Hujan dan kemarau adalah hal yang terus berulang di setiap masa. Ketika kemarau, ada sebagian yang menunggu datangnya hujan. Dan ketika hujan, sebagian orang menunggunya reda. Tidak hujan dan tidak kemarau, ada agenda menunggu.
Ketika kemarau, ia bermimpi jika seandainya hujan maka akan berbuat ini dan itu. Dan ketika hujan, ia juga bermimpi seandainya hujan reda akan melakukan berbagai kebaikan. Tak sadar ia sedang tertidur dan tidak melakukan apa-apa.
Mungkin kita sering mendengar ungkapan-ungkapan, "Saya akan menyumbang masjid sekian juta kalau nanti saya sudah kaya, saya akan menikah kalau sudah penghasilan sekian juta, saya akan a dan b jika sudah ..."
Sadarkah bahwa itu semua adalah kita sedang menunda-nunda untuk berbuat kebaikan. Yang menjadi pertanyaan, apakah benar berbuat baik harus menunggu kaya? Apakah benar memberi harus menunggu ada lebihan? Apakah benar membahagiakan harus dengan harta?
Usah menunggu datangnya hujan atau menunggu hujannya reda. Teruslah berbuat baik, tak usah menunggu waktu. Usah pedulikan kapan hujan dan kapan kemarau. Jika sedang hujan, terobos. Jika kemarau, maka nikmatilah.
Tak usah ikutan lebay karena ini dan itu, teruslah berbuat kebaikan apa pun kondisimu.
Allahu A'lam bishshawab.
Tulisan ini Pernah tayang di dakwatuna.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H