era mainstream. Edukasi itu penting karena dengan itu kita bisa mengerti dan memahami suatu pesan.

Anak muda indonesia banyak dijajah baik secara ideologi, pola pikir dan dalam konteks lainnya. Pada akhirnya SID banyak menciptakan lirik bernada sosio politik agar bisa mengedukasi fans khususnya anak muda supaya tidak terjebak lingkaran yang membuat kita sebagai anak muda di jajah kebodohan secara terus-menerus. Adanya kesenjangan pendidikan, kesenjangan sosial membuat anak muda indonesia mudah diprovokasi dan dipecah-belah.

Hingga saat ini Jerinx bersama dengan SID dalam gerakan “Bali Tolak Reklamasi” terbukti nyata dalam menghadapi musuh-musuhnya. Ini musuh yang sebenarnya bukan hanya dalam lirik saja. Jerinx berkata bahwa musik sebagai senjata itu nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun